DAFTAR FAQ DAN QNA Direktorat Standardisasi Obat NPPZA
|
Apakah metode agregasi sudah wajib? Jika Ya, apakah diperkenankan jika penerapan metode agregasi untuk produk dengan metode otentikasi hanya mencantumkan kode primer dan sekunder? Dalam hal ini kode primer adalah 2D Barcode yang dicetak pada label kemasan sekunder dan kode sekunder adalah Barcode pada karton box. Hal ini dikarenakan kesulitan jika menerapkan agregasi hingga kode tersier (kemasan palet). |
|
|
Berdasarkan Peraturan Badan POM Nomor 33 Tahun 2018 tentang Penerapan 2D Barcode dalam Pengawasan Obat dan Makanan:
Namun apabila akan melakukan agregasi, maka pelaku usaha wajib menyampaikan kode agregasi yang meliputi kode primer, kode sekunder, dan kode tersier.
Sistem agregasi ini diharapkan akan memudahkan pelaku usaha saat melakukan distribusi obat. Sebagai informasi, saat ini Peraturan Badan POM Nomor 33 Tahun 2018 sedang dalam proses revisi. Dalam rancangan revisi tersebut diatur bahwa Industri farmasi yang menerapkan 2D Barcode dengan metode Otentifikasi wajib menerapkan Sistem Agregasi. Namun, selama revisi tersebut belum diundangkan, maka Peraturan Badan POM Nomor 33 Tahun 2018 masih tetap berlaku.
|
|
|
Bagaimana prosedur pengajuan dispensasi penerapan 2D Barcode? |
|
|
Pengajuan dispensasi penerapan 2D Barcode dilakukan melalui surat resmi yang ditujukan kepada Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif dengan melampirkan data dukung terkait sebagai bahan pertimbangan keputusan terhadap permintaan dispensasi tersebut.
|
|
|
Untuk produk yang diedarkan dengan Emergency Use Authorization (EUA):
|
|
|
|
|
|
Jika kami memiliki produk Obat yang memerlukan penerapan 2D Barcodemetode otentifikasi ini masih menggunakan persetujuan NIE secara manual dan diterbitkan sebelum Peraturan Badan POM Nomor 33 Tahun 2018 diundangkan, mohon informasi Bapak/Ibu mengenai grace periodpenerapan 2D Barcode untuk produk tersebut. |
|
|
Perhitungan grace periode 2D Barcode metode Otentifikasi:
|
|
|
Bagaimana perhitungan grace period 2D Barcode metode identifikasi pada Peraturan Badan POM Nomor 33 Tahun 2018 untuk produk Obat dengan persetujuan manual? |
|
|
Perhitungan Grace periode 2D Barcode metode Identifikasi:
|
|
|
Pada produk impor, apakah penerapan 2D barcode dilakukan oleh importir atau produsen obat? |
|
|
Sesuai ketentuan Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2022 tentang Penerapan 2D Barcode dalam Pengawasan Obat dan Makanan, pencantuman 2D Barcode merupakan kewajiban dan menjadi tanggung jawab pelaku usaha, dalam hal ini adalah industri farmasi pemilik izin edar. Dalam hal produk impor, teknis pencantuman 2D Barcode pada kemasan diserahkan sesuai kesepakatan antara industri farmasi pendaftar (pemilik izin edar) dan produsen asal. Namun, pemilik izin edar harus memastikan bahwa 2D Barcode telah tercantum dan diaktivasi sebelum obat didistribusikan di wilayah Indonesia, serta memenuhi persyaratan/ketentuan lain sebagaimana diatur dalam Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2022.
|
|
|
Ketika 2D barcode sudah diterbitkan pada master box, kemudian saat pengeluaran produk dilakukan tidak dalam 1 master box utuh melainkan ecer (per satuan box). Terkait hal ini, apakah harus diterbitkan 2D barcode baru yang ditempelkan pada master box yang berisi eceran tadi? Kemudian untuk master box dengan 2D barcode lama yang isinya sudah tidak utuh lagi apakah juga diterbitkan 2D barcode lagi? |
|
|
Ketentuan terkait dengan pencantuman 2D Barcode Otentifikasi telah diatur dalam Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2022 tentang Penerapan 2D Barcode dalam Pengawasan Obat dan Makanan sebagai berikut:
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka:
|
|
|
Terkait implementasi 2D barcode otentifikasi pada obat, apakah industri farmasi dapat membuat sendiri dengan mesin koding yang dimiliki? Apabila bisa, bagaimana prosedurnya? |
|
|
Mengacu pada Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2022 tentang Penerapan 2D Barcode dalam Pengawasan Obat dan Makanan:
|
|
Apakah diperbolehkan pendirian Apotek di dalam Rumah Sakit? |
|
|
Sesuai dengan ketentuan dalam Lampiran A.1 (Standar Usaha Apotek) pada Permenkes Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan, salah satu ketentuan dalam pendirian sarana Apotek bahwa sarana Apotek tidak berada di dalam lingkungan Rumah Sakit.
|
|
|
Sesuai dengan Peraturan Badan POM Nomor 24 Tahun 2021, instalasi farmasi hanya dapat melayani resep obat berdasarkan resep dari rumah sakit tersebut. Bagaimana mekanisme pelayanan resep jika rumah sakit mendapatkan permintaan layanan resep dari pasien yang berobat di fasilitas pelayanan kesehatan lain? |
|
|
Sesuai dengan Peraturan Badan POM Nomor 24 Tahun 2021, instalasi farmasi hanya dapat melayani resep obat berdasarkan resep dari rumah sakit tersebut. Hal ini sejalan dengan definisi Rumah Sakit sebagaimana diatur dalam UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit yaitu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Selain itu, berdasarkan Pasal 15 ayat (1) UU Nomor 44 Tahun 2009 juga dinyatakan bahwa rumah sakit harus memenuhi persyaratan kefarmasian salah satunya adalah harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi yang dalam hal ini adalah termasuk obat-obatan. Selain itu, berdasarkan UU berdasarkan aktivitas kegiatan berusaha sebagai dimana diatur dalam peraturan mengenai perizinan berusaha baik di PP Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko maupun di Permenkes Nomor 14 Tahun 2021, entitas usaha yang menyelenggarakan aktivitas kegiatan berusaha berupa perdagangan eceran obat untuk manusia harus memenuhi perizinan sebagai Apotek atau Toko Obat. Terhadap situasi yang Saudara tanyakan, kami dapat menyarankan sebagai berikut:
|
|
|
Bagaimana acuan/regulasi terkait dengan peredaran obat secara daring? Sarana apa saja yang dapat mengedarkan obat secara daring, serta obat-obat apa saja yang dapat diedarkan secara daring? |
|
|
|
|
|
Bagaimana pengelolaan, regulasi dan aturan, serta praktis di pelayanan telefarma? | |
|
Beberapa regulasi yang dapat diacu terkait dengan pelayanan telefarmasi, yaitu:
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian yang diatur dalam Peraturan BPOM Nomor 8 Tahun 2020 maupun Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021, yang dapat menyelenggarakan telefarmasi adalah apotek. Penyerahan obat secara daring oleh apotek dapat menggunakan sistem elektronik yang dimiliki oleh apotek dan/atau yang disediakan oleh Penyelenggara Sistem Elektronik Farmasi (PSEF) dengan memenuhi ketentuan sistem elektronik sebagaimana tercantum dalam peraturan tersebut. Selain ketentuan mengenai sistem elektronik, fasilitas pelayanan kefarmasian, dalam hal ini apotek harus memenuhi ketentuan terkait pelayanan resep, pelaporan pengiriman obat, serta memenuhi ketentuan komoditi obat yang dapat diedarkan secara daring, yaitu yang termasuk dalam golongan obat bebas, obat bebas terbatas dan obat keras. Adapun daftar obat-obat yang tidak diperbolehkan untuk diedarkan secara daring sebagai berikut:
|
|
Untuk registrasi obat baru yang ditujukan untuk penggunaan kalangan terbatas, apakah ada kebijakan khusus terkait uji klinik? |
|
|
Berdasarkan ketentuan pada Peraturan Kepala Badan POM Nomor 24 Tahun 2017 tentang Keriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Badan POM Nomor 13 Tahun 2021, untuk obat baru yang akan beredar di Indonesia harus didaftarkan terlebih dahulu di Badan POM dengan menyerahkan kelengkapan dokumen sesuai dengan kategori Registrasi Obat Baru, termasuk dokumen nonklinik dan klinik. Selanjutnya, terkait permohonan fleksibilitas pemenuhan dokumen nonklinik dan klinik untuk penggunaan obat di kalangan terbatas, Saudara dapat berkonsultasi dengan Direktorat Registrasi Obat. |
|
Apakah peraturan mengenai penggolongan obat berlaku untuk obat kombinasi? | |
|
Ketentuan penggolongan dan kategori obat beserta pembatasannya diatur dalam Permenkes Nomor 28 Tahun 2022 tentang Perubahan Penggolongan, Pembatasan dan Kategori Obat. Pada Permenkes Nomor 28 Tahun 2022, pembatasan ditujukan untuk obat sediaan tunggal yang mengandung zat aktif sebagaimana dalam Lampiran peraturan, kecuali dinyatakan lain seperti pembatasan Triprolidine sebagai Obat Bebas Terbatas dalam sediaan kombinasi dengan Pseudoephedrine. Adapun untuk penggolongan dan kategori obat untuk obat kombinasi, termasuk pembatasan dalam hal kekuatan maupun besar kemasan, dapat mengacu pada regulasi tersebut, namun akan tetap mempertimbangkan komposisi dari obat kombinasi dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Jika dalam satu kombinasi terdapat obat dengan golongan obat yang lebih ketat, maka penggolongan produk obat kombinasi akan mengikuti golongan yang lebih ketat. |
|
Apakah diperbolehkan penggunaan bahan tambahan food grade pada produk obat? |
|
|
Sesuai ketentuan pada Peraturan Kepala Badan POM Nomor 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Badan POM Nomor 15 Tahun 2023, zat tambahan yang digunakan dalam obat harus memenuhi persyaratan spesifikasi dan metode pengujian zat tambahan pada kompendial atau informasi yang setara dari produsen apabila zat tambahan merupakan zat tambahan non-kompendial. Oleh karena itu, zat tambahan yang digunakan sebaiknya merupakan zat tambahan dengan pharmaceutical grade.
|
|
|
Apakah kategori registrasi obat yang dikembangkan dengan metode pembuatan dan bentuk sediaan berbeda dengan inovator? |
|
|
Sesuai dengan ketentuan pada Peraturan Kepala Badan POM Nomor 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Badan POM Nomor 15 Tahun 2023, Obat dengan zat aktif baru, bentuk sediaan baru, kekuatan baru atau kombinasi baru yang belum pernah disetujui di Indonesia dikategorikan sebagai Obat Baru. Mengingat obat dikembangkan dengan metode pembuatan yang berbeda dengan produk yang telah terdaftar, maka produk tersebut dapat dikatakan merupakan bentuk sediaan baru dan termasuk dalam kategori obat baru. Selanjutnya, untuk informasi lebih lanjut mengenai proses registrasi obat, dapat berkonsultasi langsung dengan Direktorat Registrasi Obat.
|
|
|
Apakah ada regulasi yang mengatur tentang ketentuan zat tambahan yang digunakan dalam obat? |
|
|
Sesuai dengan ketentuan pada Peraturan Kepala Badan POM Nomor 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Badan POM Nomor 15 Tahun 2023, eksipien (zat tambahan) yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan tentang bahan tambahan yang berlaku. Mengingat sampai saat ini belum ada regulasi terkait bahan tambahan obat, dapat mengacu pada ketentuan bahan tambahan yang berlaku dan literatur terkait zat tambahan, sebagai contoh: Peraturan Kepala Badan POM Nomor 36 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet. Selain itu, zat tambahan yang digunakan dalam obat harus mempertimbangkan kompatibilitas dengan zat aktif, serta memenuhi persyaratan spesifikasi dan metode pengujian zat tambahan pada kompendial atau informasi yang setara dari produsen apabila zat tambahan merupakan zat tambahan non-kompendial. Oleh karena itu, zat tambahan yang digunakan sebaiknya merupakan zat tambahan dengan pharmaceutical grade.
|
|
|
Apakah ada regulasi yang mengatur ketentuan mengenai standar informasi obat flu dan batuk? |
|
|
Saat ini regulasi mengenai standar informasi obat flu dan batuk masih dalam tahap penyusunan. Oleh karena itu, disarankan pemilihan formula maupun penandaan dapat mengacu pada produk sejenis yang telah terdaftar. Selanjutnya, untuk informasi lebih lanjut mengenai proses registrasi obat, maka dapat berkonsultasi langsung dengan Direktorat Registrasi Obat.
|
|
|
Apakah pengajuan registrasi variasi perpanjangan batas kedaluwarsa obat dapat menggunakan data obat skala pilot? |
|
|
Sesuai dengan ASEAN Guideline on Stability Study of Drug Product, data stabilitas obat yang harus diserahkan pada saat registrasi obat adalah sebagai berikut:
Dengan demikian pengajuan perpanjangan batas kedaluwarsa dapat menggunakan data stabilitas obat skala pilot dengan memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku sesuai dengan Lampiran XVI pada Peraturan Kepala Badan POM Nomor 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Badan POM Nomor 15 Tahun 2023.
|
|
|
Apakah ada pembatasan jenis dan besar kemasan obat yang boleh didaftarkan? |
|
|
Pemilihan sistem kemasan, termasuk jenis dan besar kemasan, harus mempertimbangkan kesesuaian sistem kemasan yang digunakan untuk penyimpanan, transportasi (pengiriman), dan penggunaan obat, meliputi pemilihan bahan kemasan, perlindungan terhadap pengaruh kelembaban dan cahaya, kompatibilitas antara bahan kemasan dan obat, termasuk interaksi obat dengan kemasan, leaching, keamanan bentuk kemasan, dan ketepatan dosis pemberian dari alat yang digunakan sebagai bagian obat jadi jika ada. Selain itu, juga harus mempertimbangkan dosis terapi yang diperlukan, batas dosis maksimal yang digunakan, tujuan dan lama pengobatan, serta produk sejenis yang telah disetujui. Selanjutnya, untuk informasi lebih lanjut mengenai proses registrasi obat, dapat berkonsultasi langsung dengan Direktorat Registrasi Obat.
|
|
|
Bagaimana ketentuan mengenai data stabilitas obat jadi? |
|
|
Sesuai dengan Peraturan Kepala BPOM Nomor 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan BPOM Nomor 15 Tahun 2023:
Berdasarkan hal tersebut, maka data stabilitas obat minimal harus skala pilot, sehingga perlu ditetapkan besar bets skala komersial (produksi) dan besar bets skala pilot.
|
|
|
Bagaimana penamaan obat generik dan acuannya? |
|
|
Sesuai ketentuan pada Pasal 6 Peraturan Kepala BPOM Nomor 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan BPOM Nomor 15 Tahun 2023, nama Obat yang diregistrasi dapat menggunakan nama generik atau nama dagang. Nama generik Obat yang diregistrasi mengacu pada International Nonproprietary Names for Pharmaceutical Substances (INN) yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) atau nama yang ditetapkan dalam program kesehatan nasional.
|
|
|
Bagaimana ketentuan mengenai stabilitas obat setelah kemasan dibuka (beyond use date)? |
|
|
Berdasarkan Peraturan Kepala BPOM Nomor 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan BPOM Nomor 15 Tahun 2023:
Sesuai dengan ASEAN Guideline on Stability Study of Drug Product, BUD (Beyond Use Date) atau batas penggunaan setelah wadah dibuka, termasuk dalam parameter pengujian in-use stability, yang bertujuan untuk memberikan informasi penandaan untuk penyiapan, kondisi penyimpanan dan periode penggunaan produk multi dosis setelah kemasan dibuka, rekonstitusi atau pengenceran (dilution) dari suatu larutan, misalnya injeksi antibiotik dalam bentuk serbuk injeksi. In-use stability harus didesain semirip mungkin untuk memberikan gambaran penggunaan obat oleh konsumen, termasuk volume isi dari kemasan dan pengenceran atau rekonstitusi sebelum penggunaan. Pada interval tertentu sesuai petunjuk penggunaan, sejumlah obat harus dipindahkan menggunakan metode penggunaan yang dipakai dan tercantum pada informasi produk. In-use stability harus dilakukan sepanjang masa penyimpanan setelah dibuka yang diajukan. Penetapan kondisi penyimpanan dan batas kedaluwarsa produk (shelf life), termasuk batas kedaluwarsa produk setelah dibuka oleh BPOM, dilakukan berdasarkan hasil evaluasi data stabilitas obat yang diserahkan. Sesuai dengan Lampiran X dan XI Peraturan Kepala BPOM Nomor 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Badan POM Nomor 15 Tahun 2023, batas kedaluwarsa/ stabilitas termasuk dalam informasi minimal yang harus dicantumkan pada informasi produk dan label, termasuk batas penggunaan setelah direkonstitusi atau setelah wadah dibuka (in-use stability) berdasarkan data in-use stabiliity, khususnya untuk obat multi dosis dan obat yang penggunaannya memerlukan proses rekonstitusi atau pengenceran, sebagai bentuk informasi bagi konsumen dalam penggunaan obat. Selanjutnya, dalam hal pengajuan desain pengujian dan masa simpan setelah wadah dibuka (in use stability), dapat berkonsultasi kepada Direktorat Registrasi Obat dengan menyerahkan kajian mandiri beserta data dukung.
|
|
|
Apakah obat dengan izin edar yang telah habis masa berlakunya dan dalam proses registrasi ulang dapat diedarkan? | |
|
Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan POM Nomor 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Badan POM Nomor 15 Tahun 2023:
Maka, berdasarkan ketentuan di atas:
|
|
|
Pada Peraturan Badan POM Nomor 15 tahun 2023 terkait perubahan kategori variasi minor untuk jenis perubahan "Perubahan/Penambahan Produsen Zat Tambahan" salah satu dokumen persyaratan adalah "Data uji disolusi terbanding (UDT) minimal 1 bets skala pilot antara obat dengan produsen zat tambahan yang diajukan dengan yang disetujui (sesuai ketentuan)". Apakah yang dimaksud dengan "sesuai ketentuan" ini? | |
|
Keterangan "sesuai ketentuan" pada data uji disolusi terbanding minimal satu bets skala pilot antara Obat dengan produsen zat tambahan yang diajukan dengan yang disetujui, dipersyaratkan untuk eksipien yang dapat mempengaruhi pelepasan obat maupun obat dengan zat aktif yang diwajibkan uji bioekivalensi. Sebagai informasi, dapat merujuk regulasi lain terkait registrasi variasi, seperti Guidance for Industry - Scale-Up and Postapproval Changes: Chemistry, Manufacturing, and Controls, In Vitro Dissolution Testing, and In Vivo Bioequivalence Documentation, dll. |
|
Apakah makna dari sistem penomoran yang digunakan pada Nomor Izin Edar (NIE) obat? |
|
|
Sesuai dengan ketentuan pada Peraturan Kepala Badan POM Nomor 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Badan POM Nomor 15 Tahun 2023, setiap Obat yang beredar di Indonesia harus memiliki Nomor Izin Edar (NIE). Obat yang telah memiliki NIE dapat dipastikan memenuhi standar keamanan, mutu, khasiat serta memiliki informasi yang lengkap serta tidak menyesatkan. NIE untuk obat yang dikeluarkan oleh Badan POM terdiri dari 15 digit dengan kombinasi sebagai berikut:
Sebagai contoh, obat dengan NIE DKL1234567890A1 memiliki arti obat merupakan obat keras dengan merek dagang yang diproduksi di dalam negeri (lokal). Untuk mengetahui informasi obat terdaftar di Indonesia yang telah mendapatkan NIE, dapat diakses melalui laman resmi Badan POM https://cekbpom.pom.go.id.
|
|
|
Apakah ada ketentuan khusus terkait klim penandaan obat? |
|
|
Sesuai dengan ketentuan pada Pasal 47 Peraturan Kepala Badan POM Nomor 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Badan POM Nomor 15 Tahun 2023, evaluasi informasi produk dan label mengacu pada:
|
|
|
Bagaimana ketentuan pencantuman eksipien (zat tambahan) pada kemasan? |
|
|
Sesuai Peraturan Kepala BPOM Nomor 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan BPOM Nomor 15 Tahun 2023:
Informasi mengenai Daftar Eksipien termasuk dalam informasi minimal yang harus dicantumkan dalam Ringkasan Karakteristik Produk/Brosur. Informasi minimal terkait Daftar Eksipien yang harus dicantumkan dalam informasi produk adalah seluruh komponen Obat yang tidak mempunyai efek farmakologis (seluruh zat tambahan yang terdapat dalam Obat), termasuk pelarut yang ada dalam produk obat (seperti penggunaan alkohol dalam sediaan eliksir). Pengecualian dalam hal zat tambahan yang digunakan hilang selama proses pembuatan (misal pelarut zat aktif yang akan hilang pada proses granulasi), dapat tidak dicantumkan dalam informasi produk, namun tetap dilakukan kontrol mutu obat berupa uji residu pelarut jika dipersyaratkan. |
|
Bagaimana ketentuan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) untuk mengajukan Surat Keterangan Impor (SKI) bahan baku obat? | |
|
Tidak ada ketentuan khusus mengenai informasi minimal yang harus tercantum dalam sertifikat CPOB produsen bahan obat. Adapun beberapa informasi utama yang dievaluasi pada saat pengajuan permhonan SKI bahan obat mencakup:
Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan BPOM Nomor 26 Tahun 2022 tentang Pengawasan Pemasukan Bahan Obat dan Makanan ke Dalam Wilayah Indonesia, persyaratan permohonan SKI bahan baku obat diantaranya yaitu dokumen sertifikat CPOB milik produsen bahan obat yang masih berlaku saat bahan obat tersebut diproduksi atau dokumen lain yang setara, yang dikeluarkan oleh otoritas pengawas obat setempat dan/atau otoritas pengawas obat negara lain. Tidak ada ketentuan khusus mengenai jangka waktu minimal masa berlaku sertifikat CPOB. Selain itu, sertifikat CPOB tidak perlu dilegalisir. Terkait dengan sertifikat CPOB (GMP) dalam proses renewal/resertifikasi, sebagai dokumen pelengkap dapat menggunakan dokumen bukti proses renewal/resertifikasi CPOB (GMP) dari otoritas pengawas obat terkait, atau dokumen lain yang setara yang dikeluarkan oleh otoritas pengawas obat setempat dan/atau otoritas pengawas obat negara lain. Dalam hal persyaratan dokumen lembar data keamanan dan/atau spesifikasi bahan untuk pengajuan SKI bahan baku obat, dokumen berupa informasi yang menunjukkan sifat/tingkat hazardous dari bahan dan cara penanganan (handling), atau sering disebut sebagai Material Safety Data Sheet (MSDS). Untuk informasi lebih lanjut terkait persyaratan teknis impor bahan obat, dapat berkonsultasi dengan Direktorat Pengawasan Keamanan, Mutu, dan Ekspor Impor Obat NPPZA sebagai Unit Penyelenggara Pelayanan Publik penerbitan SKI BPOM (Komoditi Obat dan Bahan Obat).
|
|
|
Terkait dengan bahan baku obat dengan pemasukan melalui mekanisme SAS yang tidak boleh digunakan untuk komersialisasi, jika terdapat sisa bahan baku, apakah bahan baku tersebut tidak boleh digunakan untuk pembuatan produk komersial? | |
|
Pada Peraturan BPOM Nomor 30 Tahun 2022 tentang Pemasukan Obat dan Bahan Obat melalui Mekanisme Jalur Khusus (Special Access Scheme), salah satu kriteria yang wajib dipenuhi dalam pemasukan Obat dan Bahan Obat melalui SAS yaitu bukan untuk kepentingan komersial. Selain itu, persetujuan SAS yang diberikan juga melekat pada tujuan penggunaan sesuai dengan permohonan. Terkait hal tersebut, jumlah bahan obat yang akan didatangkan, misal untuk penelitian dan pengembangan produk, harus sesuai dengan kebutuhan sebagaimana tercantum dalam proposal penelitian yang menjadi salah satu dokumen persyaratan pengajuan permohonan. Dalam hal terdapat sisa penggunaan, maka harus dimusnahkan dan dilaporkan dengan mencantumkan informasi sebagaimana diatur dalam Lampiran huruf D mengenai laporan pemusnahan sisa obat dan bahan obat SAS.
|
|
|
Dalam pengajuan SAS untuk keperluan bahan pembanding (reference standard), apakah tetap harus menyampaikan protokol pemakaian bahan, rincian pemakaian bahan, dan sertifikat CPOB? | |
|
Berdasarkan definisi pada Peraturan BPOM Nomor 30 Tahun 2022, bahan pembanding/ baku pembanding termasuk dalam bahan obat yang diatur ketentuannya dalam peraturan. SAS bahan obat hanya dapat digunakan untuk keperluan penelitian, pengembangan produk dan/atau ilmu pengetahuan, serta donasi. Salah satu persyaratan umum pengajuan SAS adalah sertifikat CPOB dari produsen obat dan/atau bahan obat yang masih berlaku, atau dokumen lain yang setara yang dikeluarkan oleh otoritas pengawas obat setempat dan/atau otoritas pengawas obat di negara lain. Selain itu, pemohon yang mengajukan permohonan persetujuan SAS bahan obat juga harus memenuhi persyaratan dokumen sebagai berikut:
Oleh karena itu, protokol pemakaian bahan, rincian pemakaian bahan, dan sertifikat CPOB tetap harus disampaikan untuk pengajuan permohonan SAS bahan pembanding (reference standard).
|
|
|
Apakah terdapat regulasi Badan POM yang relevan untuk dapat dijadikan pedoman pada ekspor obat produk jadi? Apabila suatu produk obat dengan formula tertentu hanya akan diekspor, maka diperlukan persetujuan khusus ekspor. Apabila suatu produk obat yang diproduksi dan diedarkan di Indonesia telah memiliki persetujuan izin edar (atau NIE) dan rencana juga akan diekspor, apakah dapat mengajukan persetujuan ekspor dengan menggunakan dokumen obat yang beredar di Indonesia? Selain itu, apakah untuk produk ekspor wajib dilakukan pembuatan Certificate of Pharmaceutical Product (CPP) ke Badan POM? | |
|
Regulasi yang dapat diacu terkait ekspor obat antara lain:
Untuk ekspor produk obat dengan formula tertentu yang hanya ditujukan untuk ekspor, dapat mengajukan surat persetujuan khusus ekspor sebagaimana diatur dalam Pasal 19 Peraturan Badan POM Nomor 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat. Sedangkan untuk ekspor produk obat yang diproduksi dan diedarkan di Indonesia yang telah memiliki persetujuan izin edar (dengan formula yang sama persis), dapat mengajukan Surat Keterangan Ekspor Obat/Certificate of Pharmaceutical Product (CPP) dengan persyaratan pengajuan sebagaimana dalam pada butir a. Pengajuan dokumen tersebut dapat diajukan kepada Direktorat Registrasi Obat.
|
|
|
Terkait pemasukan obat ke Indonesia dari luar negeri sebagai inovator untuk proses registrasi obat yang memerlukan uji bioekivalensi, apakah industri farmasi (manufaktur obat) dapat memasukkan obat dari luar negeri secara langsung? Jika bisa, bagaimana skema untuk pemasukan/impor obat tersebut? Adakah jumlah maksimum obat yang dapat diimpor? | |
|
Pemasukan obat/bahan obat untuk tujuan penelitian atau pengembangan produk dapat dilakukan melalui mekanisme jalur khusus / Special Access Scheme (SAS). Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 43 Peraturan Badan POM Nomor 26 Tahun 2022 tentang Pengawasan Pemasukan Bahan Obat dan Makanan ke Dalam Wilayah Indonesia dan Pasal 37 Peraturan Badan POM Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pengawasan Pemasukan Obat dan Makanan ke Dalam Wilayah Indonesia, bahwa pemasukan obat dan bahan obat untuk keperluan tertentu (antara lain keperluan penelitian dan pengembangan produk) dilakukan melalui mekanisme jalur khusus / special access scheme. Ketentuan lebih lanjut terkait persyaratan dan teknis tata cara pemasukan obat dan bahan obat melalui mekanisme jalur khusus/special access scheme sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan POM Nomor 30 Tahun 2022 tentang Pemasukan Obat dan Bahan Obat Melalui Mekanisme Jalur Khusus (Special Access Scheme/SAS), yaitu:
|
|
|
Terkait importasi, apakah PBF bahan baku obat bisa melakukan importasi obat jadi dengan melewati regulasi SAS untuk pengujian di industri farmasi? | |
|
Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 37 Peraturan Badan POM Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pengawasan Pemasukan Obat dan Makanan ke Dalam Wilayah Indonesia, pemasukan obat yang belum memiliki izin edar untuk keperluan tertentu (antara lain keperluan penelitian dan pengembangan produk), maka dilakukan melalui mekanisme jalur khusus / Special Access Scheme (SAS). Ketentuan lebih lanjut terkait persyaratan dan teknis tata cara pemasukan obat dan bahan obat melalui mekanisme jalur khusus/special access scheme sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan POM Nomor 30 Tahun 2022 tentang Pemasukan Obat dan Bahan Obat Melalui Mekanisme Jalur Khusus (Special Access Scheme/SAS), yaitu:
Adapun ketentuan lebih lanjut terkait dengan sertifikat Cara Distribusi Obat yang Baik, sesuai dengan ketentuan dalam Lampiran huruf A.8 Peraturan Badan POM Nomor 10 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Obat dan Makanan, ruang lingkup Sertifikat Distribusi Obat yang Baik meliputi obat, bahan obat, produk rantai dingin, narkotika, psikotropika, prekursor farmasi, dan/atau obat-obat tertentu yang sering disalahgunakan, sesuai kategori produk yang dikelola yang diberikan, masing-masing dalam 1 (satu) sertifikat. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa:
Untuk informasi terkait dengan sertifikasi CDOB, dapat berkonsultasi langsung dengan Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan ONPP.. Untuk informasi lebih lanjut terkait importasi obat penelitian melalui jalur Special Access Scheme (SAS), dapat berkonsultasi langsung ke Direktorat Registrasi Obat. |
|
Bagaimana ketentuan perubahan line produksi sediaan yang sama dengan sertifikat CPOB sama? |
|
|
Sesuai ketentuan Peraturan BPOM Nomor 10 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Obat dan Makanan pada Lampiran A.5 Standar dan Persyaratan Sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik, perpindahan line produksi selama masih dalam satu fasilitas (sertifikat CPOB) berupa perubahan fungsi ruangan tanpa disertai perubahan kelas kebersihan dan/atau dengan perubahan peralatan dapat dilakukan setelah menyampaikan notifikasi kepada Kepala BPOM. Namun, apabila perpindahan/perubahan tersebut disertai dengan perubahan kelas kebersihan yang lebih tinggi atau penambahan ruangan maka perubahan tersebut harus dilakukan inspeksi terlebih dahulu oleh BPOM. Dalam hal perubahan tersebut memerlukan inspeksi BPOM, dapat berkonsultasi kepada Direktorat Pengawasan Produksi Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor.
|
|
|
Apakah pelulusan untuk produk impor dapat dilakukan tanpa re-testing? Apabila persyaratan dokumen registrasi terpenuhi, tersedia quality statement bahwa produsen produk menjamin produk stabil selama masa edar produk, dan setiap kali pemasukan produk dilengkapi dengan sertifikat analisis obat pada setiap batch, sertifikat compliance terhadap kesesuaian GMP dan batch record serta telah dilakukan audit ke produsen produk, apakah ini cukup sebagai justifikasi Industri Farmasi tidak perlu melakukan re-testing terhadap sertifikat analisis yang dikeluarkan dari produsen produk? |
|
|
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Industri Farmasi pengimpor wajib menjamin produk memenuhi persyaratan mutu dan melakukan pelulusan mutu produk. Namun demikian, terkait produk tersebut merupakan Obat Impor yang sudah dilengkapi sertifikat analisis dari produsen produk, pelulusan mutu produk dapat dilakukan melalui reviu dokumen tanpa harus dilakukan pengujian ulang (re-testing). Informasi lebih lanjut terkait teknis persyaratan pemasukan/impor produk dapat menghubungi Direktorat Pengawasan Keamanan, Mutu, dan Ekspor-Impor ONPPZA.
|
|
|
Bagaimana prosedur konsultasi lay out fasilitas produksi baru ke Badan POM? Apakah tersedia konsultasi online atau offline? Dokumen apa saja yang harus disiapkan? |
|
|
Untuk konsultasi lay out fasilitas produksi baru, dapat mengajukan konsultasi/pertanyaan mengenai hal tersebut kepada Direktorat Pengawasan Produksi Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor.
|
|
|
Apakah diperbolehkan Nomor Izin Edar (NIE) tidak tercetak tetapi di-inkjet print pada kemasan blister obat (bersama informasi MD, ED, dan Nomor bets)? |
|
|
Terkait penulisan NIE pada kemasan obat menggunakam inkjet print, beberapa hal yang perlu dicermati adalah sebagai berikut:
|
|
|
Bagaimana ketentuan tentang re-labelling dan re-packing (pengemasan sekunder) untuk produk biologi impor dalam kemasan primer? |
|
|
Berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 34 Tahun 2018 tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik pada Bab 3 tentang Bangunan dan Fasilitas, mungkin diperlukan bangunan-fasilitas dan peralatan yang terdedikasi untuk kegiatan pengolahan dan/atau pengemasan guna mengendalikan risiko dari beberapa obat yang tergantung dari tingkat risiko. Fasilitas tersendiri dipersyaratkan untuk pembuatan obat yang berisiko karena:
Hal ini termasuk untuk produk yang dapat menimbulkan alergi dari bahan yang menimbulkan sensitisasi tinggi (misal betalaktam), preparat biologis (misal dari organisme hidup), dan produk lain seperti hormon tertentu (misal hormon seks), sitotoksika tertentu, produk mengandung bahan aktif tertentu berpotensi tinggi serta pembuatan produk non-obat. Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka perlu dilakukan penilaian risiko mutu terhadap proses pembuatan produk, untuk menilai seberapa besar risiko yang bisa dikendalikan dan bagaimana pengendalian risiko tersebut, seperti jenis produk biologi, cara penanganan produk yang pecah atau tumpah, dsb. Apabila telah dilakukan penilaian risiko mutu, dan proses re-labeling dan re-packing produk biologi dilakukan di luar fasilitas produk biologi, maka sesuai dengan ketentuan pada Peraturan BPOM Nomor 10 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaran Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Obat dan Makanan, terutama pada Lampiran A.5 tentang Standar dan Persyaratan Sertifikasi CPOB, proses penambahan aktivitas produksi pada fasilitas produksi nonsteril dan steril hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Kepala BPOM. Untuk informasi lebih teknis mengenai hal tersebut, dapat berkonsultasi ke Direktorat Pengawasan Produksi Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor.
|
|
|
Bagaimana ketentuan pemasok bahan baku obat, baik zat aktif maupun eksipien? |
|
|
Sesuai dengan ketentuan pada Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik, pada Bab IV mengenai Operasional butir 4.1, fasilitas distribusi harus memperoleh pasokan obat dan/atau bahan obat dari pemasok yang mempunyai izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Jika obat dan/atau bahan obat diperoleh dari fasilitas distribusi lain/industri farmasi/industri non-farmasi, maka fasilitas distribusi wajib memastikan bahwa pemasok mempunyai izin serta menerapkan prinsip CDOB/CPOB. Berdasarkan ketentuan ini, jika pengadaan bahan baku obat bersumber dari luar negeri, maka hendaklah diperoleh langsung dari produsen bahan baku di luar negeri atau dapat melalui distributor dari luar negeri yang dapat menunjukan bukti keagenan dari produsen bahan baku dan salinan sertifikat GMP dari produsen bahan baku. Informasi lebih lanjut terkait ketentuan kualifikasi pemasok bahan baku obat, dapat berkonsultasi dengan Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor.
|
|
|
Terkait pemusnahan produk Obat-obat Tertentu, baik sediaan cair maupun solid di Industri Farmasi, bagaimana prosedur/alur pengajuan secara teknis hingga pengundangan saksi? apakah produk cair/solid dapat dimusnahkan dalam keadaan utuh bersama dengan kemasan primer hingga tersiernya dalam incinerator? Apakah terdapat ketentuan-ketentuan lainnya? |
|
|
Untuk permintaan saksi pemusnahan obat, Pemohon dapat mengirimkan surat undangan permintaan saksi ditujukan kepada Balai Besar/Balai POM setempat, namun tidak ada ketentuan format khusus untuk surat tersebut. Proses pemusnahan ini dilakukan untuk mencegah penyimpanan/penyalahgunaan produk obat, dan proses pemusnahan harus dilakukan sampai pada kemasan yang memuat identitas produk. Produk likuid/solid dapat dimusnahkan dalam keadaan utuh bersama dengan kemasan primer hingga tersiernya dalam incinerator. Hal tersebut dimungkinkan apabila saksi petugas Balai/Balai Besar POM atau Dinas Kesehatan setempat menyaksikan proses pemusnahan dalam incinerator tersebut untuk menghindarkan terjadinya diversi. Ketentuan terkait dengan pemusnahan obat-obat tertentu telah diatur dalam Peraturan BPOM Nomor 10 Tahun 2019 tentang Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu yang sering Disalahgunakan, pada Lampiran Bab I butir H mengenai Pengelolaan Bahan/Obat-Obat Tertentu di Industri Farmasi, yaitu:
Ketentuan lainnya terkait pemusnahan bahan pengemas juga telah diatur dalam Peraturan BPOM Nomor 34 Tahun 2018 tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, yaitu sebagai berikut:
Ketentuan lain terkait dengan pemusnahan, terutama yang terkait dengan Penarikan Obat, diatur dalam Peraturan BPOM Nomor 14 Tahun 2022 tentang Penarikan dan Pemusnahan Obat yang Tidak Memenuhi Standar dan/atau Persyaratan Keamanan, Khasiat, Mutu, dan Label, sebagai berikut:
|
|
|
Bagaimana ketentuan impor dan kontrak Obat-Obat Tertentu (OOT)? |
|
|
Sesuai Peraturan BPOM Nomor 10 Tahun 2019 tentang Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan pada Lampiran Bab I mengenai Pengelolaan Bahan Obat/Obat-Obat Tertentu Di Industri Farmasi butir C.5, pembuatan obat mengandung OOT dapat dilaksanakan secara kontrak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pedoman CPOB, khususnya Bab 11 mengenai Kegiatan Alih Daya, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Dengan demikian, pengadaan bahan baku zat aktif OOT harus dilakukan oleh industri farmasi pemberi kontrak. Sesuai dengan Lampiran Peraturan BPOM Nomor 10 Tahun 2019 pada Bab 1 butir A.6, industri farmasi yang mengimpor bahan obat termasuk baku pembanding, produk ruahan dan produk jadi hanya boleh menggunakan untuk keperluan produksinya sendiri dan tidak boleh memindahtangankan bahan obat kepada pihak lain walaupun dalam satu grup, kecuali ada izin khusus dari Kepala BPOM. Maksud dari ketentuan tersebut yaitu bahan baku OOT yang diimpor oleh industri farmasi pemilik izin edar produk OOT hanya dapat digunakan untuk memproduksi OOT milik industri farmasi itu sendiri, dan bahan baku OOT tersebut dilarang diperjualbelikan, dipinjamkan atau dipindahtangankan baik secara komersial maupun non-komersial kepada pihak lain, misal kepada industri farmasi lain meskipun industri farmasi tersebut masih dalam satu grup kepemilikan. Dalam hal perlu dilakukan pemindahtanganan bahan baku OOT tersebut, industri farmasi harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari BPOM. Ketentuan ini tidak berlaku untuk pembuatan obat secara kontrak, karena kepemilikan dan tanggung jawab terhadap bahan baku OOT tersebut tetap di bawah industri farmasi pemberi kontrak. Dalam hal ini, industri farmasi pemberi kontrak dapat memberikan bahan baku OOT tersebut kepada industri farmasi penerima kontrak sesuai perjanjian kontrak yang dibuat dengan memperhatikan ketentuan pada Pedoman CPOB Bab 11 mengenai Kegiatan Alih Daya, dan ketentuan pada Lampiran Peraturan BPOM Nomor 10 Tahun 2019 Bab 1 butir C.5.
|
|
|
Apakah untuk obat produksi lokal diperbolehkan melakukan produksi di 2 (dua) produsen obat? |
|
|
Sesuai dengan ketentuan pada Pasal 10 Peraturan Kepala BPOM Nomor 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Badan POM Nomor 15 Tahun 2023:
Sesuai ketentuan di atas, obat lokal/produksi dalam negeri dapat diproduksi pada 2 (dua) produsen dengan syarat harus tersedia justifikasi mengenai hal tersebut dan memiliki mutu yang sama baik formula maupun spesifikasi produk. Untuk informasi lebih lanjut, dapat mengajukan konsultasi kepada Direktorat Registrasi Obat.
|
|
|
Terkait parameter pengujian yang perlu dicantumkan dalam spesifikasi release (CoA) suatu produk jadi, untuk parameter deskripsi/appearance produk apakah diperbolehkan apabila tidak dicantumkan dalam spesifikasi release (CoA) obat jadi? Sehingga parameter tersebut hanya diuji dan dicantumkan dalam spesifikasi in-process control dan shelf-life saja. | |
|
Sesuai dengan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), diatur beberapa hal terkait pelulusan dan spesifikasi produk jadi antara lain:
Sesuai ketentuan di atas, salah satu persyaratan pelulusan produk jadi harus memenuhi mutu terhadap spesifikasi pengolahan, dan untuk spesifikasi produk jadi juga harus mencakup persyaratan mutu kualitatif, dalam hal ini misal deskripsi/appearance produk, sehingga parameter tersebut seharusnya tercantum dalam spesifikasi pelulusan.
|
|
|
Terkait dengan Pengkajian Mutu Produk (PMP), pembuatan laporan PMP sebaiknya dilakukan minimal berapa bets produksi? | |
|
Mengacu pada butir 1.10 Peraturan Badan POM Nomor 34 Tahun 2018 tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), pengkajian mutu produk secara berkala hendaklah dilakukan terhadap semua obat terdaftar, termasuk produk ekspor, dengan tujuan untuk membuktikan konsistensi proses, kesesuaian dengan spesifikasi bahan awal, bahan pengemas dan produk jadi, untuk melihat tren dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk produk dan proses. Pengkajian mutu produk secara berkala biasanya dilakukan tiap tahun dan didokumentasikan, dengan mempertimbangkan hasil kajian ulang sebelumnya dan hendaklah meliputi paling sedikit:
Terkait jumlah bets yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan Pengkajian Mutu Produk (PMP), Industri Farmasi dapat menentukan secara mandiri jumlah bets yang dibutuhkan dengan justifikasi yang sesuai dan memadai. Namun idealnya untuk parameter yang dilakukan analisa secara statistik dianjurkan untuk dapat disesuaikan dengan jumlah minimal yang dapat dianalisis oleh aplikasi statistik yang digunakan, sehingga dapat menggambarkan kecakapan kinerja proses produksi yang dilakukan. Untuk informasi lebih lanjut mengenai hal tersebut, dapat berkonsultasi kepada Direktorat Pengawasan Produksi Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor.
|
|
|
Apakah dalam produksi obat wajib harus menggunakan bahan yang pharmaceutical grade? Jika sesuai dengan Peraturan Badan POM Nomor 24 Tahun 2017 diperbolehkan menggunakan zat tambahan food grade atau pharmaceutical grade? | |
|
Berdasarkan Peraturan Badan POM Nomor 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Badan POM Nomor 15 Tahun 2023, untuk perubahan terkait zat tambahan, zat tambahan yang digunakan harus memenuhi kriteria pharmaceutical grade. Hal ini dijelaskan kembali dalam Surat Edaran Kepala Badan POM Nomor 5 Tahun 2023 tentang Kualifikasi Pemasok Bahan Obat, bahwa bahan obat berupa bahan aktif obat atau bahan tambahan obat dengan standar dan/atau persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (pharmaceutical grade). Dikecualikan untuk bahan tambahan obat yang tidak dipersyaratkan standar mutu farmasi dalam farmakope indonesia/kompendial seperti zat pewarna dan perisa (kecuali dinyatakan lain di dalam standar dan/atau persyaratan), dapat diperoleh dari pemasok selain industri farmasi bahan obat dan PBF bahan obat, dengan ketentuan tetap melakukan kualifikasi pemasok untuk memastikan pemasok telah kompeten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. |
|
Bagaimana mekanisme dan acuan peraturan pemusnahan obat, selain komoditi Narkotika, Psikotropika dan Prekursor (NPP) dan Obat-obat Tertentu (OOT)? |
|
|
Terkait dengan regulasi yang mengatur ketentuan pemusnahan obat (selain komoditi OOT dan NPP) di PBF, hal yang perlu dicermati antara lain sebagai berikut:
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa untuk pemusnahan obat dan bahan obat (selain komoditi OOT dan NPP) diatur dalam PP 72/1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan dan PerBPOM 6/2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 9 Tahun 2019 Tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik. Dalam kedua regulasi tersebut tidak ada ketentuan bahwa pemusnahan obat harus disaksikan oleh petugas Balai Besar/Balai POM atau Dinas Kesehatan setempat. Berbeda dengan komoditi NPP dan OOT yang diatur bahwa pemusnahan harus disaksikan oleh petugas Badan POM dan Dinkes sebagaimana diatur dalam Permenkes 3/2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi; PerBPOM 6/2020 tentang Perubahan Atas PerBPOM 9/2019 Tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik; dan PerBPOM 10/2019 tentang Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu Yang Sering Disalahgunakan.
|
|
|
Apakah ada regulasi yang mengatur terkait distribusi obat baik golongan obat bebas, bebas terbatas dan keras? |
|
|
|
|
|
Apakah Industri Farmasi dan Pedagang Besar Farmasi dapat mengedarkan obat secara daring langsung kepada konsumen? Bagaimana ketentuan dan batasannya jika Industri Farmasi dan Pedagang Besar Farmasi ingin mengedarkan obat secara daring? |
|
|
Industri Farmasi (IF) dan Pedagag Besar Farmasi (PBF) termasuk PBF Cabang tidak diperkenankan untuk menjual obat secara eceran. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 17 Permenkes Nomor 1148 Tahun 2011 tentang Pedagang Besar Farmasi sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Permenkes Nomor 30 Tahun 2017, serta Pasal 20 ayat (1) Permenkes Nomor 1799 Tahun 2010 tentang Industri Farmasi yang hanya membolehkan Industri Farmasi mendistribusikan obat hasil produksinya secara langsung ke PBF, apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, dan toko obat. Ketentuan ini juga berlaku dalam hal peredaran dilakukan secara daring, sehingga IF dan PBF tidak diperkenankan mendistribusikan atau menjual obat secara langsung kepada masyarakat baik melalui cara konvensional (offline) maupun secara daring (online). Adapun pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Badan POM Nomor 8 Tahun 2020 tentang Pengawasan Obat dan Makanan yang Diedarkan Secara Daring sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan POM Nomor 32 Tahun 2020 untuk Industri Farmasi dan PBF adalah terkait business to business, bukan kepada pasien secara langsung, dengan ketentuan teknis lebih lanjut merujuk kepada Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) mengenai ketentuan penerapan surat pesanan secara elektronik.
|
|
|
Bagaimana regulasi acuan, ketentuan distribusi donasi vaksin COVID-19 dan persyaratan penggunaan pada program vaksinasi COVID-19? |
|
|
Untuk donasi vaksin COVID-19, mengacu pada Peraturan BPOM Nomor 16 Tahun 2022 tentang Pengawasan Peredaran Obat Donasi di Wilayah Indonesia. Namun demikian, terdapat pasal pengecualian untuk donasi vaksin COVID-19 yang digunakan untuk penanganan pandemi yaitu Pasal 14 terkait pengecualian dari ketentuan mengenai perencanaan. Selain itu, untuk proses pengadaan vaksin donasi COVID-19 juga dapat merujuk pada ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya, seperti:
Di dalam Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2022 serta sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 16 Tahun 2021, pengadaan vaksin COVID-19 dapat melalui 3 (tiga) mekanisme/cara, yaitu penugasan terhadap BUMN, penunjukan langsung, atau kerja sama internasional. Sesuai dengan Pasal 12 Ayat (7) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 16 Tahun 2021, dalam rangka pendistribusian vaksin COVID-19, industri farmasi yang mendapatkan penunjukan langsung oleh Menteri Kesehatan dalam pengadaan vaksin COVID-19 dapat bermitra dengan Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang memiliki perizinan berusaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (memiliki sertifikat CDOB). Adapun penunjukan industri farmasi untuk pengadaan vaksin COVID-19 ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Persyaratan vaksin COVID-19 yang digunakan untuk vaksinasi adalah Vaksin COVID-19 yang telah mendapatkan Nomor Izin Edar (NIE) atau Emergency Use Authorization (EUA). Apabila Vaksin COVID-19 tersebut belum memiliki NIE atau EUA, maka persetujuan pemasukannya dapat dilaksanakan melalui mekanisme Special Access Scheme (SAS). Namun demikian, untuk penggunaannya harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan EUA dari Badan POM. Terkait pelaksanaan pemasukan vaksin COVID-19 tersebut ke wilayah Indonesia, mengikuti ketentuan sebagaimana tercantum pada Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.02.1.2.08.21.348 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Pengawasan Pemasukan Obat ke dalam Wilayah Indonesia pada Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.01.1.2.08.20.338 Tahun 2020 tentang Penetapan Pedoman Pelayanan Publik dan Pengawasan Obat selama Pandemi COVID-19, dan Peraturan BPOM Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pengawasan Pemasukan Obat dan Makanan ke dalam Wilayah Indonesia.
|
|
|
Apakah diperbolehkan industri farmasi melakukan penyaluran obat dan suplemen kesehatan langsung kepada apotek/sarana kesehatan lainnya? Jika masih diperbolehkan, apakah industri farmasi tersebut wajib untuk memiliki sertifikat Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)? |
|
|
Sesuai Pasal 20 Ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1799 Tahun 2010 tentang Industri Farmasi sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2016, industri farmasi yang menghasilkan obat dapat mendistribusikan atau menyalurkan hasil produksinya langsung kepada pedagang besar farmasi, apotek, instalasi farmasi rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, klinik, dan toko obat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ketentuan tersebut juga sejalan dengan pengaturan pada regulasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan. Terkait dengan persyaratan sertifikat CDOB, sertifikat CDOB merupakan dokumen bukti bahwa Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan PBF Cabang telah memenuhi persyaratan CDOB dalam mendistribusikan Obat dan/atau Bahan Obat. Dengan demikian, dalam hal industri farmasi yang menyalurkan obat secara langsung kepada sarana pelayanan kesehatan, tidak perlu memiliki sertifikat CDOB, namun cukup dengan sertifikat Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB). Dalam hal pendistribusian obat oleh industri farmasi ke sarana pelayanan Kesehatan, wajib mengacu pada Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik yang secara mutatis mutandis berlaku juga untuk industri farmasi sebagaimana tercantum dalam ketentuan Pasal 3 Ayat (2) Peraturan BPOM Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2020. Pada Lampiran Peraturan BPOM Nomor 34 Tahun 2018 tentang Pedoman butir 6.1, jika gudang industri farmasi bertindak juga sebagai pusat distribusi produk ke fasilitas distribusi, fasilitas pelayanan kefarmasian dan fasilitas pelayanan kesehatan, hendaklah industri farmasi juga menerapkan dan memenuhi pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Selain itu, kegiatan pendistribusian wajib terdokumentasi yang dalam hal ini wajib dilengkapi dokumen yang sah dan mampu tertelusur. Seluruh kegiatan penyaluran industri farmasi wajib dilaporkan secara berkala kepada Kementerian Kesehatan dan BPOM sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan dan Peraturan BPOM Nomor 2 tahun 2022 tentang Pelaporan Kegiatan Industri Farmasi dan Pedagang Besar Farmasi.
|
|
|
Apakah perusahaan dengan izin Pedagang Besar Farmasi (PBF) dapat memasarkan obat-obatan dengan logo/tanda hijau pada kemasannya kepada end user/konsumen, baik secara langsung maupun secara daring? |
|
|
Sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1148/MENKES/PER/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2017, telah diatur beberapa ketentuan sebagai berikut:
Karena tidak diatur khusus, maka ketentuan di atas berlaku baik untuk penyaluran obat secara langsung maupun daring. Berdasarkan hal tersebut, maka PBF hanya dapat melakukan kegiatan penyaluran/pendistribusian obat ke fasilitas pelayanan kefarmasian, dan tidak diperkenankan melakukan penyerahan/ pemberian obat kepada pasien (end user).
|
|
|
Pada pengadaan prekursor di puskesmas, apakah harus bersumber dari dinas kesehatan kabupaten/kota, atau apakah diperbolehkan dari Pedagang Besar Farmasi (PBF)? Jika diperbolehkan dari PBF, apakah format pemesanannya harus menggunakan Surat Pesanan (SP) khusus atau boleh bersatu dengan obat lain? | |
|
Sesuai dengan Pasal 39 ayat (1) huruf e Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2023 tentang Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi, penyaluran Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dalam bentuk obat jadi hanya dapat disalurkan dari Instalasi Farmasi Pemerintah Daerah kepada Instalasi Farmasi Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah, Instalasi Farmasi Klinik milik Pemerintah Daerah, dan Puskesmas. Sesuai dengan Lampiran B butir 1.3 Peraturan Badan POM Nomor 24 Tahun 2021 tentang Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian (Pedoman Pengelolaan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi yang Baik di fasilitas Pelayanan Kefarmasian), pengadaan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor (NPP) oleh Puskesmas harus bersumber dari Instalasi Farmasi Pemerintah Daerah. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pengadaan Prekursor Farmasi oleh Puskesmas tidak dapat dilakukan secara langsung kepada PBF. Kebutuhan Prekursor Farmasi Puskesmas disampaikan kepada Instalasi Farmasi Pemerintah (IFP) Daerah, yang dilaksanakan melalui menyampaikan LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat). Penerimaan NPP oleh Puskesmas dari IFP Daerah harus berdasarkan LPLPO.
|
|
|
Jika hendak melakukan beberapa donasi obat ke Badan Pemerintahan Khusus Penanggulangan Bencana dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit), apakah wajib mengikuti Peraturan Badan POM Nomor 16 Tahun 2022 tentang Pengawasan Peredaran Obat Donasi di Wilayah Indonesia? Apakah wajib dilakukan notifikasi untuk perencanannya ke Badan POM dan pelaksanaannya menunggu persetujuan dari Badan POM? | |
|
Sehubungan dengan telah diundangkannya Peraturan Badan POM Nomor 16 Tahun 2022 tentang Pengawasan Peredaran Obat Donasi di Wilayah Indonesia, maka pelaksanaan donasi dilaksanakan sesuai dengan peraturan tersebut. Namun, Peraturan lain terkait pelaksanaan donasi berupa Obat masih berlaku sepanjang tidak diatur khusus dalam Peraturan Badan POM ini. Pemerintah dan fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit) dapat bertindak sebagai penerima donasi. Peredaran Obat Donasi ini dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerja sama, perencanaan yang baik, dan dikelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana telah diatur di dalam Peraturan Badan POM tersebut. Perencanaan pelaksanaan donasi wajib dinotifikasikan kepada Badan POM sebelum Obat Donasi diedarkan. Perencanaan tersebut meliputi pihak yang terlibat dalam donasi obat baik pemberi maupun penerima, perkiraan sisa masa kedaluwarsa obat donasi ketika diterima oleh penerima donasi, informasi obat yang akan didonasikan, dan analisis kebutuhan dari penerima donasi. Sebagai informasi bahwa pelaksanaan donasi tidak memerlukan persetujuan dari Badan POM (notifikasi tidak dimaknai sebagai permintaan persetujuan, namun lebih pada pemberitahuan sebelum dilaksanakan kegiatan donasi). Notifikasi perencanaan pelaksanaan donasi disampaikan kepada Badan POM melalui email obat.donasi@pom.go.id yang ditujukan kepada Direktur Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor.
|
|
|
Terkait delegasi wewenang, apabila Apoteker Penanggungjawab (APJ) tidak hadir maka pendelegasian adalah kepada apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang mempunyai Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)/ Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK) aktif. Terkait hal tersebut, batasan apa saja yang tidak boleh dilakukan untuk apoteker penerima delegasi di PBF? | |
|
Berdasarkan Peraturan Badan POM Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Badan POM Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), terdapat beberapa norma yang mengatur mengenai pendelegasian antara lain:
Selain diatur pada Pedoman Teknis CDOB, pendelegasian kewenangan APJ di PBF juga diatur pada Permenkes Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan, dengan ketentuan sebagai berikut: dalam hal Apoteker penanggung jawab tidak dapat melaksanakan tugas selama waktu tertentu maka harus menunjuk Apoteker lain sebagai pengganti sementara yang memiliki STRA dan bertugas paling lama untuk waktu 3 (tiga) bulan dan mendapat persetujuan dari Kementerian Kesehatan untuk PBF Pusat dan dari Pemerintah Daerah Provinsi untuk PBF Cabang. Dalam hal APJ sedang tidak berada di tempat pada waktu tertentu, maka harus mendelegasikan tugasnya kepada Apoteker lain atau TTK yang bekerja pada PBF tersebut dan dibuktikan dengan surat pendelegasian. APJ tetap bertanggung jawab atas tugas yang didelegasikannya. Berdasarkan hal tersebut diatas, dimungkinkan dilakukan pendelegasian tugas APJ, baik yang bersifat sedang (paling lama 3 bulan) dan yang bersifat sesaat/ketika meninggalkan tempat. Pendelegasian harus dibuktikan dengan dokumen/surat pendelegasian. Tidak diatur mengenai batasan tugas yang didelegasikan ke Apoteker penerima delegasi. Meskipun begitu, apoteker penerima delegasi harus melaporkan setiap tugas yang dilakukannya kepada APJ, dikarenakan APJ tetap bertanggung jawab atas tugas yang didelegasikannya.
|
|
|
Terkait Surat Edaran Kepala Badan POM Nomor 5 Tahun 2023 tentang Kualifikasi Pemasok Bahan Obat, mohon informasi terkait pelaksanaan audit dalam proses pemilihan pemasok. Bagaimana jika pemasok berasal dari luar negeri? Dan bagaimana jika pasokan bahan obat diperoleh dari luar negeri? | |
|
Informasi yang dibutuhkan untuk proses pemilihan pemasok diperoleh melalui audit kepada calon pemasok, dan dilaksanakan berdasarkan prinsip manajemen risiko dengan mengidentifikasi risiko yang dapat memengaruhi mutu dan keamanan bahan obat dan melaksanakan pemantauan risiko secara berkala. Setiap gap/kesenjangan antara kriteria dan pemenuhan oleh calon pemasok yang teridentifikasi selama proses pemilihan pemasok harus didokumentasikan. Produsen obat dan PBF bahan obat selanjutnya menetapkan tingkat risiko dari masing-masing calon pemasok. Jika diperlukan, tindakan pengendalian risiko dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat risiko missal melalui pengujian laboratorium. Dalam hal ini pelaksanaan audit dapat dilakukan melalui desk maupun questionaire. Namun demikian, diutamakan audit dilakukan melalui desk untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat terkait gap antara kriteria dan pemenuhan calon pemasok. Apabila pasokan diperoleh dari pemasok luar negeri, Distributor/PBF bahan obat yang ditunjuk oleh dan/atau bekerja sama dengan produsen bahan obat atau Distributor/PBF bahan obat yang memiliki kerjasama dengan distributor/PBF bahan obat yang ditunjuk oleh produsen bahan obat, dapat menunjukkan atau menyediakan dokumen penunjukan dan/atau kerjasama dalam rantai pasoknya sampai dengan produsen bahan obat kepada costumer (produsen obat) sebagai salah satu bukti pelaksanaan audit oleh produsen obat terhadap PBF bahan obat. Namun untuk memastikan hal tersebut dan pemenuhan penerapan CPOB atau CDOB pemasok, produsen obat dan PBF bahan obat tetap wajib melakukan audit kepada pemasok, sehingga tidak dapat diwakilkan. Dalam hal pasokan bahan obat diperoleh dari luar negeri, pemasok dapat berupa Produsen bahan obat yang telah memiliki sertifikat Good Manufacturing Practice (GMP) atau dokumen yang setara dikeluarkan oleh otoritas pengawas obat setempat dan/atau otoritas pengawas obat negara lain. Untuk bahan obat berupa bahan tambahan obat, dokumen setara yang dimaksud dapat dikeluarkan oleh badan sertifikasi yang diakui oleh otoritas negara setempat. Beberapa contoh dokumen setara yang dapat diterima antara lain dokumen yang menunjukan bukti bahwa produsen tersebut sudah berlisensi/mendapat izin produksi/manufaktur dari pemerintah setempat atau dokumen hasil inspeksi GMP terakhir yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat. Ketentuan ini berlaku untuk bahan obat yang dipersyaratkan memenuhi standar mutu farmasi sesuai farmakope/kompendial, dan tidak berlaku untuk bahan tambahan obat yang tidak dipersyaratkan standar mutunya dalam farmakope/kompendial seperti perisa dan pewarna yang mayoritas adalah food-grade, kecuali dipersyaratkan lain di dalam Farmakope. |
|
|
Bagaimana prosedur yang benar tentang cara pemusnahan obat selain komoditi Narkotika, Psikotropika dan Prekursor (NPP) dan Obat-obat Tertentu (OOT) di PBF, baik karena telah kedaluwarsa atau rusak? | |
|
Ketentuan pemusnahan obat (selain komoditi OOT dan NPP) tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan dan Peraturan Badan POM Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Badan POM Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik. Dalam kedua regulasi tersebut tidak diatur terkait pemusnahan obat/bahan obat (selain komoditi OOT dan NPP) harus disaksikan oleh petugas Balai Besar/Balai POM atau Dinas Kesehatan setempat. Berbeda dengan komoditi Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor serta Obat-Obat Tertentu yang diatur bahwa pemusnahan harus disaksikan oleh petugas Badan POM dan Dinkes sebagaimana diatur dalam Permenkes 5 Tahun 2023 tentang Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi; Peraturan Badan POM Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Badan POM Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik; dan Peraturan Badan POM Nomor 10 Tahun 2019 tentang Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan. Adapun salah satu pengaturan dalam Pasal 47 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan yaitu pemusnahan sediaan farmasi dan alat kesehatan harus dilaporkan kepada Menteri dan pelaporannya sekurang-kurangnya salah satunya memuat terkait dengan nama satu orang saksi dalam pelaksanaan pemusnahan. Adapun saksi yang dimaksud tidak disebutkan harus disaksikan oleh petugas Balai Besar/Balai POM atau Dinas Kesehatan setempat. |
|
|
Bagaimana prosedur memperoleh sertifikat CDOB untuk apoteker penanggung jawab PBF? | |
|
PBF atau PBF Cabang dalam menyelenggarakan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat dan/atau Bahan Obat wajib menerapkan Pedoman Teknis CDOB, dibuktikan dengan sertifikat CDOB. Permohonan Sertifikat CDOB hanya dapat diajukan oleh PBF atau PBF Cabang yang memiliki izin PBF (bagi PBF) atau pengakuan sebagai PBF Cabang (bagi PBF Cabang). Subsite sertifikasi CDOB (sertifikasicdob.pom.go.id) saat ini telah terintegrasi dengan Online Single Submission (OSS), sehingga permohonan sertifikasi CDOB untuk sarana PBF maupun PBF cabang dapat dilakukan melalui subsite OSS, dengan persyaratan sebagaimana tercantum pada Lampiran I huruf A.8 Peraturan Badan POM Nomor 10 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Obat dan Makanan (Standar dan Persyaratan Sertifikasi Cara Distribusi Obat yang Baik) sebagai berikut:
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Sertifikat CDOB diberikan kepada sarana distribusi berupa PBF atau PBF Cabang yang telah menerapkan Pedoman Teknis CDOB dan memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I huruf A.8 Peraturan Badan POM Nomor 10 Tahun 2021. Untuk informasi lebih lanjut terkait teknis Permohonan Sertifikasi CDOB, dapat berkonsultasi dengan Direktorat Pengawasan Distribusi dan Pelayanan ONPP. |
|
Bagaimana jika standar mutu atau metode analisis tidak tercantum dalam Farmakope Indonesia? | ||
|
Penggunaan standar mutu berdasarkan Farmakope Indonesia merupakan suatu mandatory yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang kesehatan, Pasal 142 ayat (1) yang berbunyi “Sediaan farmasi berupa Obat dan Bahan Obat harus memenuhi standar dan persyaratan farmakope Indonesia dan/atau standar lainnya yang diakui.” Jika standar mutu atau metode analisis belum terdapat di Farmakope Indonesia, Pendaftar dan/atau Pemilik Izin Edar dapat mengacu pada Peraturan BPOM Nomor 23 Tahun 2022 tentang Standar dan/atau Persyaratan Mutu Obat dan Bahan Obat. Dalam Peraturan BPOM Nomor 23 Tahun 2022 terdapat 3 Lampiran yang terdiri dari:
|
||
|
Bagaimana jika standar dan/atau persyaratan mutu tidak tercantum dalam Farmakope Indonesia dan Peraturan BPOM Nomor 23 Tahun 2022? |
||
|
Berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 23 Tahun 2022 tentang Standar dan/atau Persyaratan Mutu Obat dan Bahan Obat Pasal 4 ayat (1), dalam hal standar dan/atau persyaratan mutu Obat dan Bahan Obat tidak diatur dalam Farmakope Indonesia dan Peraturan Badan, Pendaftar dan/atau Pemilik Izin Edar wajib menggunakan standar dan/atau persyaratan mutu Obat dan Bahan Obat dalam farmakope yang diterapkan di negara lain atau pedoman/ketentuan yang berlaku secara internasional. Dalam penggunaan farmakope referensi yang ditetapkan dalam Peraturan BPOM Nomor 23 Tahun 2022 maupun penggunaan standar mutu pada farmakope yang diterapkan di negara lain, perlu menjadi perhatian bahwa industri tidak hanya mengacu pada standar mutu yang tercantum pada monografi obat atau bahan obat, namun juga pada ketentuan umum dan general chapter yang berlaku pada kompendial tersebut.
|
||
|
Bagaimana jika standar dan/atau persyaratan mutu Obat dan Bahan Obat terdapat pada lebih dari satu farmakope yang diterapkan di negara lain atau pedoman/ketentuan yang berlaku secara internasional? |
||
|
Berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 23 Tahun 2022 tentang Standar dan/atau Persyaratan Mutu Obat dan Bahan Obat disebutkan bahwa:
|
||
|
Bagaimana jika standar dan/atau persyaratan mutu Obat dan Bahan Obat belum diatur dalam Farmakope Indonesia dan Peraturan BPOM Nomor 23 tahun 2022, serta tidak tercantum dalam farmakope yang diterapkan di negara lain atau pedoman/ketentuan yang berlaku secara internasional lainnya? |
||
|
Berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 23 Tahun 2022 tentang Standar dan/atau Persyaratan Mutu Obat dan Bahan Obat, disebutkan pada:
|
||
|
Pada Suplemen 1 FI VI tercantum waktu disolusi 30 menit namun pada paragraf toleransi berbeda yaitu Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dari 80% (Q) sefiksim. Apakah waktu disolusi yang diacu 30 menit atau 45 menit? |
||
|
Kami informasikan bahwa terdapat kesalahan penulisan kriteria keberterimaan pada parameter Disolusi Kapsul Sefiksim pada Suplemen I Farmakope Indonesia Edisi VI. Waktu pengujian disolusi Kapsul Sefiksim yang sebenarnya adalah sesuai dengan kriteria keberterimaan yaitu “Dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dari 80% (Q) Sefiksim dari jumlah yang tertera pada etiket". Terkait kesalahan penulisan tersebut akan kami perbaiki pada penyusunan FI berikutnya.
|
||
|
Bagaimana metode analisis untuk pengujian cemaran EG dan DEG pada bahan baku? |
||
|
Metode analisis penetapan EG dan DEG pada bahan baku dapat mengacu pada Suplemen II Farmakope Indonesia Edisi VI.
|
||
|
Bagaimana metode analisis untuk pengujian cemaran EG dan DEG dan perhitungan (% TDI) pada produk obat? |
||
|
Metode analisis penetapan EG dan DEG dan perhitungannya pada sediaan sirup dapat mengacu pada Lampiran <482> Cemaran Etilen Glikol dan Dietilen Glikol dalam Sediaan Sirup di Suplemen II Farmakope Indonesia Edisi VI. Untuk sediaan obat selain sirup, belum terdapat regulasi di kompedial lain. Sebagai upaya kehati-hatian, industri farmasi dapat mengacu pada General Chapter Residual Solvent USP.
|
||
|
Apa acuan untuk pengujian cemaran EG dan DEG pada bahan baku PEG 4000 dan PEG 6000? |
||
|
Secara teori, risiko cemaran EG dan DEG pada PEG 4000 dan PEG 6000 relatif rendah dibandingkan dengan PEG BM kecil yang biasa digunakan sebagai pelarut/kosolven untuk sediaan oral. Hal ini pula yang menjadi dasar sebagian besar kompendial (FI edisi VI, USP 2022, Jepang Ph. 18, British Ph. 2022, Eropa Ph. 10, dan India Ph. 2018), pada monografi tidak mewajibkan persyaratan uji batas EG dan DEG pada PEG 4000 dan PEG 6000. Namun demikian, sebagai bentuk kehati-hatian dan upaya pencegahan risiko akibat cemaran EG dan DEG pada PEG, Dit. Standardisasi ONPPZA merekomendasikan agar industri farmasi melakukan uji batas EG dan DEG pada bahan baku PEG 4000 dan PEG 6000. Metode analisis penetapan EG dan DEG serta kriteria keberterimaan dapat mengacu pada monografi PEG 4000 dan PEG 6000 dalam China Ph. 2015.
|
||
|
Apakah Industri Farmasi dapat melakukan penyesuaian atau modifikasi metode analisis KCKT yang tercantum pada Farmakope Indonesia (misal kondisi analisa)? |
||
|
Modifikasi terhadap metode KCKT diperbolehkan, selama masih dalam batas atau rentang adjustment yang dipersyaratkan dalam Farmakope Indonesia yaitu pada bagian Kesesuaian Sistem di Lampiran Kromatografi <931>, dan memenuhi syarat verifikasi metode analisis.
|
||
|
Apakah Industri Farmasi boleh mengembangkan in-house method untuk produk yang belum terdapat di kompendial manapun dengan mengacu pada monografi bentuk sediaan lain dengan zat aktif yang sama di kompendial? |
||
|
Industri Farmasi dapat mengembangkan standar mutu produk yang belum ada di kompendial manapun dengan mengacu pada monografi yang telah ada di kompendial resmi, dengan syarat metode tersebut harus divalidasi dan dapat dibuktikan dengan dokumentasi yang valid. Sebagai contoh pengembangan in-house method tablet kunyah kolekalsiferol mengacu pada monografi tablet kolekalsiferol).
|
||
|
Apakah persyaratan logam berat pada Farmakope Indonesia dapat diganti dengan pengujian elemental impurities? |
||
|
EP dan USP telah menerapkan pengawasan elemental impurities sesuai dengan pedoman ICH Q3D Elemental impurities untuk menggantikan parameter heavy metal. Pada EP General monograph: Substances for pharmaceutical use bagian Elemental impurities menyatakan “Permitted daily exposures for elemental impurities (e.g. as included in the ICH Q3D guideline, the principles of which are reproduced in general chapter 5.20. Elemental impurities) apply to the medicinal product. Individual monographs on substances for pharmaceutical use therefore do not contain specifications for elemental impurities unless otherwise prescribed.” Pada Lampiran USP <232>: Elemental Impurities – Limit menyatakan bahwa produsen obat jadi harus melakukan risk assessment terhadap kadar elemental impurities pada produk obat jadi antara lain dengan menggunakan data hasil uji ataupun risk assessment bahan aktif obat dan eksipien yang digunakan sebagai komponen obat jadi. Jika monografi sediaan uji pada FI VI mempersyaratkan Logam Berat maka direkomendasikan untuk tetap melakukan kontrol logam berat terhadap bahan baku dengan mengacu pada persyaratan bahan baku seperti tertera pada FI Edisi VI untuk menjamin mutu bahan baku dan obat jadi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, bahwa obat dan bahan baku obat harus memenuhi syarat Farmakope Indonesia.
|
||
|
Bagaimana jika spesifikasi cemaran bahan baku pada CoA produsen dan Farmakope Indonesia berbeda? |
||
|
Terkait pengujian cemaran pada bahan baku obat, apabila spesifikasi cemaran pada CoA produsen dan FI edisi VI berbeda, industri dapat mengacu pada CoA dan Drug Master File (DMF) bahan baku obat dari produsen dengan menyerahkan justifikasi yang memadai, dengan pertimbangan bahan baku obat yang sama dapat disintesis dengan bahan, prosedur, dan jalur sintesis yang berbeda sehingga terdapat kemungkinan cemaran yang terbentuk pun berbeda antara bahan aktif satu dan lainnya. Namun, untuk cemaran yang diketahui dapat berisiko toksik seperti 4-aminofenol, cemaran nitrosamine, dll, jika parameter cemaran ini tidak dicantumkan pada CoA bahan baku obat dari produsen, industri farmasi direkomendasikan untuk menguji cemaran tersebut sesuai spesifikasi pada monografi bahan baku obat yang terdapat di FI edisi VI atau kompendial lain.
|
||
|
Bagaimana jika spesifikasi cemaran bahan baku pada CoA produsen dan Farmakope Indonesia berbeda? |
||
|
Terkait pengujian cemaran pada bahan baku obat, apabila spesifikasi cemaran pada CoA produsen dan FI edisi VI berbeda, industri dapat mengacu pada CoA dan Drug Master File (DMF) bahan baku obat dari produsen dengan menyerahkan justifikasi yang memadai, dengan pertimbangan bahan baku obat yang sama dapat disintesis dengan bahan, prosedur, dan jalur sintesis yang berbeda sehingga terdapat kemungkinan cemaran yang terbentuk pun berbeda antara bahan aktif satu dan lainnya. Namun, untuk cemaran yang diketahui dapat berisiko toksik seperti 4-aminofenol, cemaran nitrosamine, dll, jika parameter cemaran ini tidak dicantumkan pada CoA bahan baku obat dari produsen, industri farmasi direkomendasikan untuk menguji cemaran tersebut sesuai spesifikasi pada monografi bahan baku obat yang terdapat di FI edisi VI atau kompendial lain.
|
||
|
Bagaimana syarat penentuan spesifikasi rentang kadar pengawet pada produk jadi? |
||
|
Berdasarkan lampiran Kandungan Zat Antimikroba <441> pada FI Edisi VI, dinyatakan bahwa “Pada saat pembuatan, produk harus mengandung sejumlah pengawet antimikroba seperti tertera pada etiket (dalam rentang kurang lebih 20 persen).” Pencantuman jumlah pengawet yang tertera pada etiket bukan berarti bahwa jumlah tersebut tetap selama masa berlaku produk, tetapi merupakan pernyataan tentang jumlah yang ditambahkan, dalam batas proses, dan rentang kadar pengawet tidak melampaui 20 persen dari jumlah yang tertera pada etiket.
|
||
|
Apakah ada referensi atau kebijakan terkait pengujian kadar pengawet pada spesifikasi pelulusan obat yang mengandung zat tambahan pengawet? |
||
|
Berdasarkan ICH Q6A Spesifications: Test Procedures and Acceptance Criteria for New Drug Substances and New Drug Products: Chemical Substances, dinyatakan bahwa untuk sediaan larutan oral (termasuk suspensi rekonstitusi) dan sediaan parenteral yang mengandung pengawet, perlu dilakukan pengujian kadar pengawet yang hendaknya dilakukan pada saat release produk. Kriteria keberterimaan untuk kadar pengawet ditentukan berdasarkan pada kadar pengawet yang dibutuhkan untuk menjaga mutu obat selama penggunaan dan umur simpan obat. Konsentrasi terendah pengawet yang digunakan harus menunjukkan efektif dalam mengendalikan mikroba dan dibuktikan melalui uji efektivitas antimikroba sesuai farmakope. Uji efektivitas antimikroba harus dilakukan selama pengembangan, scale up, dan sepanjang umur simpan produk (termasuk dalam uji stabilitas). Dengan demikian, uji kadar pengawet termasuk spesifikasi release, sedangkan uji efektivitas antimikroba merupakan spesifikasi shelf-life. Uji kadar pengawet secara spesifik tidak menjadi persyaratan yang umum dicantumkan di Farmakope Indonesia. Sebagai informasi, pada Farmakope Indonesia Edisi VI hanya terdapat satu monografi obat yang mencantumkan uji kadar pengawet secara spesifik, yaitu uji kadar benzil alkohol (jika ada) pada monografi injeksi amiodaron hidroklorida. Pada monografi tersebut, dicantumkan prosedur dan kriteria keberterimaan secara spesifik jika produk mengandung benzil alkohol sebagai pengawet. Dalam melakukan pengujian kadar pengawet untuk release produk, direkomendasikan agar industri farmasi dapat mengacu secara umum pada Lampiran <441> Kandungan Zat Antimikroba atau USP 43 General Chapters <341> Antimicrobial Agents-Content. Apabila metode umum dalam lampiran tersebut tidak dapat diterapkan pada produk obat (misal karena matriks sediaan), industri farmasi dapat mengembangkan metode penetapan kadar pengawet sendiri yang sesuai dengan produknya dan divalidasi dengan hasil memenuhi syarat. Pada Farmakope Indonesia Edisi VI pada bagian Lampiran <441> Kandungan Zat Antimikroba atau USP 43 General Chapters <341> Antimicrobial Agents-Content, dijelaskan metode dan prosedur umum yang dapat digunakan untuk pengujian kadar pengawet seperti benzil alkohol, klorobutanol, fenol, paraben, dan timerosal. Pada lampiran ini disebutkan bahwa untuk sediaan injeksi dosis ganda, Farmakope mensyaratkan pencantuman nama dan jumlah zat antimikroba pada etiket. Prosedur pada lampiran ini adalah untuk pengawet yang paling umum digunakan yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa pengawet yang tertera memang ada tetapi tidak melampaui jumlah yang tertera pada etiket sebesar 20%.
|
||
|
Bagaimana ketentuan pemeriksaan/uji robustness pada metode analisa obat jadi yang belum tersedia monografinya pada kompendial? |
||
|
Uji ketahanan (robustness) merupakan uji untuk mengetahui kemampuan metode analisis untuk tidak terpengaruh oleh perubahan kecil, seperti variasi yang sengaja dibuat dalam validasi metode analisis. Uji ini dapat memberikan indikasi kehandalan metode analisis dalam penggunaan secara normal. Badan POM dalam melakukan pengembangan metode analisis, menambahkan parameter Robustness untuk memastikan bahwa metode analisis yang divalidasi tahan terhadap sedikit perubahan terhadap kondisi analisis, dikarenakan metode analisis yang dikembangkan akan digunakan secara luas dengan kondisi yang beragam. Berdasarkan lampiran Validasi Prosedur dalam Farmakope <1381> pada Farmakope Indonesia, industri farmasi tidak diwajibkan untuk melakukan uji robustness pada saat melakukan validasi metode analisis terhadap metode analisis yang dikembangkan. Namun, harus dapat memastikan bahwa kondisi analisis selama pengujian dapat dipertahankan (tetap sama) seperti saat validasi metode analisis. Jika terdapat transfer metode dengan kondisi pengujian yang berbeda, sebaiknya uji robustness tetap dilakukan.
|
||
|
Bagaimana cara mengetahui ketersediaan baku pembanding atau kultur mikroba untuk pengujian? |
||
|
Ketersediaan baku pembanding dan kultur mikroba dapat dicek melalui laman https://infalabs.pom.go.id/
|
||
|
Apakah diperlukan pengujian mikrobiologi untuk sediaan tablet? |
||
|
Pengujian mikrobiologi sediaan nonsteril pada produk tablet, jika tidak tercantum pada monografi, maka mengacu pada Lampiran Pengujian Mikrobiologi Sediaan Nonsteril yang terdapat di Suplemen I FI edisi VI. Dalam penyusunannya, lampiran tersebut mengacu pada General Chapters <1111> Microbiological Examination of Nonsterile Products: Acceptance Criteria for Pharmaceutical Preparations and Substances for Pharmaceutical Use di USP. Sehubungan dengan hal tersebut, industri direkomendasikan untuk melakukan pengujian mikrobiologi pada sediaan nonsteril, termasuk tablet. Ketentuan lebih lengkap terkait teknis pelaksanaan uji mikrobiologi pada sediaan nonsteril, dapat dibaca pada Lampiran Pengujian Mikrobiologi Sediaan Nonsteril: Kriteria Keberterimaan Sediaan dan Bahan Baku Untuk Penggunaan Farmasi <54> di Suplemen I FI edisi VI. |
||
|
|
Adakah acuan yang dapat digunakan untuk pelaksanaan uji ekivalensi, termasuk pemilihan obat komparator? |
|
|
Pelaksanaan uji ekivalensi baik berupa uji bioekivalensi maupun uji disolusi terbanding di Indonesia dilakukan sesuai ketentuan pada Peraturan Badan POM Nomor 11 Tahun 2022 tentang Tata Laksana Uji Bioekivalensi dan Keputusan Kepala Badan POM Nomor 65 Tahun 2022 tentang Daftar Obat Generik Tertentu Wajib Uji Bioekivalensi. Untuk referensi mengenai obat komparator dapat dilihat melalui laman https://pionas.pom.go.id/obat-komparator atau laman SISOBAT (https://standarobat.pom.go.id) pada menu “Produk Standardisasi/Lainnya”. Untuk pemilihan obat komparator yang akan digunakan dalam Uji Ekivalensi, disarankan untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan Direktorat Registrasi Obat.
|
|
|
Bagaimana kriteria pemilihan obat komparator untuk uji ekivalensi di Indonesia saat ini? | |
|
Dalam hal pemilihan obat komparator yang digunakan dalam Uji Ekivalensi, seleksi dilakukan sesuai kriteria yang telah tercantum pada Peraturan BPOM Nomor 11 Tahun 2022 tentang Tata Laksana Uji Bioekivalensi, sebagai berikut:
Untuk pemilihan obat komparator yang akan digunakan dalam Uji Ekivalensi, disarankan untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan Direktorat Registrasi Obat.
|
|
|
Apakah maksud dari ketentuan peralihan dari Keputusan Kepala Badan POM Nomor 65 Tahun 2022 tentang Daftar Obat Generik Tertentu Wajib Uji Bioekivalensi? |
|
|
Diktum ketiga Keputusan Kepala Badan POM Nomor 65 Tahun 2022 menjelaskan bahwa untuk obat generik tertentu yang masih dalam proses registrasi, obat generik yang didaftarkan sebagai registrasi baru, dan/atau obat generik yang didaftarkan sebagai registrasi ulang yang termasuk dalam daftar obat generik tertentu wajib uji bioekivalensi dapat dilakukan komitmen uji bioekivalensi dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Keputusan ini ditetapkan. Hal ini bermakna bahwa komitmen uji bioekivalensi hanya berlaku untuk obat generik tertentu yang yang masih dalam proses registrasi baik yang didaftarkan sebagai registrasi baru dan/atau registrasi ulang. Jika obat tidak dalam proses registrasi, maka tidak masuk dalam kategori tersebut, sehingga persyaratan penyerahan laporan hasil uji bioekivalensi mengikuti ketentuan pada Peraturan Kepala Badan POM Nomor 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat. Untuk informasi lebih lanjut mengenai proses registrasi obat, dapat berkonsultasi dengan Direktorat Registrasi Obat.
|
|
|
Jika suatu zat aktif tidak termasuk dalam Keputusan Kepala BPOM Nomor 65 tahun 2022 tentang Daftar Obat Generik Tertentu Wajib Uji BE, apakah zat aktif tersebut tidak wajib uji BE? |
|
|
Keputusan Kepala BPOM Nomor 65 tahun 2022 tentang Daftar Obat Generik Tertentu Wajib Uji BE merupakan peraturan pelaksana dari Peraturan BPOM Nomor 11 Tahun 2022 tentang Tata Laksana Uji Bioekivalensi, yang mengatur mengenai obat generik tertentu dengan zat aktif wajib uji bioekivalensi. Terkait zat aktif/ obat yang tidak termasuk ke dalam daftar tersebut, maka sesuai dengan Pasal 4 Peraturan BPOM Nomor 11 Tahun 2022 tentang Tata Laksana Uji Bioekivalensi, selain obat generik tertentu sebagaimana diatur dalam Keputusan Kepala BPOM Nomor 65 tahun 2022, dapat dipersyaratkan Uji Bioekivalensi dan atau Uji Disolusi Terbanding berdasarkan kriteria obat untuk uji ekivalensi pada Lampiran I Pedoman Uji BE pada bagian C. Kriteria Untuk Uji Ekivalensi. Selanjutnya dalam hal ketentuan uji ekivalensi untuk zat aktif tersebut, disarankan berkonsultasi dengan Direktorat Registrasi Obat.
|
|
|
Bagaimana menentukan suatu zat aktif apakah memerlukan uji bioekivalensi (BE) atau cukup dilakukan Uji Disolusi Terbanding (UDT)? |
|
|
Penentuan kriteria uji ekivalensi suatu obat, dapat mengacu pada Lampiran I Peraturan BPOM Nomor 11 Tahun 2022 tentang Tata Laksana Uji Bioekivalensi bagian C. Kriteria Untuk Uji Ekivalensi. Selanjutnya, dalam hal ketentuan uji ekivalensi lebih lanjut, disarankan agar berkonsultasi langsung dengan Direktorat Registrasi Obat dengan menyampaikan informasi kajian yang lengkap.
|
|
|
Jika suatu obat wajib uji bioekivalensi memiliki beberapa kekuatan yang berbeda, apakah obat dengan kekuatan terendah dapat dilakukan uji disolusi terbanding saja dengan kekuatan yang telah dilakukan uji bioekivalensi? | |
|
Penjelasan ketentuan terkait obat yang cukup dilakukan uji ekivalensi in vitro (uji disolusi terbanding) dan pelaksanaan uji bioekivalensi obat untuk beberapa kekuatan telah tercantum dalam Lampiran 1 Peraturan BPOM Nomor 11 Tahun 2022 tentang Tata Laksana Uji Bioekivalensi, yaitu:
|
|
Bagaimana ketentuan mengenai:
|
|
|
Pada Peraturan BPOM Nomor 15 Tahun 2022 tentang Penerapan Farmakovigilans, tidak terdapat klausul yang menyebutkan kewajiban industri farmasi untuk menyampaikan pelaporan spontaneous foreign report. Namun demikian, pelaporan spontaneous foreign report yang diterima oleh industri farmasi dapat didokumentasi secara internal dan digunakan untuk kajian keamanan obat lebih lanjut. Berdasarkan Pasal 10 Ayat (2) dan Ayat (3) pada Peraturan BPOM Nomor 15 Tahun 2022 tentang Penerapan Farmakovigilans:
|
1 | Mohon informasi contact person yang dapat dihubungi, jika kami membutuhkan konsultasi terkait metode pada Farmakope Indonesia maupun metode untuk produk non kompendial yang tercantum pada RaPerKBPOM tentang metode analisis standar dan/atau persyaratan obat dan bahan obat dalam rangka pengawasan obat dan bahan obat. Terima kasih. |
|
|
2 | Apakah memungkinkan untuk aplikasi SISOBAT ditambah kolom tanggapan atas jawaban dari SISOBAT? Sebab ketika kami melakukan konsultasi dan hendak memberi pertanyaan kembali atas jawaban SISOBAT yang belum kami mengerti tidak ada kolom tempat pertanyaan selanjutnya supaya diskusi terkait suatu problem dengan SISOBAT tidak terputus. |
Aplikasi SISOBAT saat ini masih terus dilakukan pengembangan, masukan untuk ditambahkan fitur tanggapan telah kami akomodir pada pengembangan selanjutnya. Terimakasih untuk masukan terhadap perbaikan Aplikasi SISOBAT.
|
|
3 | Metode penetapan kadar cemaran bahan baku maupun produk pada FI, tidak mencantumkan nama IUPAC Baku Pembanding Primer cemaran yang digunakan. Apabila industri membutuhkan konfirmasi penggunaan cemaran, apakah dir STD membuka konsultasi? mohon dapat diberikan linknya. Terimakasih |
|
|
4 | Untuk Metode Analisa Non Kompendial yang terdapat di lampiran peraturan, dilakukan validasi atau verifikasi metode analisa? |
Untuk metode analisa non kompendial di lampiran 1C. rancangan PerBPOM (SONK) telah dilakukan validasi oleh PPPOMN selanjutnya diharapkan Industri Farmasi Pemilik produk beredar untuk melakukan validasi metode analisa.
|
|
5 | Saat pengembangan produk kami, FI VI belum published sehingga kami me refer ke farmakope lain (jika ada) atau in house method...dan sudah dilakukan verifikasi/full validasi metoda analisa hingga submission dokumen ke BPOM di tahun dimana FI VI sudah published dan kebetulan ada monografinya di FI VI...dengan demikian apakah kami wajib me refer ke FI VI dan melakukan verfikasi metoda analisa ulang atau bagaimana? |
Wajib mengacu kepada FI sesuai UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, jika menggunakan metode lain selain FI dibenarkan apabila metode dan/atau prosedur lain lebih unggul dalam ketepatan, kepekaan, presisi, selektifitas. Namun apabila terjadi dispute maka metode kompendial yang dianggap benar.
|
|
6 | Apakah bisa jika acuan metode analisis tidak mengacu kepada Farmakope Indonesia VI dikarenakan merujuk ke kompendial negara lain yang lebih update seperti USP yang di update tiap tahun? |
Sesuai ketentuan pada UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, penggunaan FI sebagai standar mutu adalah mandatory. Metode lain selain FI dibenarkan apabila metode dan/atau prosedur lain lebih unggul dalam ketepatan, kepekaan, presisi, selektivitas. Namun apabila terjadi dispute maka metode kompendial yang dianggap benar. IF dapat mengusulkan untuk merevisi monografi yang terdapat di FI (case by case) untuk dilakukan kajian oleh BPOM bersama tim ahli, untuk dimasukkan ke dalam lampiran pada PerBPOM atau FI edisi selanjutnya
|
|
7 | Izin bertanya kembali. Untuk produk obat yang tidak dapat menggunakan metode sama persis (ada perbedaan prosedur) dari Farmakope (seperti perbedaan retention time, flow rate, dll) karena perbedaan formula apakah harus tetap mengacu pada farmakope? ataukah tetap dapat diterima selama metode analisis yang dimiliki sudah tervalidasi? |
Modifikasi terhadap metode analisis yang terdapat di kompendia atau lampiran rancangan PerBPOM ini diperbolehkan, selama masih dalam batas atau rentang adjustment yang dipersyaratkan dalam Farmakope Indonesia dan memenuhi syarat verifikasi metode analisis.
|
|
8 | A. Apabila saat melakukan verifikasi metode Analisa dari FI IV atau yg tercantum baik pada lampiran 1 atau lampiran 2, IF mengalami kendala dan membutuhkan penyesuaian seperti flow rate atau komposisi FG. apakah masih diperbolehkan untuk melakukan validasi? terutama jika diluar rentang yg diperbolehkan di monograf terkait kromatografi, Mohon di share link email atau contact person yang bisa dihubungi, jika kami mengalami kendala saat melakukan verifikasi metoda yg tercantum pada FI IV atau lampiran 1. |
A. Pertanyaan dan konsultasi mengenai implementasi PerBPOM, dapat menghubungi kami melalui SISOBAT di alamat https://standarobat.pom.go.id/ | |
B. Mohon dipertimbangkan kembali untuk range waktu penyesuaian berlakunya RUU, apabila hanya 1 tahun cukup berat untuk industri terutama yg memiliki banyak produk yg memerlukan perubahan metode untuk dapat mengacu pada FI IV. sedangkan waktu yg dibutuhkan untuk verifikasi 1 product sekitar 2-3 bulan. | |
B. Akan dilakukan kajian kembali terkait masa penyesuaian PerBPOM ini oleh Badan POM dengan melibatkan tim ahli.
|
|
9 | Bila metode Analisa sudah diregistrasikan menggunakan In-House Method, yang sudah divalidasi, apakah perlu dilakukan penyesuaian terhadap draft regulasi ini? |
Metode Analisis yang dikembangkan secara mandiri (in-house method) berlaku sampai dengan diterbitkannya Metode Analisis, standar, dan/atau persyaratan di Farmakope Indonesia dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penyesuaian metode terhadap Lampiran Peraturan BPOM ini diberikan masa peralihan sesuai dengan Pasal 7, yang berbunyi:
|
|
10 | Bila acuan saat ini untuk metoda analisa produk jadi yang digunakan tidak hanya dari 1 farmakope dan metoda analisa sudah dilakukan validasi dan sudah disetujui registrasinya, tapi tidak seluruhnya mengacu pada monograph spesifikasi pada farmakope indonesia, apakah tetap perlu mengikuti monografi pada Farmakope Indonesia? |
Pada prinsipnya monografi dan spesifikasi kompendial harus diacu secara penuh, apabila menambahkan persyaratan lain yang tidak tertera pada monografi (tidak bertentangan) dapat dilakukan.
|
|
11 | Apabila metode analisis dan spesifikasi suatu zat aktif mengikuti FI, namun reference standard yang digunakan adalah USP, apakah memungkinkan? |
Iya, hal tersebut dapat dimungkinkan.
|
|
12 | Untuk spesifikasi bahan baku (impor): masih diperbolehkan untuk menggunakan spesifikasi farmakope lain (USP/EP/BP), selama dapat ditunjukkan ekivalensinya terhadap FI? Mohon konfirmasinya. |
Sesuai dengan ketentuan yang disebutkan pada UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, penggunaan Farmakope Indonesia sebagai standar mutu adalah mandatory. Pada Ketentuan Umum di Farmakope Indonesia dinyatakan bahwa metode dan/atau prosedur lain dapat digunakan jika lebih unggul dalam ketepatan, kepekaan, presisi, selektifitas. Oleh karena itu, Industri Farmasi diperbolehkan melakukan pengujian menggunakan metode dari kompendia lain jika metode tersebut lebih unggul dalam ketepatan, kepekaan, presisi, selektifitas dibandingkan yang terdapat pada Farmakope Indonesia. Hal ini dibuktikan mulai dari pengembangan metode analisis yang robust dan hasil validasi yang setara atau lebih baik melalui uji banding antar metode kompendial dengan metode alternatif. Perlu diinformasikan juga bahwa sesuai ketentuan dalam FI yaitu apabila prosedur lain tersebut memberikan hasil yang berbeda dengan metode FI, maka yang dianggap benar adalah hasil yang menggunakan FI.
|
|
13 | Untuk spesifikasi yang ada di FI tapi tidak ada di spesifikasi farmakope internasional (USP/EP/BP), apakah kedepannya gap ini akan disesuaikan pada FI? Terima kasih. |
Penghilangan parameter atau spesifikasi dalam monografi di kompendia perlu kajian risiko.
|
|
14 | Apakah Spek dan Metode analisis zat aktif bisa mereferensi ke compendial yang diacu oleh Produsennya? tidak harus ke Farmakope indonesia, krn jika ke FI, jika ada spek yang lebih tinggi/ketat dari spek yg diacu produsen, jika hasil analisis tidak memenuhi syarat secara FI, kami kesulitan utk melakukan retur krn spek produsen sesuai dgn compendial yg mereka acu, terima kasih. |
Pada prinsipnya standar mutu zat aktif obat harus mengacu ke kompendial negara yang menggunakan zat aktif tersebut, sesuai dengan yang tertera pada peraturan perundang-undangan.
|
|
15 | Apabila metode Analisa produk mengacu FI VI tetapi tidak sama persis melainkan ada sedikit perbedaan seperti contohnya di perbandingan fase gerak atau ukuran partikel kolom tetapi masih masuk rentang verifikasi sesuai ketentuan FI VI, tetapi kami masih harus membuat pernyataan untuk menerima hasil uji post market-nya. Mohon saran/masukannya. Terimakasih |
Optimasi yang dilakukan industri berlaku pada laboratorium industri tersebut, yang mungkin berbeda dengan kondisi pengujian di laboratorium lain sehingga metode tetap mengacu ke yang tertera pada kompendial.
|
|
16 | Bagaimana menentukan Standar Mutu Produk Jadi Multikomponen ataupun tunggal yg tidak ada di kompendial FI VI atau Kompendial farmakope lain (Khususnya untuk Disolusi) |
|
|
17 | Ada monografi bahan Mg Stearate di FI VI syaratnya tidak matching dengan syarat di USP dan Ph Eur pada parameter Susut Pengeringan. Di FI VI syarat < 4> |
Monografi Mg Stearat sudah terdapat di FI sejak edisi IV, terakhir direvisi pada FI Edisi V dengan mengacu kepada USP edisi terdahulu dan belum mengalami revisi hingga kini pada FI Edisi VI. Berdasarkan tinjauan terhadap USP Edisi terkini, monografi ini sudah mengalami revisi. Kami akan melakukan kajian dan pembahasan lebih lanjut dan monografi ini akan diusulkan untuk direvisi pada FI edisi selanjutnya.
|
|
18 | Untuk spesifikasi bahan baku (impor): masih diperbolehkan untuk menggunakan spesifikasi farmakope lain (USP/EP/BP), selama dapat ditunjukkan ekivalensinya terhadap FI? Mohon konfirmasinya, terima kasih. |
Sesuai dengan ketentuan yang disebutkan pada UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, penggunaan Farmakope Indonesia sebagai standar mutu adalah mandatory. Pada Ketentuan Umum di Farmakope Indonesia dinyatakan bahwa metode dan/atau prosedur lain dapat digunakan jika lebih unggul dalam ketepatan, kepekaan, presisi, selektifitas. Oleh karena itu, Industri Farmasi diperbolehkan melakukan pengujian menggunakan metode dari kompendia lain jika metode tersebut lebih unggul dalam ketepatan, kepekaan, presisi, selektifitas dibandingkan yang terdapat pada Farmakope Indonesia. Hal ini dibuktikan mulai dari pengembangan metode analisis yang robust dan hasil validasi yang setara atau lebih baik melalui uji banding antar metode kompendial dengan metode alternatif. Perlu diinformasikan juga bahwa sesuai ketentuan dalam FI yaitu apabila prosedur lain tersebut memberikan hasil yang berbeda dengan metode FI, maka yang dianggap benar adalah hasil yang menggunakan FI.
|
|
19 | Mohon informasi apabila Reference Standard yang digunakan dalam metode analisa sesuai FI atau pada RaperKBPOM tersebut tidak tersedia pada BPFI dan Farmakope Internasional, dari mana kami dapat memperoleh Reference Standard tersebut. |
Jika reference standard tidak tersedia ada BPFI, kami sarankan untuk berkomunikasi dengan produsen bahan aktifnya untuk memperoleh baku pembandingnya.
|
|
20 | Jika MA tidak sesuai FI, apakah wajib komitmen post market? padahal adjustment kami sesuai dengan FI. |
Sesuai dengan ketentuan yang disebutkan pada UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, penggunaan Farmakope Indonesia sebagai standar mutu adalah mandatory. Modifikasi terhadap metode analisis diperbolehkan, selama masih dalam batas atau rentang adjustment yang dipersyaratkan dalam Farmakope Indonesia dan memenuhi syarat verifikasi metode analisis. Pada Ketentuan Umum di Farmakope Indonesia dinyatakan bahwa metode dan/atau prosedur lain dapat digunakan jika lebih unggul dalam ketepatan, kepekaan, presisi, selektifitas dan dibuktikan mulai dari pengembangan metode analisis yang robust dan hasil validasi yang setara atau lebih baik melalui uji banding antar metode kompendial dengan metode alternatif. Namun, perlu diinformasikan juga bahwa sesuai ketentuan dalam FI yaitu apabila prosedur lain tersebut memberikan hasil yang berbeda dengan metode FI, maka yang dianggap benar adalah hasil yang menggunakan FI. |
NO |
NAMA PRODUK |
KANDUNGAN |
BENTUK SEDIAAN |
KEMASAN |
PEMILIK IZIN EDAR |
NOMOR IZIN EDAR |
KEGUNAAN |
1 |
ABILIFY |
ARIPIPRAZOLE 1 MG/ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT OTSUKA INDONESIA |
DKL2118708635A1 |
OBAT ANTIPSIKOTIK ANAK DAN DEWASA |
2 |
ACITRAL |
ALUMINUM HYDROXIDE, MAGNESIUM HYDROXIDE, SIMETHICONE 200 MG /200 MG/ 20 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
PT INTERBAT |
DBL7817604533A1 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
3 |
ACTIFED |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, TRIPROLIDINE HYDROCHLORIDE 30/1.25 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT STERLING PRODUCTS INDONESIA |
DTL1624504037A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
4 |
ACTIFED PLUS COUGH SUPPRESSANT |
TRIPROLIDINE HYDROCHLORIDE, PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE 1,250 MG /30,000 MG /10,00 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT STERLING PRODUCTS INDONESIA |
DTL1624504137A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
5 |
ACTIFED PLUS EXPECTORANT |
TRIPROLIDINE HYDROCHLORIDE, PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, GUAIFENESIN 1.250 MG /30.00 MG /100.00 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT STERLING PRODUCTS INDONESIA |
DTL1624504237A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
6 |
AERIUS |
DESLORATADINE 0,5 MG/ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ORGANON PHARMA INDONESIA |
DKI0487101137A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
7 |
ALCO |
PSEUDOEPHEDRINE HCL 7,5 MG PER 0,8 ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 15 ML |
PT INTERBAT |
DTL0317619136A1 |
OBAT FLU ANAK |
8 |
ALCO PLUS |
PSEUDOEPHEDRINE HCL, BROMPHENIRAMINE MALEATE 30 MG /2 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT INTERBAT |
DTL0317619237A1 |
OBAT FLU ANAK DAN DEWASA |
9 |
ALCO PLUS DMP |
PSEUDOEPHEDRINE HCL, BROMPHENIRAMINE MALEATE, DEXTROMETHORPHAN HBR 30 MG /2 MG /10 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT INTERBAT |
DTL0317619337A1 |
OBAT BATUK FLU ANAK DAN DEWASA |
10 |
ALLERIN EXP |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE, SODIUM CITRATE DIHYDRATE, GUAIFENESIN 15 MG /12,5 MG /180 MG /50 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT DARYA-VARIA LABORATORIA TBK PLANT GUNUNG PUTRI |
DTL1504522837A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
11 |
ALLERIN EXP |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE, SODIUM CITRATE DIHYDRATE, GUAIFENESIN 15 MG /12,5 MG /180 MG /50 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
PT DARYA-VARIA LABORATORIA TBK PLANT GUNUNG PUTRI |
DTL1504522837A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
12 |
ALLORIS |
LORATADINE 5 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT SANBE FARMA |
DTL2222235137A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
13 |
AMBROXOL HCL |
AMBROXOL HYDROCHLORIDE 30 MG/5 ML |
ELIXIR |
BOTOL @ 60 ML |
PT PYRIDAM FARMA |
GKL1821024034A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
14 |
ANACETINE PLUS |
PARACETAMOL. GUAIFENESIN. CHLORPHENAMINE MALEATE. PHENYLPROPANOLAMI NE HYDROCHLORIDE SIRUP; 120.00 MG /25.00 MG /0.50 MG /3.50 MG |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT BERLICO MULIA FARMA |
DTL0810808237A1 |
OBAT DEMAM, BATUK, DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
15 |
ANADEX |
PARACETAMOL, DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, CHLORPHENAMINE MALEATE, PHENYLPROPANOLAMINE HYDROCHLORIDE 240 MG /7 MG /1 MG /7 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT INTERBAT |
DTL7417609637A1 |
OBAT FLU ANAK DAN DEWASA |
16 |
ANAKONIDIN |
CHLORPHENIRAMINE MALEATE, DEXTROMETHORPHAN HBR, GUAIFENESIN, PSEUDOEPHEDRINE HCL 0,5 MG / 5 MG / 25 MG / 7,5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 30 ML |
PT KONIMEX |
DTL7613004337A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK |
17 |
ANAKONIDIN |
CHLORPHENIRAMINE MALEATE, DEXTROMETHORPHAN HBR, GUAIFENESIN, PSEUDOEPHEDRINE HCL 0,5 MG / 5 MG / 25 MG / 7,5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT KONIMEX |
DTL7613004337A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK |
18 |
ANAKONIDIN MUCOLYTIC & EXPECTORANT |
BROMHEXINE HCL, GUAIFENESIN 4 MG / 50 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 30 ML |
PT KONIMEX |
DTL1613018437A1 |
OBAT BATUK ANAK |
19 |
ANAKONIDIN MUCOLYTIC & EXPECTORANT |
BROMHEXINE HCL, GUAIFENESIN 4 MG / 50 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT KONIMEX |
DTL1613018437A1 |
OBAT BATUK ANAK |
20 |
ANAKONIDIN OBH |
PARACETAMOL, AMMONIUM CHLORIDE, CHLORPHENIRAMINE MALEATE, SUCCUS LIQUIRITIAE, PSEUDOEPHEDRINE HCL 120 MG / 50 MG / 1 MG / 100 MG / 7,5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 30 ML |
PT KONIMEX |
DTL0613023137A1 |
OBAT DEMAM, BATUK, DAN FLU ANAK |
21 |
ANAKONIDIN OBH |
PARACETAMOL, AMMONIUM CHLORIDE, CHLORPHENIRAMINE MALEATE, SUCCUS LIQUIRITIAE, PSEUDOEPHEDRINE HCL 120 MG / 50 MG / 1 MG / 100 MG / 7,5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT KONIMEX |
DTL0613023137A1 |
OBAT DEMAM, BATUK, DAN FLU ANAK |
22 |
ANDONEX |
DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE, DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, PHENYLEPHRINE HYDROCHLORIDE, GUAIFENESIN 7,5 MG /10 MG /5 MG /100 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 100 ML |
PT MEPROFARM |
DTL8715606737A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
23 |
ANDONEX |
DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE, DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, PHENYLEPHRINE HYDROCHLORIDE, GUAIFENESIN 7,5 MG /10 MG /5 MG /100 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT MEPROFARM |
DTL8715606737A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
24 |
ANFLAT |
DRIED ALUMINIUM HYDROXIDE GEL, MAGNESIUM HYDROXIDE, SIMETHICONE 400 MG /400 MG /100 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT DANKOS FARMA |
DBL9604414933A1 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
25 |
ANTASIDA DOEN |
MAGNESIUM HYDROXIDE. DRIED ALUMINIUM HYDROXIDE GEL 200 MG /253.16 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT DEXA MEDICA |
GBL9105010233A1 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
26 |
ANTASIDA DOEN |
DRIED ALUMUNIUM HYDROXIDE GEL 260 MG ~ AL HYDROXIDE 200 MG/5 ML; MAGNESIUM HYDROXIDE 200 MG/5 ML |
SUSPENSI |
BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT ERLANGGA EDI LABORATORIES (ERELA) |
GBL9106306133A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
27 |
APETIC |
PARASETAMOL 100 MG PER ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 15 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DBL2013322336A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
28 |
APETIC |
PARACETAMOL 120 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DBL2013322433A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
29 |
APETIC FORTE |
PARACETAMOL 250 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DBL2013322433B1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
30 |
ARBUPON |
IBUPROFEN 100 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT PYRIDAM FARMA |
DTL1421021233A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
31 |
ASTHAROL |
SALBUTAMOL SULFATE 2 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT SANBE FARMA |
DKL8822209037A1 |
OBAT ASMA ANAK DAN DEWASA |
32 |
ATAROC |
PROCATEROL HYDROCHLORIDE HEMIHYDRATE 25,69 MCG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DKL0433512337A1 |
OBAT ASMA ANAK DAN DEWASA |
33 |
AVRAM |
ARIPIPRAZOLE 1 MG/ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 150 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DKL1721646935A1 |
OBAT ANTIPSIKOTIK ANAK DAN DEWASA |
34 |
BACTOPRIM COMBI |
SULFAMETHOXAZOLE, TRIMETHOPRIM 200/40 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 50 ML |
PT COMBIPHAR |
DKL8304116833A1 |
OBAT ANTIBIOTIK ANAK DAN DEWASA |
35 |
BANTIF CHILD |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE 15 MG/7,5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT SANBE FARMA |
DTL9922226137A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK |
36 |
BENADRYL ORIGINAL |
AMMONIUM CHLORIDE, DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE 12,5/125 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 50 ML |
PT INTEGRATED HEALTHCARE INDONESIA |
DTL1641200437A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
37 |
BENADRYL WET COUGH |
BROMHEXINE HYDROCHLORIDE, GUAIFENESIN 4/100 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 50 ML |
PT INTEGRATED HEALTHCARE INDONESIA |
DTL1541200337A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
38 |
BESTALIN |
HYDROXYZINE HYDROCHLORIDE 10 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DKL8913302137A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
39 |
BICORSAN |
PROCATEROL HYDROCHLORIDE HEMIHYDRATE 5,1 µG |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT SANBE FARMA |
DKL2122261937A1 |
OBAT ASMA ANAK DAN DEWASA |
40 |
BINOMIC |
ZINC SULFATE MONOHYDRATE 27,44 MG/ML ~ ZINC 10 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT PRIMA MEDIKA LABORATORIES |
DTL1440401837A1 |
OBAT DIARE ANAK |
41 |
BIOGESIC |
PARACETAMOL 160 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT MEDIFARMA |
DBL9114704733A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
42 |
BIOLINCOM |
LINCOMYCIN HCL ~ LINCOMYCIN 250 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DKL8918806237A1 |
OBAT ANTIBIOTIK ANAK DAN DEWASA |
43 |
BISOLVON EXTRA |
BROMHEXINE HYDROCHLORIDE, GUAIFENESIN 4/100 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 125 ML |
PT AVENTIS PHARMA |
DTL1721207437A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
44 |
BISOLVON EXTRA |
BROMHEXINE HYDROCHLORIDE, GUAIFENESIN 4/100 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT AVENTIS PHARMA |
DTL1721207437A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
45 |
BISOLVON KIDS |
BROMHEXINE HYDROCHLORIDE 4 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT AVENTIS PHARMA |
DTL1821207237A1 |
OBAT BATUK ANAK |
46 |
BISOLVON KIDS |
BROMHEXINE HYDROCHLORIDE 4 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 125 ML |
PT AVENTIS PHARMA |
DTL1821207237A2 |
OBAT BATUK ANAK |
47 |
BROMIFAR PLUS |
BROMHEXINE HCL 4 MG, GUAIFENESIN 100 MG / 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DTL1209222537A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
48 |
BRONCHITIN EXPECTORANT |
PARACETAMOL, GUAIFENESIN, PHENYLEPHRINE HYDROCHLORIDE 120 MG /100 MG /2.5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT NUFARINDO |
DTL1818217737A1 |
OBAT DEMAM, FLU, DAN BATUK ANAK |
49 |
BRONCHITIN FLU |
PARACETAMOL, CHLORPHENAMINE MALEATE, PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE 120 MG /2 MG /15 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT NUFARINDO |
DTL2118218537A1 |
OBAT DEMAM, FLU, DAN BATUK ANAK |
50 |
BUFECT |
IBUPROFEN 100 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK 60 ML |
PT SANBE FARMA |
DTL9922231133A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
51 |
BUFECT FORTE |
IBUPROFEN 200 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK 50 ML |
PT SANBE FARMA |
DTL9922231133B1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
52 |
CALOREX |
PARACETAMOL, CHLORPHENIRAMINE MALEATE, GUAIFENESIN, PHENYLPROPANOLAMI NE HCL 120 MG / 1 MG / 15 MG / 3,5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT KONIMEX |
DTL7813020337A1 |
OBAT DEMAM, BATUK, DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
53 |
CANDISTIN |
NYSTATIN 100.000 IU/ML |
DROPS |
DUS, BOTOL @ 12 ML + PENETES |
PT PHAROS INDONESIA |
DKL9521618636A1 |
OBAT ANTIJAMUR ANAK DAN DEWASA |
54 |
CANDISTIN (RASA STRAWBERRY) |
NYSTATIN 100.000 IU/ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 12 ML + PENETES |
PT PHAROS INDONESIA |
DKL1121640436A1 |
OBAT ANTIJAMUR ANAK DAN DEWASA |
55 |
CAPRITAZIN |
CETIRIZINE HYDROCHLORIDE 10 MG/ML |
DROP |
DUS, 1 BOTOL @ 20 ML |
PT CAPRIFARMINDO LABORATORIES |
DKL1432406136A1 |
OBAT ALERGI ANAK |
56 |
CAPRITAZIN |
CETIRIZINE HYDROCHLORIDE 5 MG/ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT CAPRIFARMINDO LABORATORIES |
DKL1432406037A1 |
OBAT ALERGI ANAK |
57 |
CELESTAMINE |
BETAMETHASONE. DEXCHLORPHENIRAMI NE MALEATE 0,25 MG /2 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 30 ML |
PT ORGANON PHARMA INDONESIA |
DKL9106604137A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
58 |
CELESTAMINE |
BETAMETHASONE. DEXCHLORPHENIRAMI NE MALEATE 0,25 MG /2 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT ORGANON PHARMA INDONESIA |
DKL9106604137A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
59 |
CELESTAR |
BETAMETHASONE 0,25 MG ; DEXCHLORPHENIRAMI NE MALEATE 2 MG / 5ML |
SIRUP |
DUS,1 BOTOL @ 60 ML |
PT IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DKL1809225237A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
60 |
CERINI |
CETIRIZINE HYDROCHLORIDE 10 MG/ML |
DROP |
DUS, 1 BOTOL @ 20 ML+DROPPER |
PT SANBE FARMA |
DKL1422253536A1 |
OBAT ALERGI ANAK |
61 |
CERINI |
CETIRIZINE HYDROCHLORIDE 5 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT SANBE FARMA |
DTL1422252537A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
62 |
CERTIGI |
CETIRIZINE HYDROCHLORIDE 5 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DKL1818830937A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
63 |
CETINAL |
CETIRIZINE HYDROCHLORIDE 5 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT DANKOS FARMA |
DTL2104431337A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
64 |
CETIRIZINE |
CETIRIZINE HYDROCHLORIDE 5 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
GKL1818831037A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
65 |
CETIRIZINE HCL |
CETIRIZINE HYDROCHLORIDE 5 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT DEXA MEDICA |
GKL1805061137A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
66 |
CETIRIZINE HCL |
CETIRIZINE HYDROCHLORIDE 5 MG/5 ML |
SIRUP |
BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT ERLANGGA EDI LABORATORIES (ERELA) |
GKL1406315837A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
67 |
CETIRIZINE HCL |
CETIRIZINE HYDROCHLORIDE 5 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
GKL1709224337A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
68 |
CLARITIN |
LORATIDINE 5 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT BAYER INDONESIA |
DKL1602009237A1 |
OBAT ALERGI ANAK |
69 |
CODECON |
DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, PHENYLPROPANOLAMI NE HYDROCHLORIDE, GUAIFENESIN 5 MG /7,50 MG /33,33 MG |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ERLIMPEX |
DTL8706407137A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
70 |
CODIPRONT CUM EXPECTORANT |
CODEINE RESINATE, PHENYLTOLOXAMINE RESINATE, GUAIFENESIN, THYME LIQUID EXTRACT 61,7 MG /10 MG /55,55 MG /55,55 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT KIMIA FARMA TBK |
DNL7812415837A1 |
OBAT BATUK DEWASA |
71 |
COLERGIS |
BETAMETHASONE. DEXCHLORPHENIRAMI NE MALEATE 0.25 MG /2 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT DEXA MEDICA |
DKL9905029237A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
72 |
COLERGIS |
BETAMETHASONE, DEXCHLORPHENIRAMI NE MALEATE 0.25 MG /2 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT DEXA MEDICA |
DKL9905029237A2 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
73 |
COLFIN |
PARACETAMOL, DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, CHLORPHENAMINE MALEATE, PHENYLEPHRINE HYDROCHLORIDE 120 MG /5 MG /2 MG /2,5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT NUFARINDO |
DTL8718202237A2 |
OBAT DEMAM, FLU, DAN BATUK ANAK DAN DEWASA |
74 |
COLFIN PLUS SYRUP |
PARACETAMOL, DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, PHENYLPROPANOLAMI NE HYDROCHLORIDE, CHLORPHENAMINE MALEATE. GUAIFENESIN, AMMONIUM CHLORIDE 120 MG /5 MG /3.5 MG /0.5 MG /25 MG /25 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT NUFARINDO |
DTL2018218337A1 |
OBAT DEMAM, FLU, DAN BATUK ANAK DAN DEWASA |
75 |
COMBANTRIN |
PYRANTEL PAMOATE 367.55 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 10 ML |
PT PFIZER INDONESIA |
DTL8819801933A1 |
OBAT CACING ANAK |
76 |
COMTUSI |
OXOMEMAZINE, GUAIFENESIN 1.65 MG /33.3 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT COMBIPHAR |
DKL9604120237A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
77 |
COMTUSI |
OXOMEMAZINE, GUAIFENESIN 1.65 MG /33.3 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT COMBIPHAR |
DKL9604120237A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
78 |
COMTUSI (RASA STRAWBERRY) |
OXOMEMAZINE, GUAIFENESIN 1.65 MG /33.3 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT COMBIPHAR |
DKL0804130337A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
79 |
COMTUSI BATUK BERDAHAK |
GUAIFENESIN, PSEUDOEPHEDRINE HCL, TRIPROLIDINE HCL 1,25/30/100 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL1904134837A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
80 |
COMTUSI BATUK KERING |
DEXTROMETHORPHAN HBR, PSEUDOEPHEDRINE HCL, TRIPROLIDINE HCL 1,25/30/10 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL1904134937A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
81 |
COMTUSI PILEK DAN ALERGI |
PSEUDOEPHEDRINE HCL, TRIPROLIDINE HCL 1,25/30 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL1904135037A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
82 |
CONSTANTIA |
NYSTATIN 100.000 IU/ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 VIAL @ 12 ML |
PT NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DKL1133524733A1 |
OBAT ANTIJAMUR ANAK DAN DEWASA |
83 |
CORTAMINE |
BETAMETHASONE, DEXCHLORPHENIRAMI NE MALEATE 0,25 MG /2 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT INTERBAT |
DKL0717622537A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
84 |
COTRIM |
SULFAMETHOXAZOLE, TRIMETHOPRIM 200/40 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT PYRIDAM FARMA |
DKL1621022233A1 |
OBAT ANTIBIOTIK ANAK |
85 |
COTRIMOXAZOLE |
TRIMETHOPRIM 40 MG , SULFAMETHOXAZOLE 100 MG / 5ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
GKL0809217433A1 |
OBAT ANTIBIOTIK ANAK DAN DEWASA |
86 |
DAPYRIN |
PARACETAMOL 120 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT HEXPHARM JAYA |
DBL0308508637A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
87 |
DECADRYL EXPECTORANT |
DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE, AMMONIUM CHLORIDE 13,5 MG /131,5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT HARSEN LABORATORIES |
DTL7207918937A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
88 |
DECADRYL EXPECTORANT |
DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE, AMMONIUM CHLORIDE 13,5 MG /131,5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
PT HARSEN LABORATORIES |
DTL7207918937A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
89 |
DECOLGEN KIDS |
PARACETAMOL, PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, CHLORPHENAMINE MALEATE 120 MG /7,5 MG /0,5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT DARYA-VARIA LABORATORIA TBK PLANT GUNUNG PUTRI |
DTL1504523437A1 |
OBAT FLU DAN DEMAM ANAK |
90 |
DECOLSIN |
PARACETAMOL, PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, CHLORPHENAMINE MALEATE, DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, GUAIFENESIN 250 MG /15 MG /1 MG /5 MG /50 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT DARYA-VARIA LABORATORIA TBK PLANT GUNUNG PUTRI |
DTL1504522937A1 |
OBAT BATUK DAN FLU DEWASA |
91 |
DEPAKENE |
VALPROIC ACID 250 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 120 ML |
PT ABBOTT INDONESIA |
DKL7800201637A2 |
OBAT EPILEPSI ANAK DAN DEWASA |
92 |
DEPAKENE |
VALPROIC ACID 250 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
PT ABBOTT INDONESIA |
DKL7800201637A1 |
OBAT EPILEPSI ANAK DAN DEWASA |
93 |
DESDIN |
DESLORATADINE 2.5 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DKL1413318637A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
94 |
DESLODIN |
DESLORATADINE 0,5 MG/ML |
SIRUP |
DUS, 10 BOTOL @ 60 ML |
PT BERNOFARM |
DKL1702355937A1 |
OBAT ALERGI ANAK |
95 |
DESLORATADINE |
DESLORATADINE 0,5 MG/ML |
SIRUP |
DUS, 10 BOTOL @ 60 ML |
PT BERNOFARM |
GKL1702355837A1 |
OBAT ALERGI ANAK |
96 |
DESTAVELL |
DESLORATADINE 2,5 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DKL1633535237A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
97 |
DEXANTA |
ALUMINIUM HYDROXIDE, MAGNESIUM HYDROXIDE, SIMETHICONE 200/200/20 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT DEXA MEDICA |
DBL7605004633B1 |
OBAT MAAG DEWASA |
98 |
DEXTROSIN |
DEXTROMETHORPHAN HBR 15 MG; PHENYLPROPANOLAMI NE HCL 12,5 MG; DIPHENHYDRAMINE HCL 5 MG; GUAIFENESIN 50 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DTL7218804037A1 |
OBAT BATUK PILEK ANAK DAN DEWASA |
99 |
DEXTROSIN |
DEXTROMETHORPHAN HBR 15 MG; PHENYLPROPANOLAMI NE HCL 12,5 MG; DIPHENHYDRAMINE HCL 5 MG; GUAIFENESIN 50 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DTL7218804037A1 |
OBAT BATUK PILEK ANAK DAN DEWASA |
100 |
DIAFURAL |
NIFUROXAZIDE 250 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DKL1809224933A1 |
OBAT DIARE ANAK DAN DEWASA |
101 |
DIAGRO |
ZINC SULFATE MONOHYDRATE 54,89 MG/5ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT MAHAKAM BETA FARMA |
DKL1513711537A1 |
PELENGKAP OBAT DIARE ANAK |
102 |
DISUDRIN-PED |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE 7,5 MG/0,8 ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 10 ML |
PT DARYA-VARIA LABORATORIA TBK PLANT GUNUNG PUTRI |
DTL1904529336A1 |
OBAT FLU ANAK |
103 |
DOMERAN |
DOMPERIDONE 5 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ERLIMPEX |
DKL1306415633A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH DEWASA |
104 |
DOMPERIDONE |
DOMPERIDONE 5 MG/5ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT HEXPHARM JAYA |
GKL0608512937A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK DAN DEWASA |
105 |
DONEXAN DX |
DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE, DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, PHENYLEPHRINE HYDROCHLORIDE, AMMONIUM CHLORIDE, SODIUM CITRATE DIHYDRATE 5,0 MG /7,5 MG /5,0 MG /62,5 MG /25 MG PER 5ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 120 ML |
PT MEPROFARM |
DTL8515605237A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
106 |
DONEXAN DX |
DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE, DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, PHENYLEPHRINE HYDROCHLORIDE, AMMONIUM CHLORIDE, SODIUM CITRATE DIHYDRATE 5,0 MG /7,5 MG /5,0 MG /62,5 MG /25 MG PER 5ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT MEPROFARM |
DTL8515605237A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
107 |
DUMIN |
PARACETAMOL 120 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ACTAVIS INDONESIA |
DBL8505505137A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
108 |
DUMIN FORTE |
PARACETAMOL 250 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ACTAVIS INDONESIA |
DBL1705518133A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
109 |
DUROCORT |
BETAMETHASONE, DEXCHLORPHENIRAMI NE MALEATE 2/0,250 MG |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT PRIMA MEDIKA LABORATORIES |
DKL1440401937A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
110 |
EDORISAN |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE 7,5 MG/0,8 ML |
DROP |
DUS, 1 BOTOL 15 ML |
PT SANBE FARMA |
DTL1422253136A1 |
OBAT FLU ANAK |
111 |
EFICAP 100 ML SUSPENSI |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT CAPRIFARMINDO LABORATORIES |
DKL2032407833A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
112 |
EFLIN |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, TRIPROLIDINE HYDROCHLORIDE 30 MG /1,25 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT MEPROFARM |
DTL9815611937A1 |
OBAT GANGGUAN PERNAFASAN ANAK DAN DEWASA |
113 |
ENYSTIN |
NYSTATIN 100.000 IU |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 12 ML |
PT DANKOS FARMA |
DKL0504424733A1 |
OBAT ANTIJAMUR ANAK DAN DEWASA |
114 |
EPEXOL |
AMBROXOL HYDROCHLORIDE 15 MG/ML |
DROP |
DUS, 1 BOTOL @ 20 ML |
PT SANBE FARMA |
DKL1022248336A1 |
OBAT BATUK ANAK |
115 |
EPEXOL |
AMBROXOL HYDROCHLORIDE 15 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 120 ML |
PT SANBE FARMA |
DKL9222211837A1 |
OBAT BATUK ANAK |
116 |
EPEXOL FORTE |
AMBROXOL HYDROCHLORIDE 30 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT SANBE FARMA |
DKL9222211837B1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
117 |
EPIFRI |
SODIUM VALPROATE 250 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
PT DARYA-VARIA LABORATORIA TBK PLANT GUNUNG PUTRI |
DKL1704527537A1 |
OBAT EPILEPSI ANAK DAN DEWASA |
118 |
EPILEPSAN |
SODIUM VALPROATE 288 MG/5 ml |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 120 ML |
PT SANBE FARMA |
DKL2022259437A1 |
OBAT EPILEPSI ANAK |
119 |
EPISAN |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 100 ML |
PT SANBE FARMA |
DKL1122249733A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
120 |
EPISAN |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 200 ML |
PT SANBE FARMA |
DKL1122249733A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
121 |
ERLAFLU |
PARACETAMOL 120 MG; CTM 0,5 MG; PSEUDOEPHEDRINE HCL 7,5 MG; GUAIFENESIN 50 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ERLANGGA EDI LABORATORIES (ERELA) |
DTL1206313837A1 |
OBAT FLU ANAK DAN DEWASA |
122 |
ERLAMOL |
PARACETAMOL 100 MG/ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 15 ML |
PT ERLANGGA EDI LABORATORIES (ERELA) |
DBL2006319636A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
123 |
ERLAMOL |
PARACETAMOL 120 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ERLANGGA EDI LABORATORIES (ERELA) |
DBL1206314237A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
124 |
ERPEPSA |
SUCRALFATE 500 MG/ 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT ERLIMPEX |
DKL1906419933A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
125 |
ERPHAHEXIN |
BROMHEXINE HYDROCHLORIDE 4 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ERLIMPEX |
DTL1806419037A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
126 |
ERPHASAL |
GUAIFENESIN 50 MG, SALBUTAMOL SULFATE 2 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ERLIMPEX |
DKL1806419237A1 |
OBAT ASMA ANAK DAN DEWASA |
127 |
ERSOPRINOSINE |
METHISOPRINOL 250 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ERLIMPEX |
DKL2006421137A1 |
OBAT ANTIVIRUS ANAK DAN DEWASA |
128 |
ERTIFEN |
KETOTIFEN HIDROGEN FUMARAT 1,38 MG ~ KETOTIFEN 1 MG |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ERLIMPEX |
DKL2006420637A1 |
OBAT ASMA ANAK DAN DEWASA |
129 |
ESLOR |
DESLORATADINE 0,5 MG/ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT PRATAPA NIRMALA |
DKL1631538137A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
130 |
FALPRO |
VALPROIC ACID 250 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @120 ML |
PT PRATAPA NIRMALA |
DKL1331534737A2 |
OBAT EPILEPSI ANAK DAN DEWASA |
131 |
FARMACROL FORTE |
SIMETHICONE EMULSION 30%, MAGNESIUM HYDROXIDE, DRIED ALUMINIUM HYDROXIDE GEL 200 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 200 ML |
PT PRATAPA NIRMALA |
DBL8831501533A1 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
132 |
FARMACROL FORTE |
SIMETHICONE EMULSION 30%, MAGNESIUM HYDROXIDE, DRIED ALUMINIUM HYDROXIDE GEL 200 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT PRATAPA NIRMALA |
DBL8831501533A1 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
133 |
FARMAVON |
BROMHEXINE HYDROCHLORIDE 4 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT PRATAPA NIRMALA |
DTL8931502437A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
134 |
FARMAVON |
BROMHEXINE HYDROCHLORIDE 4 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT PRATAPA NIRMALA |
DTL8931502437A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
135 |
FARSIFEN FORTE |
IBUPROFEN 200 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DTL1509219333A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
136 |
FARTOLIN EXPECTORANT |
GUAIFENESIN, SALBUTAMOL SULFATE 50 MG /1,2 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 100 ML |
PT PRATAPA NIRMALA |
DKL8831501237A1 |
OBAT ASMA DAN BATUK ANAK |
137 |
FASGO |
PARACETAMOL 160 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT FINUSOLPRIMA FARMA INTERNASIONAL |
DBL1028404937A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
138 |
FASGO FORTE |
PARACETAMOL 250 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT FINUSOLPRIMA FARMA INTERNASIONAL |
DBL1428406237A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
139 |
FENIDRYL |
DIPHENHYDRAMINE 12.5 MG, AMMONIUM CHLORIDE 125 MG /5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL 60 ML |
PT IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DTL9909212637A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
140 |
FENRIS |
IBUPROFEN 100 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT INTERBAT |
DTL0117616933A1 |
OBAT DEMAM ANAK DAN DEWASA |
141 |
FLUTAMOL |
PHENYLPROPANOLAMI NE HYDROCHLORIDE, CHLORPHENAMINE MALEATE, GUAIFENESIN, PARACETAMOL 3,5 MG /0,5 MG /12,5 MG /125 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT PYRIDAM FARMA |
DTL8521000437A1 |
OBAT DEMAM, FLU, DAN BATUK ANAK |
142 |
FLUTAMOL-P |
CHLORPHENAMINE MALEATE, DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, PARACETAMOL, PHENYLPROPANOLAMI NE HYDROCHLORIDE 150/3,5/0,5,5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT PYRIDAM FARMA |
DTL9421008337A1 |
OBAT DEMAM, FLU, DAN BATUK ANAK |
143 |
FLUTOP-C |
PARACETAMOL 160 MG, CTM 0,5 MG, DEXTROMETHORPHAN HBR 3,5 MG, GUAIFENESIN 25 MG, PPA HCL 3,5 MG (5 ML) |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DTL8509202137A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
144 |
FUZIDE |
NIFUROXAZIDE 250 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DKL0618820533A1 |
OBAT ANTIBIOTIK ANAK DAN DEWASA |
145 |
GASTRINAL HD |
HYDROTALCITE 200 MG; MAGNESIUM HYDROXIDE 150 MG; SIMETHICONE 50 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
PT MEPROFARM |
DBL1715625433A1 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
146 |
GASTRUCID |
SIMETHICONE EMULSION 30, DRIED ALUMINIUM HYDROXIDE GEL, MAGNESIUM HYDROXIDE V50 MG /406,25 MG /325 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT NUFARINDO |
DBL8718203333A1 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
147 |
GAVISTAL |
METOCLOPRAMIDE HYDROCHLORIDE 2 MG/ML |
DROPS |
DUS, BOTOL @ 10 ML |
PT MEPROFARM |
DKL9815612336A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK |
148 |
GERDILIUM |
DOMPERIDONE 5 MG PER ML |
DROP |
DUS, 1 BOTOL @ 12 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DKL0418818636A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK DAN DEWASA |
149 |
GERDILIUM |
DOMPERIDONE 5 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DKL0218817133A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK DAN DEWASA |
150 |
GLISEND |
SALBUTAMOL SULPHATE ~ SALBUTAMOL 2 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT KONIMEX |
DKL9713016637A1 |
OBAT ASMA ANAK DAN DEWASA |
151 |
HISTRINE |
CETIRIZINE HYDROCHLORIDE 10 MG/ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 10 ML |
PT FERRON PAR PHARMACEUTICALS |
DKL0934608236A1 |
OBAT ALERGI ANAK |
152 |
HISTRINE |
CETIRIZINE HYDROCHLORIDE 5 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT FERRON PAR PHARMACEUTICALS |
DKL1234609937A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
153 |
IAFED |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, GUAIFENESIN. DEXCHLORPHENIRAMI NE MALEATE, 30 MG /100 MG /2 MG |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ERLANGGA EDI LABORATORIES (ERELA) |
DTL9606309937A1 |
OBAT FLU ANAK DAN DEWASA |
154 |
INADRYL |
DIPHENHYDRAMINE HCL, AMMONIUM CHLORIDE 12,5 MG /135 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 50 ML |
PT INTERBAT |
DTL7217607537A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
155 |
INADRYL |
DIPHENHYDRAMINE HCL, AMMONIUM CHLORIDE 12,5 MG /135 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT INTERBAT |
DTL7217607537A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
156 |
INPEPSA |
SUCRALFATE SUSPENSION 1.547,5 MG/ 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 200 ML |
PT PRATAPA NIRMALA |
DKL9631511933A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
157 |
INPEPSA |
SUCRALFATE SUSPENSION 1.547,5 MG/ 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT PRATAPA NIRMALA |
DKL9631511933A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
158 |
INTERHISTIN |
MEBHYDROLINE NAPADISYLATE ~ MEBHYDROLINE 50 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT INTERBAT |
DKL8317602633A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
159 |
INTERPECT 15 |
AMBROXOL 15 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT INTERBAT |
DKL9317609037A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
160 |
INTERPECT 30 |
AMBROXOL 30 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT INTERBAT |
DKL9317609037B1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
161 |
INTRIZIN |
CETIRIZINE HCL 10 MG PER ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 15 ML |
PT INTERBAT |
DKL0617621636A1 |
OBAT ALERGI ANAK |
162 |
INTRIZIN |
CETIRIZINE HCL 5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT INTERBAT |
DKL0617621737A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
163 |
INTUNAL |
PARACETAMOL 125 MG; PHENYLPROPANOLAMI NE HCL 3,5 MG; DEXCHLORPHENIRAMI NE MALEAT 0,5 MG; DEXTROMETHOPHAN HBR 3,5 MG; GLYCERILGUAIACOLAT E 50 MG/5ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT MEPROFARM |
DTL8915607237A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
164 |
IPROX (RASA STRAWBERRY) |
IBUPROFEN 100 MG |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DTL1133525733A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
165 |
IPROX FORTE |
IBUPROFEN 200 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DTL1933525733B1 |
OBAT DEMAM ANAK DAN DEWASA |
166 |
ISOPRINOSINE |
METHISOPRINOL 250 MG/5 ML |
SIRUP |
BOTOL, @ 60 ML |
PT DARYA-VARIA LABORATORIA TBK PLANT GUNUNG PUTRI |
DKL7404522137A1 |
OBAT ANTIVIRUS ANAK DAN DEWASA |
167 |
ISPRINOL |
METHISOPRINOL 250 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DKL0433511637A1 |
OBAT ANTIVIRUS ANAK DAN DEWASA |
168 |
KALMICETINE |
CHLORAMPHENICOL PALMITATE 217.5 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT KALBE FARMA |
DKL0211634133A1 |
OBAT ANTIBIOTIK ANAK |
169 |
KALPEPSA |
SUCRALFATE SUSPENSION 1.67 G/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT KALBE FARMA |
DKL1211642333A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
170 |
KAOTIN |
KAOLIN 985 MG/5 ML; PECTIN 22 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ERLANGGA EDI LABORATORIES (ERELA) |
DBL8506302133A1 |
OBAT DIARE ANAK DAN DEWASA |
171 |
KOMIX KID (RASA STRAWBERRY) |
DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, CHLORPHENAMINE MALEATE, GUAIFENESIN 7.5 MG /1 MG /50 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 10 SACHET @ 5 ML |
PT BINTANG TOEDJOE |
DTL0602812137A1 |
OBAT BATUK ANAK |
172 |
KONIMAG |
MAGNESIUM TRISILICATE, SIMETHICONE, DRIED ALUMINIUM HYDROXIDE GEL 300 MG / 50 MG / 300 MG PER 7 ML |
SUSPENSI |
DUS, 30 SACHET @ 7 ML |
PT KONIMEX |
DBL9513009733A1 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
173 |
KONIMAG FORTE |
MAGNESIUM TRISILICATE, SIMETHICONE, DRIED ALUMINIUM HYDROXIDE GEL 400 MG / 80 MG / 400 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT KONIMEX |
DBL1813009733B2 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
174 |
KONTRABAT |
PARACETAMOL, GUAIFENESIN, DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE, DEXTROMETHORPHAN HBR MONOHYDRATE 150 MG /100 MG /12,5 MG /7,9 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 10 BOTOL @ 60 ML |
PT BERNOFARM |
DTL1502351037A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI DAN DEMAM ANAK |
175 |
KONVERMEX 125 |
PYRANTEL PAMOATE ~ PYRANTEL 125 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 10 BLISTER @ 1 BOTOL PLASTIK @ 10 ML |
PT KONIMEX |
DTL0413021933B1 |
OBAT CACING ANAK DAN DEWASA |
176 |
KONVERMEX 250 |
PYRANTEL PAMOATE ~ PYRANTEL 250 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 10 BLISTER @ 1 BOTOL PLASTIK @ 10 ML |
PT KONIMEX |
DTL7813021933A1 |
OBAT CACING ANAK DAN DEWASA |
177 |
L-ZINC |
ZINC SULFATE MONOHYDRATE 27.45 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DTL1213317337A1 |
PELENGKAP OBAT DIARE ANAK DAN DEWASA |
178 |
LACOLDIN |
CHLORPHENAMINE MALEATE 1 MG; DEXTROMETHORPHAN HBR 7.5 MG; PARACETAMOL 250 MG; PHENYLPROPANOLAMI NE PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DTL9513305637A1 |
OBAT DEMAM, BATUK, DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
179 |
LAGESIL |
MAGNESIUM HYDROXIDE, DRIED ALUMINIUM HYDROXIDE GEL, SIMETHICONE 250 MG /303.02 MG /50 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DBL9513305333A1 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
180 |
LAMBUCID |
MAGNESIUM HYDROXIDE, SIMETHICONE EMULSION 30, DRIED ALUMINIUM HYDROXIDE GEL 300 MG /167 MG /300 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS,1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT HEXPHARM JAYA |
DBL0008502633A1 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
181 |
LAMBUCID |
MAGNESIUM HYDROXIDE, SIMETHICONE EMULSION 30, DRIED ALUMINIUM HYDROXIDE GEL 300 MG /167 MG /300 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS,1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT HEXPHARM JAYA |
DBL0008502633A1 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
182 |
LAMESON |
METHYLPREDNISOLON E 4 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL @ 30 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DKL2013322233A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
183 |
LAMETIC |
ONDANSETRON HYDROCHLORIDE 4 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 50 ML |
PT PERTIWI AGUNG |
DKL1319617637A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK DAN DEWASA |
184 |
LANOS |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE 7.5 MG PER 0,8 ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 15 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DTL2113323436A1 |
OBAT FLU ANAK |
185 |
LANOS PLUS |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE 15 MG, CHLORPHENAMINE MALEATE 1 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 mL |
PT LAPI LABORATORIES |
DTL2113323537A1 |
OBAT FLU ANAK DAN DEWASA |
186 |
LANPEPSA |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
PT PERTIWI AGUNG |
DKL1719619533A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
187 |
LAPIFED |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, TRIPROLIDINE HYDROCHLORIDE 30 MG /1.25 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DTL0113310337A1 |
OBAT FLU ANAK DAN DEWASA |
188 |
LAPIFED DM |
DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, TRIPROLIDINE HYDROCHLORIDE 10 MG /30 MG /1.25 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DTL9813308837A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
189 |
LAPIFED EKSPEKTORAN |
GUAIFENESIN, PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, TRIPROLIDINE HYDROCHLORIDE 100 MG /15 MG /1.25 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DTL0213310937A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
190 |
LAPIMUC |
AMBROXOL HYDROCHLORIDE 15 MG PER ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 15 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DKL1913321636A1 |
OBAT BATUK ANAK |
191 |
LAPISIV |
AMMONIUM CHLORIDE 100 MG; DEXTROMETHORPHAN HBR 7.5 MG DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE 12.5 MG GUAIFENESIN 75 MG PHENYLPROPANOLAMI NE HCL 6 MG SODIUM CITRATE 50 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DKL9113302937A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
192 |
LAPROSIN |
METHISOPRINOL 250 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DKL1313318537A1 |
OBAT ANTIVIRUS ANAK DAN DEWASA |
193 |
LASAL |
SALBUTAMOL SULFATE ~ SALBUTAMOL 2 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DKL8513300237A1 |
OBAT ASMA ANAK DAN DEWASA |
194 |
LASAL EKSPEKTORAN |
SALBUTAMOL SULFAT ~ SALBUTAMOL 2 MG, GUAIFENESIN 75 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DKL8813301537A1 |
OBAT ASMA ANAK |
195 |
LASMALIN |
TERBUTALIN SULFAT 1.5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DKL8713300737A1 |
OBAT ASMA ANAK DAN DEWASA |
196 |
LATROPIL |
PIRACETAM 500 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 100 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DKL9813309037A1 |
OBAT SARAF ANAK DAN DEWASA |
197 |
LECOZINC |
ZINC SULFATE MONOHYDRATE 27,45 ~ ZINC 10 MG / 1ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 15 ML |
PT IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DTL1709224636A1 |
OBAT DIARE ANAK |
198 |
LECOZINC |
ZINC SULFATE MONOHYDRATE 27,45 ~ ZINC 10 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DTL1609224137A1 |
OBAT DIARE ANAK DAN DEWASA |
199 |
LEPSIO |
VALPROIC ACID 250 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT DEXA MEDICA |
DKL1405048637A1 |
OBAT EPILEPSI ANAK DAN DEWASA |
200 |
LEVOTUSIN |
LEVODROPROPIZINE 30 MG |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
PT ERLIMPEX |
DKL2006421437A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
201 |
LIBROFED |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, TRIPROLIDINE HYDROCHLORIDE 30 MG /1,25 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT DANKOS FARMA |
DTL0204419537A1 |
OBAT FLU ANAK DAN DEWASA |
202 |
LIMOXIN |
AMBROXOL HYDROCHLORIDE 15 MG |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 20 ML |
PT FARATU |
DKL2221103236A1 |
OBAT BATUK ANAK |
203 |
LIMOXIN |
AMBROXOL HYDROCHLORIDE 30 MG |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT FARATU |
DKL2221103437A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
204 |
LIMOXIN |
AMBROXOL HYDROCHLORIDE 30 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DKL2221103437A1 |
OBAT BATUK DEWASA |
205 |
LIMOXIN |
AMBROXOL HYDROCHLORIDE 15 MG |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 20 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DKL1121634836A1 |
OBAT BATUK ANAK |
206 |
LINCOR |
LINCOMYCIN HCL 282,5 MG ~ LINCOMYCIN 250 MG |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DKL1809225037A1 |
OBAT ANTIBIOTIK ANAK DAN DEWASA |
207 |
LORIDES |
DESLORATADINE 2,5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ERLIMPEX |
DKL1706418737A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
208 |
LORIHIS |
LORATADINE 5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ERLIMPEX |
DTL9806411637A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
209 |
MAAG GEL |
CALCIUM CARBONATE 500 MG/5 ML; MAGNESIUM TRISILICATE 250 MG/5 ML; SIMETHICONE EMULSION 30 40 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ERLANGGA EDI LABORATORIES (ERELA) |
DBL8306301433A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
210 |
MAGALAT |
DOW CORNING CURING AGENT FOR MDX 4-4210, MAGALDRATE 540/20 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT DEXA MEDICA |
DBL8805004933A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
211 |
MAGTRAL FORTE MINT |
DRIED ALUMINIUM HYDROXIDE GEL ~ ALUMINIUM HYDROXIDE 400 MG; MAGNESIUM HYDROXIDE 400 MG; SIMETHICONE 80 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DBL8918805733B1 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
212 |
MAGTRAL MINT |
DRIED ALUMINIUM HYDROXIDE GEL ~ ALUMINIUM HYDROXIDE 250 MG; MAGNESIUM HYDROXIDE 250 MG; SIMETHICONE 50 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DBL8918805733A1 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
213 |
MAXPRINOL |
METHISOPRINOL 250 MG / 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT SIMEX PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DKL1328206837A1 |
OBAT ANTIVIRUS ANAK DAN DEWASA |
214 |
MAXTRON |
ONDANSETRON HCL DIHYDRATE 4,5 MG ~ ONDANSETRON 4 MG |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 M |
PT SIMEX PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DKL2128210337A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK DAN DEWASA |
215 |
MECLOVEL |
BETAMETHASONE, DEXCHLORPHENIRAMI NE MALEATE 0.25 MG/2 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DKL0233505337A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
216 |
MERCOTIN |
NOSCAPINE 10,0 MG/ML |
DROPS |
DUS, 10 BOTOL PLASTIK @ 20 ML |
PT EISAI INDONESIA |
DKL7206102636A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
217 |
METHISOPRINOL |
METHISOPRINOL 250 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT PERTIWI AGUNG |
GKL1319617837A1 |
OBAT ANTIVIRUS ANAK DAN DEWASA |
218 |
METHOPI |
METHISOPRINOL 250 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DKL1818832237A1 |
OBAT ANTIVIRUS ANAK DAN DEWASA |
219 |
METRONIDAZOLE BENZOATE |
METRONIDAZOLE BENZOATE 201 MG/5 ML |
SUSPENSI |
BOTOL @ 60 ML |
PT MEPROFARM |
GKL1515623533A1 |
OBAT ANTIBIOTIK ANAK DAN DEWASA |
220 |
MEZINEX |
PROMETHAZINE HCL 5 MG, EXTRACT IPECAC 3 MG, GUAIFENESIN 45 MG / 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DTL9909212537A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
221 |
MEZINEX ANTITUSIF |
TRIPROLIDINE HCL 1,25 ; PSEUDOEPHEDRINE HCL 30 MG ; DEXTROMETHORPHAN HBR 10 MG / 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DTL2009225837A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
222 |
MEZINEX EXPECTORANT |
TRIPROLIDINE HCL 1,25 ; PSEUDOEPHEDRINE HCL 30 MG ; GUAIFENESIN 100 MG / 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DTL2009225937A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
223 |
MG-40 |
MEGESTEROL ACETATE 40 MG PER ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 200 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DKL2113322833A1 |
OBAT ANOREKSIA DEWASA |
224 |
MICROTINA |
CHLORAMPHENICOL PALMITATE 125 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT PYRIDAM FARMA |
DKL1621022033A1 |
OBAT ANTIBIOTIK ANAK |
225 |
MOFEN |
IBUPROFEN 40 MG |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL 15 ML |
PT ERLIMPEX |
DTL0706413236A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
226 |
MOFEN |
IBUPROFEN 100 MG |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT ERLIMPEX |
DTL0706413333A |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
227 |
MONELL |
DOMPERIDONE 5 MG/ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 10 ML |
PT NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DKL0133502336A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK DAN DEWASA |
228 |
MONELL |
DOMPERIDONE 5 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DKL0933520633A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK DAN DEWASA |
229 |
MOPRIN |
METHISOPRINOL 250 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT DEXA MEDICA |
DKL1605052737A1 |
OBAT ANTIVIRUS ANAK DAN DEWASA |
230 |
MORETIC |
PARACETAMOL 60 MG/ 0,6 ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 15 ML |
PT GRACIA PHARMINDO |
DBL0835306136A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
231 |
MUCERA |
AMBROXOL HCL 15 MG/ML |
DROP |
DUS, 1 BOTOL @ 15 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DKL1718829636A1 |
OBAT SEKRETOLITIK ANAK |
232 |
MUCERA |
AMBROXOL HCL 15 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DKL0018816637A1 |
OBAT SEKRETOLITIK ANAK |
233 |
MUCERA FORTE |
AMBROXOL HCL 30 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DKL1718816637B1 |
OBAT SEKRETOLITIK ANAK DAN DEWASA |
234 |
MUCIFAT |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT MEPROFARM |
DKL1615624633A1 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
235 |
MUCIFAT |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT MEPROFARM |
DKL1615624633A2 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
236 |
MUCIFAT |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 200 ML |
PT MEPROFARM |
DKL1615624633A1 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
237 |
MUCOHEXIN |
BROMHEXINE HYDROCHLORIDE 4 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 120 ML |
PT SANBE FARMA |
DTL8322202037A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
238 |
MUCOPECT |
AMBROXOL HYDROCHLORIDE 30 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT AVENTIS PHARMA |
DKL1821207337B1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
239 |
MUCOPECT |
AMBROXOL HYDROCHLORIDE 15 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT AVENTIS PHARMA |
DKL1821207337A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
240 |
MUCOS |
AMBROXOL HYDROCHLORIDE 15 MG/ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 20 ML |
PT MEPROFARM |
DKL9815612536A1 |
OBAT BATUK ANAK |
241 |
MUCOS |
AMBROXOL HYDROCHLORIDE 15 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT MEPROFARM |
DKL9815612937A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
242 |
MUCOS |
AMBROXOL HYDROCHLORIDE 15 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT MEPROFARM |
DKL9815612937A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
243 |
MYCOSTATIN |
NYSTATIN 100.000 IU |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL PLASTIK @ 12 ML |
PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DKL1124400233A1 |
OBAT ANTIJAMUR ANAK DAN DEWASA |
244 |
MYCOSTATIN |
NYSTATIN 100.000 IU |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL PLASTIK @ 30 ML |
PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DKL1124400233A1 |
OBAT ANTIJAMUR ANAK DAN DEWASA |
245 |
MYLANTA |
DRIED ALUMINIUM HYDROXIDE GEL, MAGNESIUM HYDROXIDE, SIMETHICONE 200/200/20 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL PLASTIK @ 50 ML |
PT INTEGRATED HEALTHCARE INDONESIA |
DBL1441200233A1 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
246 |
MYLANTA |
DRIED ALUMINIUM HYDROXIDE GEL, MAGNESIUM HYDROXIDE, SIMETHICONE |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL PLASTIK @ 150 ML |
PT INTEGRATED HEALTHCARE INDONESIA |
DBL1441200233A1 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
247 |
NAPREX |
PARACETAMOL 250 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT DARYA-VARIA LABORATORIA TBK PLANT GUNUNG PUTRI |
DBL0304518633A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
248 |
NAPREX |
PARACETAMO 60 MG/ML |
DROPS |
DUS, BOTOL PLASTIK @ 15 ML |
PT DARYA-VARIA LABORATORIA TBK PLANT GUNUNG PUTRI |
DBL0204518236A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
249 |
NARFOZ |
ONDANSETRON HYDROCHLORIDE DIHYDRATE 4 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DKL1021638637A2 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK |
250 |
NARFOZ |
ONDANSETRON HYDROCHLORIDE DIHYDRATE 4 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 30 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DKL1021638637A2 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK |
251 |
NECIBLOK |
SUCRALFATE SUSPENSION 500 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT DANKOS FARMA |
DKL0304421033A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
252 |
NECIBLOK |
SUCRALFATE SUSPENSION 1,67 G/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 200 ML |
PT DANKOS FARMA |
DKL0304421033A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
253 |
NEO FLUKID |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE 7,5 MG/0,8 ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 10 ML |
PT BERNOFARM |
DTL2002362936A1 |
OBAT FLU ANAK |
254 |
NEO KAOCITIN |
KAOLIN 700 MG, PECTIN 750 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ERLIMPEX |
DBL9206405733A1 |
OBAT DIARE ANAK DAN DEWASA |
255 |
NEO KAOLANA |
KAOLIN. LIGHT, PECTIN 700/66 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 120 ML |
PT SANBE FARMA |
DBL9222212033A1 |
OBAT DIARE ANAK DAN DEWASA |
256 |
NIFUDIAR |
NIFUROXAZIDE 250 MG/5ML |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT MEPROFARM |
DKL0415618133A1 |
OBAT DIARE ANAK DAN DEWASA |
257 |
NIFURAL |
NIFUROXAZIDE 250 MG/5 ML |
SIRUP |
BOTOL @ 60 ML |
PT DARYA-VARIA LABORATORIA TBK PLANT GUNUNG PUTRI |
DKL7804522537A1 |
OBAT DIARE ANAK DAN DEWASA |
258 |
NOLIPO |
LINCOMYCIN HYDROCHLORIDE 250 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT SANBE FARMA |
DKL1022248137A1 |
OBAT ANTIBIOTIK ANAK |
259 |
NORAGES |
METAMIZOLE SODIUM 250 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT MEPROFARM |
DKL0815620637A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
260 |
NUFADOL |
PARACETAMOL 120 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT NUFARINDO |
DBL8518201337A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
261 |
NUFAPRIM |
SULFAMETHOXAZOLE, TRIMETHOPRIM 200/40 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT NUFARINDO |
DKL9618207533A1 |
OBAT ANTIBIOTIK ANAK |
262 |
NYMIKO |
NYSTATIN 100.000 IU |
DROP |
DUS, 1 BOTOL 12 ML |
PT SANBE FARMA |
DKL9722220033A1 |
OBAT ANTIJAMUR ANAK DAN DEWASA |
263 |
NYSTATIN |
NYSTATIN ~ NYSTATIN 100.000 IU PER ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 12 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
GKL1913321736A1 |
OBAT ANTIJAMUR ANAK |
264 |
NYSTATIN |
NYSTATIN 100.000 IU/ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 VIAL @ 12 ML |
PT NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
GKL1733540133A1 |
OBAT ANTIJAMUR ANAK DAN DEWASA |
265 |
NYSTIN |
NYSTATIN 100.000 IU PER ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 12 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DKL0713313336A1 |
OBAT ANTIJAMUR ANAK |
266 |
OB COMBI ANAK BATUK PILEK |
CHLORPHENAMINE MALEATE, DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE 7,5/15/0,5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL1904135137A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK |
267 |
OB COMBI ANTITUSSIVE |
DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE 12.50 Mg /7.50 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL1904134737A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
268 |
OB COMBI BATUK PILEK |
DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE, PHENYLEPHRINE HYDROCHLORIDE, AMMONIUM CHLORIDE, DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE 5.00 MG /5.00 MG /62.50 MG /7.50 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL8304104337A1 |
OBAT BATUK DAN FLU DEWASA |
269 |
OB COMBI BATUK PILEK |
DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE, PHENYLEPHRINE HYDROCHLORIDE, AMMONIUM CHLORIDE, DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE 5.00 MG /5.00 MG /62.50 MG /7.50 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL8304104337A1 |
OBAT BATUK DAN FLU DEWASA |
270 |
OBH COMBI ANAK BATUK PLUS FLU (RASA APEL) |
AMMONIUM CHLORIDE, CHLORPHENAMINE MALEATE, PARACETAMOL, PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, SUCCUS LIQUIRITIAE 120/100/50/7,5/1 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL0904131137A1 |
OBAT DEMAM, BATUK DAN FLU ANAK |
271 |
OBH COMBI ANAK BATUK PLUS FLU (RASA JERUK) |
AMMONIUM CHLORIDE, CHLORPHENAMINE MALEATE, PARACETAMOL, PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, SUCCUS LIQUIRITIAE 120/100/50/7,5/1 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL9804123837A1 |
OBAT DEMAM, BATUK DAN FLU ANAK |
272 |
OBH COMBI ANAK BATUK PLUS FLU (RASA MADU) |
AMMONIUM CHLORIDE, CHLORPHENAMINE MALEATE, PARACETAMOL, PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, SUCCUS LIQUIRITIAE 120/100/50/7,5/1 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL0604129337B1 |
OBAT DEMAM, BATUK DAN FLU ANAK |
273 |
OBH COMBI ANAK BATUK PLUS FLU (RASA STRAWBERRY) |
AMMONIUM CHLORIDE, CHLORPHENAMINE MALEATE, PARACETAMOL, PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, SUCCUS LIQUIRITIAE 120/100/50/7,5/1 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL9804123737A1 |
OBAT DEMAM, BATUK DAN FLU ANAK |
274 |
OBH COMBI BATUK + FLU RASA JAHE |
SUCCUS LIQUIRITIAE, AMMONIUM CHLORIDE, PARACETAMOL, EPHEDRINE HYDROCHLORIDE, CHLORPHENAMINE MALEATE 167 MG /50 MG /150 MG /2.50 MG /1 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL1004132037A1 |
OBAT DEMAM, BATUK DAN FLU DEWASA |
275 |
OBH COMBI BATUK + FLU RASA JAHE |
SUCCUS LIQUIRITIAE, AMMONIUM CHLORIDE, PARACETAMOL, EPHEDRINE HYDROCHLORIDE, CHLORPHENAMINE MALEATE 167 MG /50 MG /150 MG /2.50 MG /1 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL1004132037A1 |
OBAT DEMAM, BATUK DAN FLU DEWASA |
276 |
OBH COMBI BATUK + FLU RASA MADU |
SUCCUS LIQUIRITIAE, PARACETAMOL, AMMONIUM CHLORIDE, PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, CHLORPHENAMINE MALEATE 167 MG /150 MG /50 MG /10 MG /1 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL0504129337A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
277 |
OBH COMBI BATUK + FLU RASA MADU |
SUCCUS LIQUIRITIAE, PARACETAMOL, AMMONIUM CHLORIDE, PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, CHLORPHENAMINE MALEATE 167 MG /150 MG /50 MG /10 MG /1 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL0504129337A1 |
OBAT DEMAM, BATUK DAN FLU ANAK |
278 |
OBH COMBI BATUK + FLU RASA MENTHOL |
PARACETAMOL, AMMONIUM CHLORIDE, PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, CHLORPHENAMINE MALEATE, SUCCUS LIQUIRITIAE 150 MG /50 MG /10 MG /1,33 MG /167 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL9804123737B1 |
OBAT DEMAM, BATUK DAN FLU DEWASA |
279 |
OBH COMBI BATUK + FLU RASA MENTHOL |
PARACETAMOL, AMMONIUM CHLORIDE, PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, CHLORPHENAMINE MALEATE, SUCCUS LIQUIRITIAE 150 MG /50 MG /10 MG /1,33 MG /167 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL9804123737B1 |
OBAT DEMAM, BATUK DAN FLU DEWASA |
280 |
OBH COMBI BATUK PLUS FLU RASA JAHE |
SUCCUS LIQUIRITIAE 167 MG; PARACETAMOL 150 MG; AMMONIUM CHLORIDE 50 MG; EPHEDRINE HYDROCHLORIDE 2.5 MG; CHLORPHENAMINE MALEATE 1 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL1004132037A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
281 |
OBH COMBI BATUK PLUS FLU RASA JAHE |
SUCCUS LIQUIRITIAE, AMMONIUM CHLORIDE, PARACETAMOL, EPHEDRINE HYDROCHLORIDE, CHLORPHENAMINE MALEATE 167 MG /50 MG /150 MG /2.50 MG /1 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL1004132037A1 |
OBAT DEMAM, BATUK DAN FLU DEWASA |
282 |
OBH COMBI BATUK PLUS FLU RASA MADU |
AMMONIUM CHLORIDE, PARACETAMOL, CHLORPHENAMINE MALEATE, EPHEDRINE HYDROCHLORIDE, SUCCUS LIQUIRITIAE 50.00 MG /150.00 MG /1.00 MG /2.50 MG /167.00 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL0504129337A1 |
OBAT DEMAM, BATUK DAN FLU DEWASA |
283 |
OBH COMBI BATUK PLUS FLU RASA MADU |
AMMONIUM CHLORIDE, PARACETAMOL, CHLORPHENAMINE MALEATE, EPHEDRINE HYDROCHLORIDE, SUCCUS LIQUIRITIAE 50.00 MG /150.00 MG /1.00 MG /2.50 MG /167.00 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL0504129337A1 |
OBAT DEMAM, BATUK DAN FLU DEWASA |
284 |
OBH COMBI BATUK PLUS FLU RASA MENTHOL |
SUCCUS LIQUIRITIAE 167 MG; PARACETAMOL 150 MG; AMMONIUM CHLORIDE 50 MG; EPHEDRINE HYDROCHLORIDE 2.5 MG; CHLORPHENAMINE MALEATE 1 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL9804123737B1 |
OBAT DEMAM, BATUK DAN FLU DEWASA |
285 |
OBH COMBI BATUK PLUS FLU RASA MENTHOL |
SUCCUS LIQUIRITIAE 167 MG; PARACETAMOL 150 MG; AMMONIUM CHLORIDE 50 MG; EPHEDRINE HYDROCHLORIDE 2.5 MG; CHLORPHENAMINE MALEATE 1 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT COMBIPHAR |
DTL9804123737B1 |
OBAT DEMAM, BATUK DAN FLU DEWASA |
286 |
ODR |
ONDANSETRON HYDROCHLORIDE DIHYDRATE 4 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DKL1313318137A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK DAN DEWASA |
287 |
OKSOVELL |
OXOMEMAZINE HYDROCHLORIDE, GUAIFENESIN 1,832 MG/33,33 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DKL1833542337A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
288 |
ONDANSETRON HYDROCHLORIDE DIHYDRATE |
ONDANSENTRON HYDROCHLORIDE DIHYDRATE ~ ONDANSETRON 4 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS,1 BOTOL @ 60 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
GKL1813321337A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK DAN DEWASA |
289 |
ONDASTE |
ONDANSETRON HYDROCHLORIDE DIHYDRATE 4 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ERLIMPEX |
DKL1706418537A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK DAN DEWASA |
290 |
OPIDIAR |
KAOLIN 986,25 MG; PECTIN 22 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DBL0718820733A1 |
OBAT DIARE ANAK DAN DEWASA |
291 |
OREZINC |
ZINC SULFATE 20 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DTL1233527637A1 |
PELENGKAP DIARE ANAK |
292 |
OROXIN |
OXOMEMAZINE HYDROCHLORIDE 1,65 MG, GUAIFENESIN 33,3 MG |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DKL1021638437A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
293 |
OSTARIN |
IBUPROFEN 100 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DTL0318817333A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
294 |
OSTARIN FORTE |
IBUPROFEN 200 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DTL0318817333B1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
295 |
OTTOPAN |
PARACETAMOL 60 MG TIAP 5 ML |
DROP |
DUS, 1 BOTOL @ 15 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DBL9418811836A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
296 |
OTTOPAN |
PARACETAMOL 120 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DBL8318800137A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
297 |
OXOPECT |
OXOMEMAZINE, GUAIFENESIN 1,65 MG /33,3 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT MAHAKAM BETA FARMA |
DKL0913705637A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
298 |
OXOPI |
OXOMEMAZINE HCL ~ OXOMEMAZINE 1,65 MG; GUAIFENESIN 33,3 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DKL2118833637A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
299 |
OXORIL |
GUAIFENESIN, OXOMEMAZINE 33,3/1,65 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT MEPROFARM |
DKL0815620537A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
300 |
OXORIL RASA STRAWBERRY |
OXOMEMAZINE HYDROCHLORIDE, GUAIFENESIN 1.8315 MG /33.3 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT MEPROFARM |
DKL1615624937A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
301 |
OZEN |
CETIRIZINE HYDROCHLORIDE 5 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DTL0221627337A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
302 |
PAMOL |
PARACETAMOL 60 MG PER 0,6 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 15 ML |
PT INTERBAT |
DBL1017624936A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
303 |
PAMOL |
PARACETAMOL 120 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT INTERBAT |
DBL9117606937A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
304 |
PANADOL ANAK- ANAK SIRUP |
PARACETAMOL 160 MG/5ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 30 ML |
PT STERLING PRODUCTS INDONESIA |
DBL7624501537A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
305 |
PANADOL ANAK- ANAK SIRUP |
PARACETAMOL 160 MG/5ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT STERLING PRODUCTS INDONESIA |
DBL7624501537A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
306 |
PARACETAMOL |
PARACETAMOL 60 MG/0,6 ML |
DROPS |
DUS, BOTOL @ 15 ML |
PT IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
GBL1709224736A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
307 |
PARACETAMOL |
PARACETAMOL 120 MG /5 ML |
SIRUP |
BOTOL @ 60 ML |
PT MEPROFARM |
GBL1815628137A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
308 |
PARACETAMOL |
PARACETAMOL 120 MG /5 ML |
SIRUP |
1 BOTOL PLASTIK, @ 60 ML |
PT MEPROFARM |
GBL1815628137A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
309 |
PARACETINE |
CETIRIZINE HCL 5 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT ERLANGGA EDI LABORATORIES (ERELA) |
DTL7606311037A1 |
OBAT FLU ANAK DAN DEWASA |
310 |
PARATENZA |
PARACETAMOL 250 MG, PSEUDOEPHEDRINE HCL 15 MG, DEXTROMETHORPHAN HBR 7,5 MG, CTM 1 MG / 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DTL7809222133A1 |
OBAT DEMAM, FLU, DAN BATUK ANAK DAN DEWASA |
311 |
PARATUSIN PE |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, NOSCAPINE, CHLORPHENAMINE MALEATE, GUAIFENESIN. SUCCUS LIQUIRITIAE, PARACETAMOL 7,5 MG /10 MG /0,5 MG /25 MG /125 MG /125 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT DARYA-VARIA LABORATORIA TBK PLANT GUNUNG PUTRI |
DTL1604525137A1 |
OBAT BATUK DAN FLU DEWASA |
312 |
PEDIZINC |
ZINC SULFATE MONOHYDRATE 20 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT DEXA MEDICA |
DTL1705057137A1 |
PELENGKAP OBAT DIARE ANAK |
313 |
PEPSAMAX |
SUCRALFATE 500 MG |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @100 ML |
PT SIMEX PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DKL 2228211833A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
314 |
PEPTOVELL |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DKL1033523533A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
315 |
PERIFLUX |
DOMPERIDONE 5 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT MEPROFARM |
DKL1315622433A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK DAN DEWASA |
316 |
PHENACOLD SYRUP 120 ML |
DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE, AMMONIUM CHLORIDE. SULFOGAIACOL POTASSIUM. SODIUM CITRATE DIHYDRATE, 12,5 MG/100 MG/30 |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 120 ML |
PT CAPRIFARMINDO LABORATORIES |
DTL0832402037A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
317 |
PHENACOLD SYRUP 60 ML |
DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE, AMMONIUM CHLORIDE. SULFOGAIACOL POTASSIUM. SODIUM CITRATE DIHYDRATE, 12,5 MG/100 MG/30 MG/52 MG/ 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT CAPRIFARMINDO LABORATORIES |
DTL0832402037A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
318 |
PLANTACID |
MAGNESIUM HYDROXIDE, SIMETHICONE EMULSION 30, DRIED ALUMINIUM HYDROXIDE GEL 300 MG /167 MG /300 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT KALBE FARMA |
DBL8511602633A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
319 |
PLANTACID FORTE |
DRIED ALUMINIUM HYDROXIDE GEL, MAGNESIUM HYDROXIDE, SIMETHICONE 400 MG /400 MG /100 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT KALBE FARMA |
DBL8511602633B1 |
OBAT MAAG DEWASA |
320 |
POLYSILANE |
ALUMINIUM HYDROXIDE, MAGNESIUM HYDROXIDE, SIMETHICONE 200/200/80 PER 5 ML |
SUSPENSI |
BOTOL PLASTIK @ 180 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DBL7821624233A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
321 |
POLYSILANE |
ALUMINIUM HYDROXIDE, MAGNESIUM HYDROXIDE, SIMETHICONE 200/200/80 PER 5 ML |
SUSPENSI |
BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DBL7821624233A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
322 |
PONDEX |
MEFENAMIC ACID 50 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT DEXA MEDICA |
DKL8505000933A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK > 14 TH DAN DEWASA |
323 |
PRAXION |
PARACETAMOL 100 MG/ML |
DROPS |
DUS, BOTOL @ 15 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DBL0521631536A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
324 |
PRAXION |
PARACETAMOL 120 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DBL0521631433A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
325 |
PRAXION FORTE |
PARACETAMOL 250 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DBL0521631433B1 |
OBAT DEMAM ANAK |
326 |
PRIMADEX |
SULFAMETHOXAZOLE, TRIMETHOPRIM 200/40 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 50 ML |
PT DEXA MEDICA |
DKL8105036133A1 |
OBAT ANTIBIOTIK ANAK |
327 |
PRIMAZOLE |
SULFAMETHOXAZOLE, TRIMETHOPRIM 40/200 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 50 ML |
PT KALBE FARMA |
DKL8711606433A1 |
OBAT ANTIBIOTIK ANAK |
328 |
PROCELES |
DEXCHLORPHENIRAMI NE MALEATE, BETAMETHASONE 2 MG /0,25 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT MEPROFARM |
DKL0615619737A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
329 |
PROFED |
GUAIFENESIN, PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, TRIPROLIDINE HYDROCHLORIDE 1,25/30/100 PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DTL1821647237A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
330 |
PROFED DMP |
DEXTROMETHORPHAN HYDROCHLORIDE, PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, TRIPROLIDINE HYDROCHLORIDE 1,25/30/10 PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DTL1921648037A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
331 |
PROFILAS |
KETOTIFEN FUMARATE 1 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT DANKOS FARMA |
DKL8704404737A1 |
OBAT ASMA DAN ALERGI ANAK DAN DEWASA |
332 |
PROMAG |
MAGNESIUM HYDROXIDE, HYDROTALCITE, SIMETHICONE 150 MG /200 MG /50 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT KALBE FARMA |
DBL1111641033A3 |
OBAT MAAG DEWASA |
333 |
PROMAG |
SIMETHICONE 50 MG, HYDROTALCITE 200 MG, MAGNESIUM HYDROXIDE 150 MG |
SIRUP |
DUS, 6 SACHET @ 7 ML |
PT KALBE FARMA |
DBL1111641033A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
334 |
PROME |
SULFOGAIACOL POTASSIUM, PROMETHAZINE HYDROCHLORIDE 44 MG /5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT INTERBAT |
DTL7217624737A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
335 |
PROME |
PROMETHAZINE HCL, POTASSIUM GUAIACOLSULFONAT 5 MG /44 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT INTERBAT |
DTL7217624737A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
336 |
PROMEDEX |
DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, GUAIFENESIN, SODIUM CITRATE, PROMETHAZINE HYDROCHLORIDE 5 MG /50 MG /197 MG /5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT INTERBAT |
DTL7617624837A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
337 |
PROMUBA |
METRONIDAZOLE BENZOATE 201 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT MEPROFARM |
DKL0615619233A1 |
OBAT ANTIBIOTIK ANAK DAN DEWASA |
338 |
PRONOVIR |
METHISOPRINOL 250 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT MEPROFARM |
DKL1315621937A1 |
OBAT ANTIVIRUS ANAK DAN DEWASA |
339 |
PRORIS |
IBUPROFEN 100 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DTL9821620633A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
340 |
PRORIS FORTE |
IBUPROFEN 200 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL @ 50 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DTL9921620633B1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
341 |
PROTEROL |
PROCATEROL HYDROCHLORIDE HEMIHYDRATE 25.7 MCG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT DEXA MEDICA |
DKL2005064837A1 |
OBAT ASMA ANAK DAN DEWASA |
342 |
PROTEXINAL |
PARACETAMOL, CHLORPHENAMINE MALEATE, PHENYLPROPANOLAMI NE HYDROCHLORIDE 120 MG /0,50 MG /3.5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT MEPROFARM |
DTL9115615537A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
343 |
PSEUDOEPHEDRINE HCL |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE 7,5 MG/0,8 ML |
DROPS |
DUS, 10 BOTOL @ 10 ML |
PT BERNOFARM |
GTL2002363036A1 |
OBAT FLU ANAK |
344 |
PYREX |
PARACETAMOL 60 MG/0,6 ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 15 ML |
PT NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DBL0233504936A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
345 |
PYREX |
PARACETAMOL 120 MG PER/ 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DBL0233504837A1 |
OBAT DEMAM ANAK DAN DEWASA |
346 |
PYREXIN |
PARACETAMOL 120 MG / 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @60 ML |
PT MEPROFARM |
DBL7815617037A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
347 |
PYRIDOL |
PARACETAMOL 120 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT PYRIDAM FARMA |
DBL8721002137A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
348 |
PYRIDRYL PLUS |
AMMONIUM CHLORIDE, DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE, PHENYLPROPANOLAMI NE HYDROCHLORIDE, SODIUM CITRATE DIHYDRATE 62.5/25/7.5/7.5/5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT PYRIDAM FARMA |
DTL8721002237A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
349 |
PYRIDRYL PLUS |
AMMONIUM CHLORIDE, DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE, PHENYLPROPANOLAMI NE HYDROCHLORIDE, SODIUM CITRATE DIHYDRATE 62.5/25/7.5/7.5/5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT PYRIDAM FARMA |
DTL8721002237A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
350 |
QUANTIDEX |
TRIPROLIDINE HCL 1,25 MG, PSEUDOEPHEDRINE HCL 30 MG / 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DTL9909210837A1 |
OBAT FLU ANAK DAN DEWASA |
351 |
RANIVELL |
RANITIDINE HYDROCHLORIDE 83,70/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DKL1033522737A1 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
352 |
RAVEN |
PARACETAMOL, IBUPROFEN 32,5 MG/20 MG PER ML |
SIRUP+SUS PENSI |
DUS, 10 PASANG SACHET, TIAP PASANG SACHET @ 10 ML SUSPENSI IBUPROFEN DAN 10 ML SIRUP PARACETAMOL |
PT NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DTL1233527561A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI DEWASA |
353 |
REGIT |
DOMPERIDONE 5 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT PERTIWI AGUNG |
DKL0519610333A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK DAN DEWASA |
354 |
REPASS |
IBUPROFEN 200 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ERLANGGA EDI LABORATORIES (ERELA) |
DTL2106320433A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
355 |
RESPIREX |
RISPERIDONE 1 MG/ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 30 ML |
PT BERNOFARM |
DKL1402349037A1 |
OBAT ANTIPSIKOTIK ANAK DAN DEWASA |
356 |
RESPITUSS |
LEVODROPROPIZINE 60 MG PER 10 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
PT INTERBAT |
DKL2017630037A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
357 |
REXCOF PLUS |
GUAIFENESIN, BROMHEXINE HYDROCHLORIDE 4/100 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DTL1521645337A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
358 |
RHELAFEN |
IBUPROFEN 100 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DTL0113310433A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
359 |
RHELAFEN FORTE |
IBUPROFEN 200 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DTL0113310433B1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
360 |
RHINOFED |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, TRIPROLIDINE HYDROCHLORIDE 30 MG/1,25 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT DEXA MEDICA |
DTL9305011837A1 |
OBAT FLU ANAK > 6 TH DAN DEWASA |
361 |
RHINOS JUNIOR |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, CHLORPHENAMINE MALEATE 15.00 MG /1 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT DEXA MEDICA |
DTL0705042637A1 |
OBAT FLU ANAK DAN DEWASA |
362 |
RINOCET |
CETIRIZINE HYDROCHLORIDE 10 MG/ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 20 ML |
PT MEPROFARM |
DKL1115621436A1 |
OBAT ALERGI ANAK |
363 |
RINOCET |
CETIRIZINE HYDROCHLORIDE 5 MG/ 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PT MEPROFARM |
DKL1015620937A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
364 |
RISPERIDONE |
RISPERIDONE 1 MG/ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 30 ML |
PT BERNOFARM |
GKL1402349137A1 |
OBAT ANTIPSIKOTIK ANAK DAN DEWASA |
365 |
RITEZ |
CETIRIZINE HYDROCHLORIDE 10 MG/ML |
DROPS |
DUS, BOTOL @ 10 ML + DROPPER |
PT DEXA MEDICA |
DKL1305047336A1 |
OBAT ALERGI ANAK |
366 |
RITEZ |
CETIRIZINE HYDROCHLORIDE 5.00 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT DEXA MEDICA |
DKL0605040937A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
367 |
ROVADIN |
SPIRAMYCIN 375,000 IU PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DKL8918806437A1 |
OBAT ANTIBIOTIK ANAK |
368 |
ROVERTON |
AMBROXOL HCL 15 MG/1 ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 15 ML |
PT IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DKL1609223936A1 |
OBAT BATUK ANAK |
369 |
RYCOX |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, CHLORPHENAMINE MALEATE 15 MG/1MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DTL1933547537A1 |
OBAT FLU ANAK DAN DEWASA |
370 |
RYVEL |
CETIRIZINE HYDROCHLORIDE 10,26 MG/ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 10 ML |
PT NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DKL0133504036A1 |
OBAT ALERGI ANAK |
371 |
RYVEL |
CETIRIZINE HYDROCHLORIDE 5 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DKL0433510437A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
372 |
RZ-20 |
ZINC SULFATE MONOHYDRATE 20 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT PYRIDAM FARMA |
DTL1621022337A1 |
PELENGKAP OBAT DIARE ANAK |
373 |
SALBRON EKSPEKTORAN |
SALBUTAMOL SULFATE, GUAIFENESIN 90 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT DANKOS FARMA |
DKL9004406337A1 |
OBAT ASMA ANAK DAN DEWASA |
374 |
SALBUVEN EXPECTORANT |
GUAIFENESIN, SALBUTAMOL SULFATE 50/1 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 100 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DKL0221627537A1 |
OBAT ASMA ANAK DAN DEWASA |
375 |
SANADRYL DMP |
AMMONIUM CHLORIDE, DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE, SODIUM CITRATE DIHYDRATE 100/50/12,5/10 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 120 ML |
PT SANBE FARMA |
DTL7822231237A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
376 |
SANADRYL DMP |
AMMONIUM CHLORIDE, DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE, SODIUM CITRATE DIHYDRATE 100/50/12,5/10 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT SANBE FARMA |
DTL7822231237A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
377 |
SANADRYL EXPECTORANT |
AMMONIUM CHLORIDE, DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE, SODIUM CITRATE DIHYDRATE, SULFOGAIACOL POTASSIUM 100/50/30/12,5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 120 ML |
PT SANBE FARMA |
DTL7822209237A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
378 |
SANADRYL EXPECTORANT |
DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE, SODIUM CITRATE DIHYDRATE, SULFOGAIACOL POTASSIUM 100/50/30/12,5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT SANBE FARMA |
DTL7822209237A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
379 |
SANAFLU PLUS BATUK |
PARACETAMOL, DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, PHENYLPROPANOLAMI NE HYDROCHLORIDE 120 MG /3,5 MG /7,5 MG |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT SANBE FARMA |
DTL7822231337A1 |
OBAT DEMAM, BATUK, DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
380 |
SANAZOL |
GUAIFENESIN, OXOMEMAZINE HYDROCHLORIDE 33,3 MG /1,832 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT SANBE FARMA |
DKL2022258337A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
381 |
SANFURO |
NIFUROXAZIDE 250 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT SANBE FARMA |
DKL1122249533A1 |
OBAT DIARE ANAK DAN DEWASA |
382 |
SANMAG |
ALUMINIUM HYDROXIDE, MAGNESIUM TRISILICATE, SIMETHICONE 325/325/25 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL 120 ML |
PT SANBE FARMA |
DBL7822254033A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
383 |
SANMETO SYRUP |
METOCLOPRAMIDE HYDROCHLORIDE 5 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT CAPRIFARMINDO LABORATORIES |
DKL2232408537A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK DAN DEWASA |
384 |
SANMOL |
PARACETAMOL 60 MG/0,6 ML |
DROP |
DUS, 1 BOTOL 15 ML |
PT SANBE FARMA |
DBL9722221636A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
385 |
SANMOL |
PARACETAMOL 120 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT SANBE FARMA |
DBL7622235037A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
386 |
SANMOL FORTE |
PARACETAMOL 250 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT SANBE FARMA |
DBL1322235037B1 |
OBAT DEMAM ANAK DAN DEWASA |
387 |
SANPRIMA |
SULFAMETHOXAZOLE, TRIMETHOPRIM 200/40 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT SANBE FARMA |
DKL7822228133A1 |
OBAT ANTIBIOTIK ANAK |
388 |
SANTAGESIK |
METAMIZOLE SODIUM ANHYDRATE 250 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT SANBE FARMA |
DKL1222249837A1 |
OBAT NYERI ANAK DAN DEWASA |
389 |
SILADEX ANTITUSSIVE |
CHLORPHENIRAMINE MALEATE, DEXTROMETHORPHAN HBR 1 MG / 15 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 30 ML |
PT KONIMEX |
DTL1613025737A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
390 |
SILADEX ANTITUSSIVE |
CHLORPHENIRAMINE MALEATE, DEXTROMETHORPHAN HBR 1 MG / 15 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT KONIMEX |
DTL1613025737A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
391 |
SILADEX ANTITUSSIVE |
CHLORPHENIRAMINE MALEATE, DEXTROMETHORPHAN HBR 1 MG / 15 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT KONIMEX |
DTL1613025737A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
392 |
SILADEX COUGH & COLD |
DEXTROMETHORPHAN HBR, DOXYLAMINE SUCCINATE, PSEUDOEPHEDRINE HCL 7,5 MG / 2 MG / 15 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 30 ML |
PT KONIMEX |
DTL8713002537A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
393 |
SILADEX COUGH & COLD |
DEXTROMETHORPHAN HBR, DOXYLAMINE SUCCINATE, PSEUDOEPHEDRINE HCL 7,5 MG / 2 MG / 15 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT KONIMEX |
DTL8713002537A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
394 |
SILADEX COUGH & COLD |
DEXTROMETHORPHAN HBR, DOXYLAMINE SUCCINATE, PSEUDOEPHEDRINE HCL 7,5 MG / 2 MG / 15 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT KONIMEX |
DTL8713002537A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
395 |
SILADEX DMP |
DEXTROMETHORPHAN HBR, DIPHENHYDRAMINE HCL 7,5 MG / 12,5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 30 ML |
PT KONIMEX |
DTL1613025637A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
396 |
SILADEX DMP |
DEXTROMETHORPHAN HBR, DIPHENHYDRAMINE HCL 7,5 MG / 12,5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT KONIMEX |
DTL1613025637A1 |
OBAT BATUK DISERTAI ALERGI ANAK DAN DEWASA |
397 |
SILADEX FLU |
PARACETAMOL, BROMHEXINE HCL, CHLORPHENIRAMINE MALEATE, GUAIFENESIN, PSEUDOEPHEDRINE HCL 250 MG / 4 MG / 1 MG / 50 MG / 15 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT KONIMEX |
DTL1913027337A1 |
OBAT DEMAM, BATUK, DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
398 |
SILADEX MUCOLYTIC & EXPECTORANT |
BROMHEXINE HCL, GUAIFENESIN 10 MG / 50 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL PLASTIK @ 30 ML |
PT KONIMEX |
DTL9913018437A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
399 |
SILADEX MUCOLYTIC & EXPECTORANT |
BROMHEXINE HCL, GUAIFENESIN 10 MG / 50 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT KONIMEX |
DTL9913018437A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
400 |
SIMDES |
DESLORATADINE 2.5 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT SIMEX PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DKL1428207137A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
401 |
SIMFED |
PSEUDOEPHEDRINE HCL 30 MG, TRIPROLIDINE HCL 1,25 MG |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT SIMEX PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DTL2128211037A1 |
OBAT FLU ANAK DAN DEWASA |
402 |
SIMFED DM |
PSEUDOEPHEDRINE HCL 30 MG, TRIPROLIDINE HCL 1,25 MG, GUAIFENESIN 100 MG |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT SIMEX PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DTL2128210137A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK DAN DEWASA |
403 |
SIMFED EXPECTORANT |
PSEUDOEPHEDRINE HCL 30 MG, TRIPROLIDINE HCL 1,25 MG, GUAIFENESIN 100 MG |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT SIMEX PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DTL2128210237A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
404 |
SIMNOS |
PSEUDOEPHEDRINE HCL 15 MG & CHLORPHENAMINE MALEAT 1 MG |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT SIMEX PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DTL2128210037A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
405 |
SIMRIS SUSPENSI |
IBUPROFEN 100 MG |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT SIMEX PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DTL1928207933A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
406 |
SODIUM VALPROATE |
SODIUM VALPROATE 288,14 MG/5 ML |
SIRUP |
BOTOL @120 ML |
PT MEPROFARM |
GKL1615625537A1 |
OBAT EPILEPSI ANAK DAN DEWASA |
407 |
SODIUM VALPROATE |
SODIUM VALPROATE 288,14 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @120 ML |
PT MEPROFARM |
GKL1615625537A1 |
OBAT EPILEPSI ANAK DAN DEWASA |
408 |
SODIUM VALPROATE |
SODIUM VALPROATE 288,14 MG/5 ML |
SIRUP |
BOTOL PLASTIK @ 120 ML |
PT MEPROFARM |
GKL1615625537A2 |
OBAT EPILEPSI ANAK DAN DEWASA |
409 |
SODIUM VALPROATE |
SODIUM VALPROATE 288,14 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 120 ML |
PT MEPROFARM |
GKL1615625537A2 |
OBAT EPILEPSI ANAK DAN DEWASA |
410 |
SODIUM VALPROATE |
SODIUM VALPROATE 288 MG ~ VALPROIC ACID 250 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 120 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
GKL1618827937A1 |
OBAT ANTIKONVULSI/KEJA NG ANAK DAN DEWASA |
411 |
SOLVINEX |
BROMHEXINE HYDROCHLORIDE 4 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 100 ML |
PT MEPROFARM |
DTL8315604637A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
412 |
SOLVINEX |
BROMHEXINE HYDROCHLORIDE 4 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT MEPROFARM |
DTL8315604637A2 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
413 |
STESOLID |
DIAZEPAM 2 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ACTAVIS INDONESIA |
DPL7405505437A1 |
OBAT DEPRESAN ANAK DAN DEWASA |
414 |
SUCRALBAT |
KOMBINASI- SUCRALFATE SUSPENSION 500 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT INTERBAT |
DKL2017629833A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
415 |
SUCRALFATE |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT COMBIPHAR DONGA INDONESIA |
GKL2258100133A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
416 |
SUCRALFATE |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 200 ML |
PT COMBIPHAR DONGA INDONESIA |
GKL2258100133A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
417 |
SUCRALFATE |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SUSPENSI |
BOTOL @ 100 ML |
PT MEPROFARM |
GKL1615624733A1 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
418 |
SUCRALFATE |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT MEPROFARM |
GKL1615624733A1 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
419 |
SUCRALFATE |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 200 ML |
PT MEPROFARM |
GKL1615624733A1 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
420 |
SUCRALFATE |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT MEPROFARM |
GKL1615624733A2 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
421 |
SUCRALFATE |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SUSPENSI |
BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT MEPROFARM |
GKL1615624733A2 |
OBAT MAAG ANAK DAN DEWASA |
422 |
SUCRALFATE SUSPENSI 100 ML |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT CAPRIFARMINDO LABORATORIES |
GKL1932407233A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
423 |
SUCRALFATE SUSPENSI 200 ML |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 200 ML |
PT CAPRIFARMINDO LABORATORIES |
GKL1932407233A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
424 |
TABAS |
TERBUTALINE SULFATE 1,5 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT MEPROFARM |
DKL9415608437A1 |
OBAT ASMA ANAK DAN DEWASA |
425 |
TAXILAN |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL @180 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DKL1021639633A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
426 |
TB RIF |
RIFAMPICIN 100 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
PT MEPROFARM |
DKL1115621337A1 |
OBAT TBC ANAK DAN DEWASA |
427 |
TB VIT 6 |
ISONIAZID, PYRIDOXINE HYDROCHLORIDE 100.0 MG /10.0 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
PT MEPROFARM |
DKL0315615837A1 |
OBAT TBC ANAK DAN DEWASA |
428 |
TB VIT 6 |
ISONIAZID, PYRIDOXINE HYDROCHLORIDE 100.0 MG /10.0 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 225 ML |
PT MEPROFARM |
DKL0315615837A1 |
OBAT TBC ANAK DAN DEWASA |
429 |
TEMPRA (RASA ANGGUR) |
PARACETAMOL 80 MG |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 15 ML |
PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DBL1124403036A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
430 |
TEMPRA (RASA ANGGUR) |
PARACETAMOL 80 MG |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 30 ML |
PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DBL1124403036A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
431 |
TEMPRA (RASA ANGGUR) |
PARACETAMOL 160 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 30 ML |
PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DBL1124403137A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
432 |
TEMPRA (RASA ANGGUR) |
PARACETAMOL 160 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DBL1124403137A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
433 |
TEMPRA (RASA ANGGUR) |
PARACETAMOL 160 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DBL1124403137A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
434 |
TEMPRA (RASA ORANGE) |
PARACETAMOL 80 MG |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 15 ML |
PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DBL2124404136A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
435 |
TEMPRA (RASA STRAWBERRY) |
PARACETAMOL 80 MG |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 15 ML |
PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DBL2124404236A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
436 |
TEMPRA FORTE (BUBBLEGUM) |
PARACETAMOL 250 MG/5ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DBL1024400337B1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
437 |
TEMPRA FORTE (RASA ANGGUR) |
PARACETAMOL 250 MG/5ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 30 ML |
PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DBL2124403137B1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
438 |
TEMPRA FORTE (RASA ANGGUR) |
PARACETAMOL 250 MG/5ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DBL2124403137B1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
439 |
TEMPRA FORTE (RASA ORANGE) |
PARACETAMOL 250 MG/5ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 30 ML |
PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DBL1124401337A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
440 |
TEMPRA FORTE (RASA ORANGE) |
PARACETAMOL 250 MG/5ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DBL1124401337A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
441 |
TEMPRA FORTE (RASA ORANGE) |
PARACETAMOL 250 MG/5ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 120 ML |
PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DBL1124401337A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
442 |
TEMPRA FORTE (RASA STRAWBERRY) |
PARACETAMOL 250 MG/5ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 30 ML |
PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DBL2124404037A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
443 |
TEMPRA FORTE (RASA STRAWBERRY) |
PARACETAMOL 250 MG/5ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DBL2124404037A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK DAN DEWASA |
444 |
TERMOREX |
PARACETAMOL 160 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 30 ML |
PT KONIMEX |
DBL7813003537A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
445 |
TERMOREX |
PARACETAMOL 160 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT KONIMEX |
DBL7813003537A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
446 |
TERMOREX BABY |
PARACETAMOL 60 MG / 0,6 ML |
DROP |
DUS, 1 BOTOL @ 15 ML |
PT KONIMEX |
DBL9513010436A1 |
OBAT DEMAM ANAK |
447 |
TERMOREX PLUS |
PARACETAMOL, CHLORPHENIRAMINE MALEATE, GUAIFENESIN, PSEUDOEPHEDRINE HCL 120 MG / 0,5 MG / 25 MG / 7,5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 30 ML |
PT KONIMEX |
DTL0113019737A1 |
OBAT DEMAM, BATUK, DAN FLU ANAK |
448 |
TERMOREX PLUS |
PARACETAMOL, CHLORPHENIRAMINE MALEATE, GUAIFENESIN, PSEUDOEPHEDRINE HCL 120 MG / 0,5 MG / 25 MG / 7,5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT KONIMEX |
DTL0113019737A1 |
OBAT DEMAM, BATUK, DAN FLU ANAK |
449 |
TERNIX PLUS |
PARACETAMOL 250 MG, CTM 1 MG, PSEUDOEPHEDRINE HCL 15 MG, GUAIFENESIN 100 MG / 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL 60 ML |
PT IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DTL1009220237A1 |
OBAT DEMAM, FLU, DAN BATUK ANAK DAN DEWASA |
450 |
THEOBRON |
THEOPHYLLINE 130 MG PER 15 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT INTERBAT |
DTL9217607837A1 |
OBAT ASMA ANAK DAN DEWASA |
451 |
TILIDON |
DOMPERIDONE 5 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT INTERBAT |
DKL9917615833A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK DAN DEWASA |
452 |
TIRIZ |
CETIRIZINE HCL 10 MG PER ML |
DROPS |
DUS, BOTOL @ 15 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DKL0213311436A1 |
OBAT ALERGI ANAK |
453 |
TOSMA |
KETOTIFEN FUMARATE 1 MG /5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT SANBE FARMA |
DKL9422215637A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
454 |
TRACETATE |
MEGESTROL ACETATE 200 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 200 ML |
PT PRATAPA NIRMALA |
DKL1131531433A1 |
OBAT ANOREKSIA DEWASA |
455 |
TRACETATE |
MEGESTROL ACETATE 200 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT PRATAPA NIRMALA |
DKL1131531433A1 |
OBAT ANOREKSIA DEWASA |
456 |
TRANSMUCO |
AMBROXOL HYDROCHLORIDE 15 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT DANKOS FARMA |
DKL1104427437A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
457 |
TREMENZA |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, TRIPROLIDINE HYDROCHLORIDE 30 MG/1,25 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT SANBE FARMA |
DTL9322213737A1 |
OBAT FLU ANAK DAN DEWASA |
458 |
TRIAMINIC BATUK & PILEK RASA BERRY |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE 15.000 MG /5.000 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT STERLING PRODUCTS INDONESIA |
DTL1624503737A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK |
459 |
TRIAMINIC EKSPEKTORAN & PILEK (RASA LEMON) |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, GUAIFENESIN 15.00 MG /50.00 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT STERLING PRODUCTS INDONESIA |
DTL1624503837A1 |
OBAT BATUK DAN FLU ANAK |
460 |
TRIAMINIC PILEK RASA JERUK |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, CHLORPHENAMINE MALEATE 15.00 MG /1.00 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT STERLING PRODUCTS INDONESIA |
DTL1624504537A1 |
OBAT FLU ANAK |
461 |
TRIFED |
TRIPROLIDINE HCL, PSEUDOEPHEDRINE HCL 1,25 MG /30 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT INTERBAT |
DTL8917606137A1 |
OBAT FLU ANAK DAN DEWASA |
462 |
TRIFEDRIN |
TRIPROLIDINE HCL 1,25 MG; PSEUDOEPHEDRINE HCL 30 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DTL9818815037A1 |
OBAT FLU ANAK DAN DEWASA |
463 |
TRILEPTAL |
OXCARBAZEPINE 60 MG/ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT NOVARTIS INDONESIA |
DKI1664100633A1 |
OBAT EPILEPSI ANAK DAN DEWASA |
464 |
TRIMOXSUL |
SULFAMETHOXAZOLE, TRIMETHOPRIM 200/40 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 50 ML |
PT INTERBAT |
DKL7817625337A1 |
OBAT ANTIBIOTIK ANAK |
465 |
TRISELA |
CETIRIZINE HYDROCHLORIDE 5 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ERLANGGA EDI LABORATORIES (ERELA) |
DTL1406315937A1 |
OBAT ALERGI ANAK DAN DEWASA |
466 |
TROGYL |
METRONIDAZOLE BENZOATE ~ METRONIDAZOLE 125 MG PER 5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DKL0818821433A1 |
OBAT ANTIBIOTIK ANAK DAN DEWASA |
467 |
TURPAS FORTE |
PARACETAMOL 250 MG |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT SIMEX PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DBL2128209533B1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
468 |
TURPAS SUSPENSI |
PARACETAMOL 120 MG |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT SIMEX PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DBL2128209533A1 |
OBAT DEMAM DAN NYERI ANAK |
469 |
ULCERA |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT MAHAKAM BETA FARMA |
DKL1513711033A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
470 |
ULCERA |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 200 ML |
PT MAHAKAM BETA FARMA |
DKL1513711033A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
471 |
ULFAT |
SUCRALFATE 500 MG |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT LAPI LABORATORIES |
DKL2213324933A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
472 |
ULSAFATE |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT COMBIPHAR |
DKL0404129133A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
473 |
ULSAFATE |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 200 ML |
PT COMBIPHAR |
DKL0404129133A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
474 |
ULSIDEX |
SUCRALFATE 500 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT DEXA MEDICA |
DKL1705055933A1 |
OBAT MAAG DEWASA |
475 |
VACTIV |
PROCATEROL HYDROCHLORIDE HEMIHYDRATE 25 MCG |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DKL1121640837A1 |
OBAT ASMA ANAK DAN DEWASA |
476 |
VALEPTIK |
SODIUM VALPROATE 288 MG ~ VALPROIC ACID 250 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DKL1218826537A1 |
OBAT EPILEPSI ANAK DAN DEWASA |
477 |
VALKENE |
SODIUM VALPROATE 288,000 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
PT PERTIWI AGUNG |
DKL1919620937A1 |
OBAT EPILEPSI ANAK DAN DEWASA |
478 |
VALPROIC ACID |
VALPROIC ACID 250 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PT DEXA MEDICA |
GKL1405048737A1 |
OBAT EPILEPSI ANAK DAN DEWASA |
479 |
VEDRIN TR |
PSEUDOEPHEDRINE HYDROCHLORIDE, TRIPROLIDINE HYDROCHLORIDE 30 MG /1,25 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT ERLIMPEX |
DTL2206421637A1 |
OBAT FLU ANAK DAN DEWASA |
480 |
VELLEPSY |
VALPROIC ACID 250 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
PT NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DKL1333529237A1 |
OBAT EPILEPSI ANAK DAN DEWASA |
481 |
VERONIL |
VALPROIC ACID 250 MG |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DKL2121648537A1 |
OBAT ANTIPSIKOTIK ANAK DAN DEWASA |
482 |
VESPERUM |
DOMPERIDONE 5 MG/1 ML |
DROPS |
DUS, BOTOL 15 ML |
PT IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DKL0309214136A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK DAN DEWASA |
483 |
VICKS FORMULA 44 |
DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, DOXYLAMINE SUCCINATE 5 MG/2 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT DARYA – VARIA LABORATORIA TBK PLANT CITEUREUP |
DTL0304518837A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
484 |
VICKS FORMULA 44 |
DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, DOXYLAMINE SUCCINATE 5 MG/2 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 54 ML |
PT DARYA – VARIA LABORATORIA TBK PLANT CITEUREUP |
DTL0304518837A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
485 |
VICKS FORMULA 44 |
DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, DOXYLAMINE SUCCINATE 5 MG/2 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 27 ML |
PT DARYA – VARIA LABORATORIA TBK PLANT CITEUREUP |
DTL0304518837A1 |
OBAT BATUK ANAK DAN DEWASA |
486 |
VICKS FORMULA 44 ANAK-ANAK SIRUP (RASA STRAWBERRY) SIRUP |
DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, DOXYLAMINE SUCCINATE 5 MG/2 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 54 ML |
PT DARYA – VARIA LABORATORIA TBK PLANT CITEUREUP |
DTL0704519837A1 |
OBAT BATUK ANAK |
487 |
VICKS FORMULA 44 ANAK-ANAK SIRUP (RASA STRAWBERRY) SIRUP |
DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, DOXYLAMINE SUCCINATE 5 MG/2 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 27 ML |
PT DARYA – VARIA LABORATORIA TBK PLANT CITEUREUP |
DTL0704519837A1 |
OBAT BATUK ANAK |
488 |
VIRIDIS |
METHISOPRINOL 250 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT PHAROS INDONESIA |
DKL1121640937A1 |
OBAT ANTIVIRUS ANAK DAN DEWASA |
489 |
VOMETA |
DOMPERIDONE 5 MG/ML |
DROPS |
DUS, BOTOL @ 10 ML |
PT DEXA MEDICA |
DKL9605019336A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK |
490 |
VOMETA |
DOMPERIDONE 5 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT DEXA MEDICA |
DKL9405013733A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK DAN DEWASA |
491 |
VOMETRON |
ONDANSETRON HYDROCHLORIDE DIHYDRATE 4,99 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 50 ML |
PT MAHAKAM BETA FARMA |
DKL1113706137A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH DEWASA ANAK |
492 |
VOMIGO |
ONDASENTRON HCL DIHYDRATE 4,99 MG ~ ONDANSENTRON 4 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 50 ML |
PT OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DKL2018833237A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK DAN DEWASA |
493 |
VOMINA |
DOMPERIDONE 5 MG/5ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT HEXPHARM JAYA |
DKL2208520737A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK DAN DEWASA |
494 |
VOMITAS |
DOMPERIDONE 5 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT KALBE FARMA |
DKL0211634537A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK DAN DEWASA |
495 |
VOSEDON |
DOMPERIDONE 5 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
PT SANBE FARMA |
DKL9722223233A1 |
OBAT MUAL DAN MUNTAH ANAK DAN DEWASA |
496 |
WOODS PEPPERMINT ANTITUSSIVE |
DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE 12,5/7,5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 100 ML |
PT KALBE FARMA |
DTL0111633037A1 |
OBAT BATUK DEWASA |
497 |
WOODS PEPPERMINT ANTITUSSIVE |
DEXTROMETHORPHAN HYDROBROMIDE, DIPHENHYDRAMINE HYDROCHLORIDE 7.5 MG /12.5 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT KALBE FARMA |
DTL0111633037A1 |
OBAT BATUK DEWASA |
498 |
WOODS PEPPERMINT EXPECTORANT |
BROMHEXINE HYDROCHLORIDE, GUAIFENESIN 4 MG /100 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
PT KALBE FARMA |
TL0111633137A1 |
OBAT BATUK DEWASA |
499 |
WOODS PEPPERMINT EXPECTORANT |
BROMHEXINE HYDROCHLORIDE, GUAIFENESIN 100/4 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT KALBE FARMA |
DTL0111633137A1 |
OBAT BATUK DEWASA |
500 |
WORMETRIN |
PYRANTEL PAMOATE 360,3 MG/5 ML |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 10 ML |
PT ERLANGGA EDI LABORATORIES (ERELA) |
DTL2106320533A1 |
OBAT CACING ANAK |
501 |
ZINC SULFATE MONOHYDRATE |
ZINC SULPHATE MONOHYDRATE ~ ZINC 10 MG PER ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 15 ML |
PT COMBIPHAR |
TL1804134236A1 |
PELENGKAP OBAT DIARE ANAK |
502 |
ZINC SULFATE MONOHYDRATE |
ZINC SULPHATE MONOHYDRATE ~ ZINC 20 MG PER 5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PT COMBIPHAR |
GTL1804134236A1 |
PELENGKAP OBAT DIARE ANAK |
503 |
ZINC SULFATE MONOHYDRATE |
ZINC SULFATE MONNOHYDRATE 28.812 MG/ML |
DROPS |
BOTOL @ 15 ML |
PT MEPROFARM |
GTL1915630536A1 |
PELENGKAP OBAT DIARE ANAK |
504 |
ZINC SULFATE MONOHYDRATE |
ZINC SULFATE MONNOHYDRATE 55 MG/5ML |
SIRUP |
BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT MEPROFARM |
GTL1515624337A2 |
PELENGKAP OBAT DIARE ANAK DAN DEWASA |
505 |
ZINCPRO |
ZINC SULFATE MONOHYDRATE 27,44 MG/ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 15ML |
PT COMBIPHAR |
DTL1104132436A1 |
PELENGKAP OBAT DIARE ANAK |
506 |
ZINCPRO |
ZINC SULFATE MONOHYDRATE 54.89 MG/5ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 15ML |
PT COMBIPHAR |
DTL0904131037A1 |
PELENGKAP OBAT DIARE ANAK |
507 |
ZIRCUM KID |
ZINC SULFATE MONOHYDRATE 28.812 MG/ML |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 15 ML |
PT MEPROFARM |
DTL2115633236A1 |
PELENGKAP OBAT DIARE ANAK |
508 |
ZIRCUM KID |
ZINC SULFATE MONOHYDRATE 55 MG/5 ML |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PT MEPROFARM |
DTL1115621237A1 |
PELENGKAP OBAT DIARE ANAK DAN DEWASA |
No |
Nama Produk |
Bentuk Sediaan |
Kemasan |
Pemilik Izin Edar |
Nomor Izin Edar |
Kategori |
509 |
ALERFED |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
GUARDIAN PHARMATAMA |
DTL9708007637A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
510 |
ALERGON |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
KONIMEX |
DTL1413025037A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
511 |
AMBROXOL HCL |
SIRUP |
BOTOL @ 60 ML |
ERLANGGA EDI LABORATORIES (ERELA) |
GKL1106313037A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
512 |
ASTEROL |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
MEPROFARM |
DKL1915630737A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
513 |
B-DEX |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
NULAB PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DKL2043007237A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
514 |
BATUKSIN |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
KALIROTO |
DTL8711702037A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
515 |
BDM |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
NULAB PHARMACEUTICAL INDONESIA |
DKL1943003410A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
516 |
BISOLVON |
LARUTAN / CAIRAN |
DUS, 1 BOTOL @ 50 ML |
AVENTIS PHARMA |
DTL1721206735A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
517 |
BODREXIN PILEK & ALERGI |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 56 ML |
TEMPO SCAN PACIFIC Tbk |
DTL0822720337A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
518 |
BRONCHOLIT |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
NICHOLAS LAB INDONESIA |
DKL9017801537A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
519 |
BUFABRON |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
BUFA ANEKA |
DTL8800906837A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
520 |
BUFAGAN EXPECTORANT |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
BUFA ANEKA |
DTL7600914237A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
521 |
CATAFLAM |
DROPS |
DUS, BOTOL PLASTIK @ 15 ML |
NOVARTIS INDONESIA |
DKI0667504636A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
522 |
CAZETIN |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 15 ML |
IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DKL0409214736A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
523 |
CETIRIZINE DIHYDROCHLORIDE |
SIRUP |
BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
NOVAPHARIN |
GKL2034013437A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
524 |
CETZIN |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
NUFARINDO |
DKL1918217937A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
525 |
CHLORAMPHENICOL PALMITATE |
SUSPENSI |
BOTOL @ 60 ML |
MEPROFARM |
GKL1715626433A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
526 |
CHLORPHENAMINE MALEAT |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
YEKATRIA FARMA |
GTL8127500337A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
527 |
COHISTAN EXPECTORANT |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
DARYA-VARIA LABORATORIA TBK |
DTL2004530137A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
528 |
COHISTAN EXPECTORANT |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
DARYA-VARIA LABORATORIA TBK |
DTL2004530137A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
529 |
COLFIN |
SIRUP |
DUS,1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
NUFARINDO |
DTL8718202237A2 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
530 |
COLSANCETINE |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
SANBE FARMA |
DKL7622200633A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
531 |
COMBICITRINE |
SIRUP |
DUS, 12 BOTOL @ 10 ML |
BERLICO MULIA FARMA |
DTL8710800637A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
532 |
CONSTIPEN |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
PHARMA HEALTH CARE |
DBL0938200537A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
533 |
CONSTULOZ |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DBL1433530837A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
534 |
COREDRYL EKSPEKTORAN |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
GLOBAL MULTI PHARMALAB |
DTL9610700537A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
535 |
COROMECYTIN |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
CORONET CROWN |
DKL7204200533A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
536 |
COTRIMOXAZOLE |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
HARSEN |
GKL1807922033A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
537 |
COTRIMOXAZOLE |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
HOLI PHARMA |
GKL9817104933A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
538 |
COTRIMOXAZOLE |
SUSPENSI |
BOTOL @ 60 ML |
ERRITA PHARMA |
GKL0506504633A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
539 |
DAMABEN |
DROPS |
DUS, BOTOL @ 10 ML |
SANBE FARMA |
DKL9622218836A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
540 |
DAMABEN |
SIRUP |
DUS, ISI 1 BOTOL @ 60 ML |
SANBE FARMA |
DKL9322215037A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
541 |
DARYAZINC |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
DARYA-VARIA LABORATORIA TBK |
DTL1204521037A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
542 |
DARYAZINC |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 15 ML |
DARYA-VARIA LABORATORIA TBK |
DTL1204520936A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
543 |
DECATRIM |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
HARSEN |
DKL8507920133A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
544 |
DEF OBH |
SIRUP |
BOTOL @ 100 ML |
PABRIK PHARMASI DAN KIMIA DASA ESA FARMA |
DBL8504601037A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
545 |
DEFERIPRONE |
CAIRAN ORAL |
DUS, 1 BOTOL @ 250 ML |
PRATAPA NIRMALA |
GKL2131548235A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
546 |
DIAKIDS |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
BERNOFARM |
DTL1802358037A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
547 |
DOMINAL |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 10 ML |
ACTAVIS INDONESIA |
DKL0605513936A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
548 |
DOMINAL |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
ACTAVIS INDONESIA |
DKL0605514037A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
549 |
DULCOLACTOL |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
AVENTIS PHARMA |
DBL1721207537A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
550 |
DUPHALAC |
SIRUP |
DUS, 10 STICK @ 15 ML |
ABBOTT INDONESIA |
DBI1381601737A2 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
551 |
DUPHALAC |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 120 ML |
ABBOTT INDONESIA |
DBL2000207837A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
552 |
DUPHALAC |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 200 ML |
ABBOTT INDONESIA |
DBL2000207837A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
553 |
DUPHALAC |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 45 ML |
ABBOTT INDONESIA |
DBL2000207837A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
554 |
DURAFER |
CAIRAN ORAL |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 250 ML |
PRATAPA NIRMALA |
DKL2231549235A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
555 |
DYNALAX |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PRIMA MEDIKA LABORATORIES |
DBL1840404037A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
556 |
EMKANADRYL DMP |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
MUDITA KARUNA |
DTL1716604537A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
557 |
ERLAMYCETIN |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
ERLANGGA EDI LABORATORIES (ERELA) |
DKL7206312833A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
558 |
ERLAPECT |
SIRUP |
DUS,1 BOTOL @ 60 ML |
ERLANGGA EDI LABORATORIES (ERELA) |
DKL1106313137A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
559 |
ETAMOXUL |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
ERRITA PHARMA |
DKL0406503033A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
560 |
EXTRALAC |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
KIMIA FARMA TBK. |
DBL2044401437A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
561 |
EXTROPECT |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
GUARDIAN PHARMATAMA |
DKL9608006137A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
562 |
FLAGYL |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
AVENTIS PHARMA |
DKL0121200933A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
563 |
GARKENE |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
GUARDIAN PHARMATAMA |
DKL1908026437A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
564 |
GIGADRYL |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
SOLAS LANGGENG SEJAHTERA |
DTL0033401237A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
565 |
GITRI |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
HOLI PHARMA |
DKL9817105533A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
566 |
GLISEND EXPECTORANT |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
KONIMEX |
DKL1613025937A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
567 |
GRAFAZOL |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
GRAHA FARMA |
DKL1931117233A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
568 |
GRAPHALAC |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
GRACIA PHARMINDO |
DBL1235307737A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
569 |
GUANISTREP |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
ITRASAL |
DBL7210906233A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
570 |
HISLOREX |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
KONIMEX |
DKL1413025037A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
571 |
INTERZINC |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
INTERBAT |
DTL0917624637A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
572 |
ITRABAT |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
ITRASAL |
DTL9910904137A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
573 |
KANDISTATIN |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 12 ML |
METISKA FARMA |
DKL9016105033A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
574 |
KOMIX EXPECTORANT JAHE |
SIRUP |
DUS, 30 SACHET @ 7 ML |
BINTANG TOEDJOE |
DTL1802813637A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
575 |
KOMIX EXPECTORANT JERUK NIPIS |
SIRUP |
DUS, 30 SACHET @ 7 ML |
BINTANG TOEDJOE |
DTL1802813537A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
576 |
KOMIX EXPECTORANT PEPPERMINT |
SIRUP |
DUS, 30 SACHET @ 7 ML |
BINTANG TOEDJOE |
DTL1802813737A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
577 |
KOMIX OBH |
SIRUP |
DUS, 30 SACHET @ 7 ML |
BINTANG TOEDJOE |
DTL1402813237A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
578 |
KOMIX OBH |
SIRUP |
DUS, 5 SACHET @ 7 ML |
BINTANG TOEDJOE |
DTL1402813237A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
579 |
KOMIX OBH |
SIRUP |
DUS, 6 SACHET @ 7 ML |
BINTANG TOEDJOE |
DTL1402813237A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
580 |
KOMIX OBH KID (RASA MADU) |
SIRUP |
DUS, 10 SACHET @ 5 ML |
BINTANG TOEDJOE |
DTL1402813337A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
581 |
KOMIX RASA JAHE |
SIRUP |
DUS, 30 SACHET @ 7 ML |
BINTANG TOEDJOE |
DTL9202805837A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
582 |
KOMIX RASA JERUK NIPIS |
SIRUP |
DUS, 30 SACHET @ 7 ML |
BINTANG TOEDJOE |
DTL9502807737A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
583 |
KOMIX RASA PEPPERMINT |
SIRUP |
DUS, 30 SACHET @ 7 ML |
BINTANG TOEDJOE |
DTL9102803337A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
584 |
KONIDIN OBH |
SIRUP |
DUS, 30 SACHET @ 7 ML |
KONIMEX |
DBL9913018737A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
585 |
LACONS |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
MAHAKAM BETA FARMA |
DBL0913705337A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
586 |
LACTOFID |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
ETERCON PHARMA |
DBL1615718237A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
587 |
LACTULAX |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
IKAPHARMINDO PUTRAMAS |
DBL8709303937A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
588 |
LACTULAX |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
IKAPHARMINDO PUTRAMAS |
DBL8709303937A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
589 |
LACTULAX (RASA COKLAT) |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 200 ML |
IKAPHARMINDO PUTRAMAS |
DBL0309317237A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
590 |
LACTULOSE |
SIRUP |
BOTOL @ 60 ML |
IKAPHARMINDO PUTRAMAS |
GBL1109320337A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
591 |
LACTULOSE |
SIRUP |
BOTOL @ 120 ML |
IKAPHARMINDO PUTRAMAS |
GBL1109320337A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
592 |
LACTULOSE |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
ETERCON PHARMA |
GBL1615719037A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
593 |
LACTULOSE |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
DEXA MEDICA |
GBL2005064437A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
594 |
LANTULOS |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
PERTIWI AGUNG |
DBL1819619937A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
595 |
LAPICEF |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 15 ML |
LAPI LABORATORIES |
DKL1613320136A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
596 |
LAXALOSAN |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
SANBE FARMA |
DBL2122261237A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
597 |
LEVOPRONT |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
COMBIPHAR |
DKL0004126537A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
598 |
LEVOSIF |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
DEXA MEDICA |
DKL1605054437A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
599 |
MALTOFER |
DROPS |
DUS, BOTOL @ 30 ML |
COMBIPHAR |
DBL0304128636A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
600 |
MEFAMESIS |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 50 ML |
INTIJAYA META RATNA PHARMINDO |
DKL0916009237A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
601 |
METAGAN EXPECTORANT |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 50 ML |
INTIJAYA META RATNA PHARMINDO |
DTL9116004437A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
602 |
METHADONE HYDROCHLORIDE |
SIRUP |
BOTOL @ 1000 ML |
KIMIA FARMA TBK. |
GNL0712423737A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
603 |
METROLET |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
HARSEN |
DKL8307920033A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
604 |
METRONIDAZOLE BENZOAT |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
HARSEN |
GKL1907923233A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
605 |
METRONIDAZOLE BENZOATE |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
GRAHA FARMA |
GKL1931117333A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
606 |
MOLEXDRYL |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
MOLEX AYUS |
DTL9330903037A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
607 |
MUCOBAT |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
ITRASAL |
DKL2010907237A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
608 |
MUCOPECT |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 20 ML |
AVENTIS PHARMA |
DKL1721206936A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
609 |
MUCOZINE |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
ERRITA PHARMA |
DKL1906510737A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
610 |
NEO EMKANADRYL |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
MUDITA KARUNA |
DTL2016604737A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
611 |
NIPE EXPECTORANT ADULT |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 120 ML |
MENARINI INDRIA LABORATORIES |
DTL2032209837A2 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
612 |
NIPE EXPECTORANT ADULT |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
MENARINI INDRIA LABORATORIES |
DTL2032209837A2 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
613 |
NIPE EXPECTORANT ADULT |
SIRUP |
DUS, 1 BOTTLE @ 60 ML |
MENARINI INDRIA LABORATORIES |
DTL2032209837A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
614 |
NIPE EXPECTORANT ADULT |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
MENARINI INDRIA LABORATORIES |
DTL2032209837A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
615 |
NIPE EXPECTORANT KIDS |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
MENARINI INDRIA LABORATORIES |
DTL2032209837B2 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
616 |
NIPE EXPECTORANT KIDS |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
MENARINI INDRIA LABORATORIES |
DTL2032209837B1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
617 |
NOPRENIA |
LARUTAN ORAL |
DUS, 1 BOTOL @ 30 ML |
NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DKL1433532137A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
618 |
NORAGES |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 20 ML |
MEPROFARM |
DKL0915620736A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
619 |
NOSFOCIN |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 120 ML |
NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DKL1433533937A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
620 |
NOVALGIN |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
AVENTIS PHARMA |
DKL0121202637A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
621 |
NUSADRYL |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
CANDRA NUSANTARA JAYA |
DTL9803602637A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
622 |
NYSTATIN |
SUSPENSI |
DUS, BOTOL @ 15 ML |
IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
GKL1709224233A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
623 |
OBAT BATUK 8 DEWA |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
MEGA ESA FARMA |
DTL2015208537A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
624 |
OBAT BATUK HITAM |
SIRUP |
BOTOL @ 120 ML |
ITRASAL |
GBL7610916537A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
625 |
OBAT BATUK HITAM |
SIRUP |
BOTOL PLASTIK @ 300 ML |
MULIA FARMA SUCI |
GBL7216706537A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
626 |
OBAT BATUK HITAM |
SIRUP |
BOTOL @ 100 ML |
HOLI PHARMA |
GBL9717100337A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
627 |
OBAT BATUK HITAM |
SIRUP |
BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
NUSANTARA BETA FARMA |
GBL8318300737A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
628 |
OBAT BATUK HITAM |
SIRUP |
BOTOL PLASTIK @ 200 ML |
NUSANTARA BETA FARMA |
GBL8318300737A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
629 |
OBAT BATUK HITAM |
SIRUP |
BOTOL @ 100 ML |
LUCAS DJAJA |
GBL8713600937A2 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
630 |
OBH BERLICO (RASA JERUK NIPIS) |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
BERLICO MULIA FARMA |
DBL0410806837A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
631 |
OBH COMBI BATUK BERDAHAK RASA JAHE |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
COMBIPHAR |
DBL0804130437A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
632 |
OBH COMBI BATUK BERDAHAK RASA MENTHOL |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
COMBIPHAR |
DBL7204116137A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
633 |
OBH COMBI BATUK BERDAHAK RASA MENTHOL |
SIRUP |
1 SACHET @ 7,5 ML |
COMBIPHAR |
DBL7204116137A2 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
634 |
OBH COMBI BATUK BERDAHAK RASA MENTHOL |
SIRUP |
DUS, 20 SACHET @ 7,5 ML |
COMBIPHAR |
DBL7204116137A2 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
635 |
OBH IKA |
SIRUP |
BOTOL @ 100 ML |
IKAPHARMINDO PUTRAMAS |
DBL0709301337A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
636 |
OBH IKA |
SIRUP |
BOTOL @ 200 ML |
IKAPHARMINDO PUTRAMAS |
DBL0709301337A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
637 |
OBH MOLEX |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
MOLEX AYUS |
DBL1030910737A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
638 |
OBH NUSANTARA |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
CANDRA NUSANTARA JAYA |
DBL9503601837A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
639 |
OBH NUTRA |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 100 ML |
CANDRA NUSANTARA JAYA |
DTL0403604137A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
640 |
OBH SEKAR |
SIRUP |
BOTOL @ 100 ML |
SAMPHARINDO PERDANA |
DBL0423407537A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
641 |
OBH SURYA |
SIRUP |
BOTOL @ 100 ML |
ITRASAL |
DBL7610906137A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
642 |
OMEZIN |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
MUTIARA MUKTI FARMA |
DTL1916912637A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
643 |
ONDANE |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
GUARDIAN PHARMATAMA |
DKL1408021937A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
644 |
OPILAX |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DBL0418818437A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
645 |
OPILAX |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES |
DBL0418818437A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
646 |
OXYNORM |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 250 ML |
KIMIA FARMA TBK. |
DNI1850100135A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
647 |
PRALAX |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
PRATAPA NIRMALA |
DBL9931520537A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
648 |
PRIMPERAN |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 50 ML |
SOHO INDUSTRI PHARMASI |
DKL8924208337A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
649 |
PRIMPERAN PAEDIATRIC |
DROPS |
BOTOL @ 10 ML |
SOHO INDUSTRI PHARMASI |
DKL8924208236A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
650 |
PROCATEROL HYDROCHLORIDE HEMIHYDRATE |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
MEPROFARM |
GKL1915630837A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
651 |
PURGATIX |
LARUTAN / CAIRAN |
DUS, 1 BOTOL @ 45 ML |
MEPROFARM |
DKL1815628935A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
652 |
PYRANTEL PAMOATE |
SUSPENSI |
BOTOL @ 60 ML |
HOLI PHARMA |
GTL9917106433A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
653 |
RHINATHIOL |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
AVENTIS PHARMA |
DKL1921208437A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
654 |
RHINOS NEO |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 10 ML + DROPPER |
DEXA MEDICA |
DTL0705042436A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
655 |
RISPERDAL |
CAIRAN ORAL |
DUS, 1 BOTOL @ 30 ML |
SOHO INDUSTRI PHARMASI |
DKI1155202235A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
656 |
SALBRON EKSPEKTORAN |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
DANKOS FARMA |
DKL9004406337A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
657 |
SALBUGEN |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
MULIA FARMA SUCI |
DKL1916710737A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
658 |
SALBUGEN EKSPEKTORAN |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
MULIA FARMA SUCI |
DKL1916710937A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
659 |
SALBUTAMOL SULFATE |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
MULIA FARMA SUCI |
GKL1916710837A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
660 |
SALDEXTAMIN |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
ITRASAL |
DTL1810906937A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
661 |
SALTRIM FORTE |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL 60 ML |
ITRASAL |
DKL9910902933A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
662 |
SOLAC |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 120 ML |
SOHO INDUSTRI PHARMASI |
DBL0524221237A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
663 |
SOLVINEX |
LARUTAN / CAIRAN |
DUS, 1 BOTOL @ 30 ML |
MEPROFARM |
DKL1815626935A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
664 |
STARLAX |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
IFARS PHARMACEUTICAL LABORATORIES |
DBL1809225137A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
665 |
SUCRALFATE |
SUSPENSI |
BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
DEXA MEDICA |
GKL1705055833A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
666 |
SUCRALFATE |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
DEXA MEDICA |
GKL1705055833A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
667 |
SUPRACHLOR |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
MEPROFARM |
DKL7815602433A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
668 |
SUPRAMOX |
DROPS |
DUS, 1 BOTOL @ 20 ML |
MEPROFARM |
DKL8815607036A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
669 |
TRIMETA |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
INTIJAYA META RATNA PHARMINDO |
DKL9516004837A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
670 |
ULSIDEX |
SUSPENSI |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
DEXA MEDICA |
DKL1705055933A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
671 |
VALVED |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
GLOBAL MULTI PHARMALAB |
DTL9710703937A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
672 |
VALVED DM |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
GLOBAL MULTI PHARMALAB |
DTL9710704637A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
673 |
VENTOLIN |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
GLAXO WELLCOME INDONESIA |
DKL9232000537A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
674 |
VENTOLIN EXPECTORANT |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 100 ML |
GLAXO WELLCOME INDONESIA |
DKL0832005437A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
675 |
VERTIVOM |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
GLOBAL MULTI PHARMALAB |
DKL0710708637A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
676 |
VOSEA |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 30 ML |
GRAHA FARMA |
DKL0331108237A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
677 |
WINASAL |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
ITRASAL |
DTL9910903437A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
678 |
YEKADRYL EXPECTORANT |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
YEKATRIA FARMA |
DTL8527503437A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
679 |
YEKADRYL EXTRA |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 55 ML |
YEKATRIA FARMA |
DTL9927507437A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
680 |
YEKADRYL EXTRA |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 100 ML |
YEKATRIA FARMA |
DTL9927507437A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
681 |
ZENICOLD |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
PABRIK PHARMASI ZENITH |
DTL1427914437A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
682 |
ZENIREX |
SIRUP |
DUS, BOTOL @ 60 ML |
PABRIK PHARMASI ZENITH |
DTL7827909637A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
683 |
ZENTRIS |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL PLASTIK @ 60 ML |
NOVAPHARIN |
DKL2034014337A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
684 |
ZINC SULFATE MONOHYDRATE |
SIRUP |
BOTOL @ 60 ML |
BERNOFARM |
GTL1802357937A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
685 |
ZINFION |
SIRUP |
DUS, 1 BOTOL @ 60 ML |
INFION |
DTL1840811737A1 |
Data Registrasi Per-22 Desember 2022 |
PENJELASAN BPOM RI NOMOR HM.01.1.2.12.22.191 TANGGAL 29 DESEMBER 2022 TENTANG TAMBAHAN 176 SIRUP OBAT YANG MEMENUHI KETENTUAN BERDASARKAN DATA VERIFIKASI HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKU dapat dilihat pada https://www.pom.go.id/new/view/direct/sirup_obat_aman
No. | Pasal/Ayat | Pertanyaan | Tanggapan Badan POM |
1 | Pasal 1 ayat 1: Obat adalah bahan, paduan bahan, termasuk produk biologi, yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi untuk manusia. | Apakah obat yang disebutkan dalam definisi ini mencakup obat OTC yang pada umumnya dijual eceran secara bebas tanpa resep? |
Ruang lingkup obat yang diedarkan secara daring yang diatur dalam peredaran obat secara daring ini mencakup seluruh obat sehingga termasuk OTC. Pengaturan ini sejalan dengan pengaturan pada regulasi lainnya seperti Permenkes 14 Tahun 2021 yang tidak membedakan jenis obat dalam peredaran secara daring yang diwajibkan memiliki izin sebagai PSEF, sehingga OTC yang dalam hal ini dapat dimaknai sebagai OB dan OBT juga termasuk dalam ruang lingkup peredaran obat secara daring yang diwajibkan memiliki izin PSEF. |
2 | Pasal 4: Ruang lingkup Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang diatur dalam Peraturan Badan ini sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. | Apakah Fasilitas Pelayanan Kesehatan selain Apotek juga dapat melalukan peredaran obat dan makanan secara daring kepada masyarakat? |
Berdasarkan Pasal 558 dan Pasal 561 PP Nomor 28 Tahun 2024 dinyatakan bahwa telefarmasi merupakan salah satu bentuk pelayanan telemedisin yang dapat diselenggarakan oleh Fasilitas Pelayanan Kesehatan antara lain Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, dan Apotek. Sesuai peraturan ini juga dijelaskan terkait telefarmasi merupakan pelayanan kefarmasian melalui penggunaan teknologi komunikasi dan sistem informasi kepada pasien dalam jarak jauh. Merujuk pada ketentuan ini, maka peredaran obat secara daring untuk pelayanan kefarmasian kepada masyarakat juga dapat dilaksanakan oleh beberapa Fasilitas Pelayanan Kesehatan tsb. Namun terkait dengan pihak yang dapat bekerja sama dengan PSEF saat ini diatur dalam Permenkes 14 tahun 2021, dibatasi hanya Apotek. Pengaturan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam PerBPOM 14 Tahun 2024 ini merujuk sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang dalam hal ini dimaknai termasuk PP 28 tahun 2024 dan Permenkes 14 tahun 2021 sebagaimana dijelaskan pada paragraf di atas. |
3 | Pasal 6 ayat 3: Dalam hal Pelaku Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b menyediakan, mengelola, dan/atau mengoperasikan Sistem Elektronik untuk peredaran Obat, Obat Bahan Alam untuk keperluan khusus, Suplemen Kesehatan untuk keperluan khusus dan/atau PKMK, secara daring kepada masyarakat wajib memenuhi ketentuan perizinan berusaha sebagai PSEF sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan |
1. Perlu definisi Obat Bahan Alam untuk keperluan khusus, Suplemen Kesehatan untuk keperluan khusus dan/atau PKMK. List produk yang termasuk kategori tersebut juga diperlukan untuk memudahkan proses pengawasan mandiri. 2. Tidak disebutkan mengenai obat kuasi dan suplemen umum. Apakah ini berarti PPMSE yang bukan PSEF diperbolehkan menjual 2 produk tersebut? 3. Apakah PPMSE yang model bisnisnya bukan dikhususkan untuk mejual produk obat ataupun yang tidak secara mayoritas menjual produk obat, dapat juga berperan sebagai PSEF di waktu yang sama? |
1. Terkait definisi Obat Bahan Alam untuk keperluan khusus, Suplemen Kesehatan untuk keperluan khusus dan/atau PKMK serta list produknya: a. Sesuai dengan Penjelasan Pasal 417 ayat (2) dan ayat (3) PP No. 28 Tahun 2024 yang termasuk Obat Bahan Alam untuk keperluan khusus antara lain fitofarmaka dengan uji klinis yang langsung (head to head) dengan Obat konvensional sedangkan suplemen kesehatan untuk keperluan khusus antara lain vitamin D dosis tinggi. Selain yang tersebut di atas, suplemen kesehatan untuk keperluan khusus berdasarkan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.02.1.2.12.20.1417 Tahun 2020 Tentang Penetapan dan Pengawasan Melatonin Sebagai Suplemen Kesehatan Untuk Keperluan Khusus, juga termasuk Melatonin 0,5 mg. b. Sesuai dengan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.02.1.2.12.21.468 Tahun 2021 Tentang Penetapan dan Pengawasan Vitamin D di Atas 1000 IU sampai 4000 IU sebagai Suplemen Kesehatan untuk Keperluan Khusus, Vitamin D dosis tinggi yang termasuk dalam suplemen kesehatan keperluan khusus yaitu Vitamin D dengan dosis diatas 1000 IU sd 4000 IU. c. Daftar suplemen kesehatan yang mengandung vitamin D dosis tinggi dan Melatonin dapat mengacu pada website Badan POM https://cekbpom.pom.go.id/. d. Obat Bahan Alam keperluan khusus sesuai definisi PP No. 28 Tahun 2024 di atas, untuk produknya saat ini belum ada. Pencantuman Obat Bahan Alam keperluan khusus dalam PerBPOM 14 tahun 2024 sebagai langkah pengharmonisasian dengan PP 28 tahun 2024 dan dimungkinkan ke depan produk untuk kategori ini akan tersedia. e. Definisi PKMK sesuai PerBPOM 14 Tahun 2024 adalah Pangan Olahan yang diproses atau diformulasi secara khusus untuk manajemen diet bagi orang dengan penyakit/gangguan tertentu. 2. Sesuai dengan ketentuan Pasal 6 ayat (3) PerBPOM 14 tahun 2024, obat kuasi dan suplemen di luar yang ditetapkan untuk keperluan khusus dapat diedarkan melalui sistem elektronik milik PPMSE tanpa diwajibkan memiliki perizinan PSEF. 3. PPMSE dapat berperan sebagai PSEF selama memenuhi perizinan PSEF dari Kemenkes sesuai dengan ketentuan dalam Permenkes No. 14 tahun 2021. |
4 | Pasal 6 ayat 7: Pengadaan dan Penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (6) wajib dilaksanakan dengan menerapkan cara distribusi yang baik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. |
1. Apakah PPMSE dianggap sebagai distributor? 2. Apakah pelaku usaha lainnya (PSEF/apotik/seller ecommerce) juga memerlukan CDOB? |
1. PPMSE dapat menjadi pihak penyedia Sistem Elektronik untuk keperluan penyaluran Obat secara daring (B to B) maupun untuk keperluan penyerahan obat secara daring (B to C). Sedangkan untuk kegiatan pengadaan dan penyaluran obat tetap hanya dapat dilaksanakan oleh pelaku usaha yang telah memiliki izin sebagai Industri Farmasi (IF) atau Pedagang Besar Farmasi (PBF). Untuk PPMSE yang bertindak sebagai pihak penyedia Sistem Elektronik untuk keperluan penyaluran Obat secara daring (B to B), wajib memiliki sertifikat Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 6 ayat (4). Pemenuhan kewajiban sertifikat CDOB di sini tidak dimaknai otomatis PPMSE adalah distributor, sertifikasi CDOB dimaksud terbatas pada aspek penyediaan sistem elektronik. Hal ini diperlukan mengingat sistem elektronik tersebut akan digunakan oleh distributor (misal PBF) untuk operasional kegiatan pendistribusian obat. 2. Persyaratan sertifikat CDOB diwajibkan bagi PSE/PPMSE yang menyediakan, mengelola dan mengoperasikan sistem elektronik untuk peredaran obat secara daring dalam lingkup distribusi obat (B to B). Sedangkan kewajiban memiliki perizinan PSEF diperuntukkan bagi PSE/PPMSE yang menyediakan, mengelola dan mengoperasikan sistem elektronik untuk kegiatan penyerahan obat secara daring (B to C). Untuk PSEF yang menyediakan, mengelola dan mengoperasikan sistem elektronik untuk kegiatan penyerahan obat secara daring (B to C) tidak diwajibkan sertifikasi CDOB sebagaimana diatur dalam Permenkes 14/2021. |
5 | Pasal 7 ayat 1: Pelaku Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a dalam menyelenggarakan Peredaran Obat dan Makanan secara Daring dapat menggunakan Sistem Elektronik yang disediakan, dikelola, dan dioperasikan secara mandiri atau bekerja sama dengan PSE/PPMSE sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b. | Apabila PPMSE bekerjasama dengan Pelaku Usaha lain yang telah memiliki ijin PSEF, apakah PPMSE bersangkutan tetap diharuskan memiliki ijin PSEF? |
Pelaku usaha yang dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a merujuk pada IF, PBF atau fasilitas pelayanan kesehatan. Adapun terkait konteks pertanyaan apakah PPMSE tetap dikenakan kewajiban izin PSEF jika sudah bekerja sama dengan PSEF tergantung pada konteks kerja sama dimaksud. Jika PPMSE hanya menyediakan link tautan untuk akses ke sistem PSEF maka PPMSE tidak memerlukan izin PSEF. Tetapi jika sistem elektronik/platform yang dimiliki PPMSE secara fungsionalitas digunakan dalam proses transaksi peredaran obat secara daring maka PPMSE tersebut tetap harus memiliki izin PSEF. |
6 | Pasal 7 ayat 4: PSE/PPMSE sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) wajib memberikan otoritas secara penuh kepada Pelaku Usaha terhadap penggunaan Sistem Elektronik yang dimuat dalam syarat dan ketentuan antara PSE/PPMSE dan Pengguna Sistem Elektronik. | Perlu klarifikasi terkait definisi dan cakupan "otoritas secara penuh" |
Penjelasan otoritas secara penuh merujuk pada Pasal 7 ayat (5) yakni berupa: a. otorisasi kerahasiaan data; dan b. otorisasi dalam penyempurnaan bisnis proses kegiatan usaha, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemberian otoritas secara penuh ini dapat dicontohkan misal dalam hal pengguna sistem elektronik membutuhkan perbaikan sistem elektronik khususnya untuk memenuhi tindak lanjut hasil pengawasan Badan POM (antara lain berupa perbaikan pada stok atau nomor bets produknya dalam sistem) dapat dilakukan secara mandiri oleh pengguna sistem elektronik tanpa harus bergantung pada PSE/PPMSE selaku pemilik dan penyedia sistem elektronik. |
7 |
Pasal 7 ayat 7: Dalam hal Sistem Elektronik digunakan untuk peredaran Obat dan PKMK secara daring ke masyarakat, selain wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (6), Sistem Elektronik juga wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. memiliki sistem otorisasi untuk tenaga kefarmasian yang menjadi penanggung jawab; b. menginformasikan nama dan alamat lengkap Fasilitas Pelayanan Kesehatan, surat elektronik, nomor telepon, nomor dan tanggal terbit izin Fasilitas Pelayanan Kesehatan; c. menginformasikan nama tenaga kefarmasian yang menjadi penanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan disertai dengan nomor dan tanggal terbit serta izin praktik; dan d.memiliki sistem validasi terhadap keabsahan dan legalitas sarana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. |
Sistem otorisasi seperti apa yang diperlukan untuk tenaga kefarmasian? | Sistem otorisasi yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 7 ayat (7) PerBPOM 14 Tahun 2024 ini merupakan sistem atau metode yang harus tersedia di dalam sistem elektronik untuk memverifikasi penggunaan sistem hanya dapat diakses oleh pengguna sistem sesuai dengan role /peran nya, misal dengan menyediakan sandi/password/sistem pengenalan wajah atau metode lainnya yang serupa. |
8 | Pasal 8: PSEF dan PSE/PPMSE dalam menyediakan, mengelola, dan mengoperasikan Sistem Elektronik untuk Peredaran Obat dan Makanan secara Daring wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: (c) melakukan verifikasi dan validasi Pengguna Sistem Elektronik dan produk yang diinformasikan dalam Sistem Elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; (e) memberikan informasi Pengguna Sistem Elektronik yang mengunggah produk Obat dan Kosmetik tertentu yang dilarang dan dibatasi untuk diedarkan secara daring kepada Badan. | Sejauh mana platform diharapkan untuk melakukan verifikasi, validasi dan memberikan informasi pengguna? |
Terkait lingkup verifikasi dan validasi yang harus dilakukan oleh PSEF dan PSE/PPMSE, mencakup verifikasi dan validasi pengguna Sistem Elektronik dan produk yang diinformasikan dalam Sistem Elektronik. Verifikasi dan validasi ini utamanya bertujuan untuk memastikan legalitas user dan produk yang dijualnya, hal ini sebagai upaya pencegahan beredarnya produk yang dilarang diedarkan secara daring atau produk illegal dijual secara daring atau adanya pihak-pihak yang tidak berwenang melakukan penjualan obat secara daring. |
9 |
Pasal 9 ayat 2: (2) Pelaksanaan kualifikasi terhadap setiap Pengguna Sistem Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling sedikit meliputi: a. menjamin Pengguna Sistem Elektronik berhak atau berwenang untuk menyalurkan atau menyerahkan Obat;dan b. memantau setiap transaksi yang dilakukan oleh Pengguna Sistem Elektronik dan melakukan penyelidikan jika ditemukan penyimpangan pola transaksi yang berisiko terhadap penyalahgunaan. |
1. Apa yang dimaksud dengan "penyimpangan pola transaksi"? Pemantauan dan penyelidikan seperti apa yang harus dilakukan PSEF/PPMSE? |
Penyimpanan pola transaksi dapat dilihat dari kewajaran pesanan mencakup jumlah dan frekuensi pesanan oleh Pengguna. Sistem elektronik dimungkinkan mendeteksi adanya anomali jumlah transaksi obat tertentu yang dirasa tidak wajar untuk penyerahan ke pasien (misalnya transaksi pembelian obat dalam kemasan karton) termasuk deteksi terhadap komoditi yang dilarang dijual secara daring. Peran PSE/PPMSE dalam melakukan penyelidikan terhadap dugaan penyimpangan pola transaksi diperlukan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap sistem yang disediakan agar tidak disalahgunakan untuk tindak kejahatan/pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan serta dengan keterlibatan seluruh pihak dalam proses pengawasan ini akan meningkatkan efektivitas di dalam proses bisnis pengawasan. |
10 | Pasal 11 ayat 1: Obat keras dan PKMK yang diserahkan kepada pasien secara daring wajib berdasarkan resep sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. | Perlu klarifikasi terkait informasi standar yang harus ada pada resep elektronik | Regulasi teknis terkait peresepan secara elektronik diatur oleh Kementerian Kesehatan sebagaimana amanah dalam PP Nomor 28 Tahun 2024. |
11 |
Pasal 12 ayat 3: Pelaku Usaha dan/atau Pihak Ketiga dalam melaksanakan pengantaran Obat, Obat Bahan Alam, Obat Kuasi, Suplemen Kesehatan, Kosmetik, Pangan Olahan, dan/atau PKMK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib: 1. menjamin kondisi kemasan produk utuh dan tidak rusak selama pengantaran hingga sampai pada penerima; 2. mengirimkan produk dalam wadah tertutup; 3. menjaga kondisi pengantaran sesuai dengan karakteristik produk; 4. memastikan produk yang dikirim sampai pada tujuan; dan mendokumentasikan serah terima produk termasuk dari Pihak Ketiga kepada masyarakat. |
Apakah bukti pengiriman dapat diterima sebagai dokumentasi serah terima produk? | Dokumentasi serah terima produk tidak diatur lebih detail dalam PerBPOM 14 Tahun 2024 ini untuk memberikan keleluasaan dalam praktik implementasi di lapangan. Hal yang perlu ditekankan dalam pendokumentasian serah terima ini adalah adanya informasi dan konfirmasi atas kegiatan serah terima yang dapat ditelusuri misal dengan tersedianya informasi nama yang menyerahkan, nama yang menerima, tanggal transaksi, dan validasi penerimaan produk. Bukti serah terima ini dapat berupa dokumen elektronik atau catatan elektronik. |
12 | Pasal 16 ayat 1: PSEF dan PSE/PPMSE yang menyediakan, mengelola, dan/atau mengoperasikan Sistem Elektronik untuk distribusi Obat secara daring wajib melaporkan: (c) data transaksi Obat yang diedarkan secara daring. |
1. Perlu klarifikasi apakah kewajiban pelaporan ini dibebankan hanya kepada PSEF atau juga PPMSE termasuk marketplace. Jika ya, maka perlu penjelasan lebih lanjut terkait objektif yang diharapkan, dan apakah pengaturan tersebut akan tumpang tindih dengan PP 80/2020 dan PP 31/2023 Perlu klarifikasi apakah ketentuan pelaporan ditujukan untuk aktifitas distribusi obat secara daring (dari PBF ke fasyankes)? Pada rancangan sebelumnya, tertera “peredaran obat” bukan “distribusi obat”. |
Kewajiban pelaporan ini sesuai dengan ketentuan pasal 16 ayat (1) berlaku baik bagi PSEF maupun PSE/PPMSE. PSE/PPMSE sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini adalah PSE/PPMSE yang menyediakan, mengelola dan/atau mengoperasikan sistem elektronik untuk kegiatan distribusi obat secara daring (B to B). |
13 | Pasal 18 ayat 3: Sistem penelusuran otomatis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diintegrasikan dengan sistem atau database yang digunakan untuk verifikasi dan validasi Pengguna Sistem Elektronik dan produk yang diinformasikan dalam Sistem Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c yang dimiliki PSEF dan PSE/PPMSE. | Perlu klarifikasi maksud dari "sistem penelusuran otomatis yang dapat diintegrasikan dengan sistem atau database yang digunakan untuk verifikasi dan validasi Pengguna Sistem Elektronik" | Maksud dari ketentuan ini adalah Badan POM dapat meminta kepada PPMSE atau PSEF untuk mengintegrasikan sistem penelusuran (misal database keyword yang digunakan dalam proses penapisan) sehingga proses penapisan dapat berjalan lebih efektif. |
14 |
Pasal 18 Ayat 5: Pengawas dalam melaksanakan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berwenang untuk: a. memasuki setiap tempat yang diduga digunakan dalam kegiatan Peredaran Obat dan Makanan secara Daring untuk memeriksa, dan/atau mengambil contoh obat dan makanan dan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan peredaran secara daring; b. memeriksa Sistem Elektronik yang digunakan sebagai sarana peredaran obat dan makanan, data dan/atau informasi, dokumen dan/atau catatan yang diduga memuat keterangan mengenai kegiatan Peredaran Obat dan Makanan secara Daring, termasuk menggandakan atau mengutip keterangan tersebut; dan/atau c. mengambil gambar berupa foto atau video terhadap seluruh atau sebagian fasilitas dan peralatan yang digunakan dalam Peredaran Obat dan Makanan secara Daring. |
Perlu klarifikasi dan standar operasional prosedur (SOP) terkait kewenangan pengawas untuk "memasuki setiap tempat" dan "memeriksa Sistem Elektronik". | Hal ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan kepada pengawas (Badan POM) dalam menjalankan tugas pengawasan, antara lain memasuki gedung PPMSE/PSEF untuk dilakukan pemeriksaan/visitasi fisik/onsite termasuk memeriksa sistem elektronik yang digunakan misal untuk melihat histori transaksi yang dianggap janggal. |
15 | Pasal 21 ayat 3: Pelaku Usaha dilarang mengedarkan secara daring dan/atau menginformasikan penjualan Obat dan Kosmetik tertentu dalam Sistem Elektronik secara langsung kepada masyarakat. | Perlu ada informasi lebih lanjut dan list "Obat dan Kosmetik tertentu" yang dilarang diedarkan secara daring. |
Informasi lebih lanjut mengenai "Obat dan Kosmetik tertentu" yang dilarang diedarkan secara daring dapat dilihat pada Lampiran 1 Peraturan BPOM No. 14 Tahun 2024. Terkait dengan informasi zat/bahan yang termasuk dalam golongan narkotika atau psikotropika untuk saat ini dapat mengacu pada daftar informasi yang ada dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2023 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika Permenkes Nomor 31 Tahun 2023 tentang Penetapan dan Perubahan Penggolongan Psikotropika. Daftar produk yang termasuk dalam jenis obat dan kosmetik tertentu yang dilarang diedarkan secara daring dapat mengacu pada https://cekbpom.pom.go.id/. |
16 |
Pasal 22: (1) Pelaku Usaha dilarang menampilkan informasi produk Obat keras untuk kegiatan iklan, promosi, dan/atau penjualan melalui Sistem Elektronik yang secara langsung dapat diakses oleh masyarakat. (2) Informasi produk Obat keras sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk gambar, kemasan, dan/atau nama produk. Informasi produk Obat keras sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk: - gambar - kemasan dan/atau nama produk. |
Perlu penjelasan lebih spesifik terkait "kegiatan iklan", "promosi", dan "penjualan yang secara langsung dapat diakses oleh masyarakat". |
Merujuk pada definisi sesuai ketentuan PerUU: 1. Promosi obat adalah semua kegiatan pemberian informasi dan himbauan mengenai obat jadi yang memiliki izin edar yang dilakukan oleh industri farmasi dan pedagang besar farmasi dengan tujuan meningkatkan peresepan, distribusi, penjualan dan/atau penggunaan obat. 2. Iklan Obat yang selanjutnya disebut Iklan adalah setiap keterangan atau pernyataan mengenai Obat dalam bentuk gambar, tulisan, atau bentuk lain yang dilakukan dengan berbagai cara untuk pemasaran dan/atau perdagangan Obat. Terkait penjualan yang secara langsung yang dapat diakses masyarakat seperti misalnya menampilkan informasi produk obat keras pada tampilan muka platform. Latar belakang pengaturan pada Pasal 22 ini bertujuan untuk mengurangi praktik swamedikasi menggunakan obat keras dan menyelaraskan pola pengaturan obat keras yang diedarkan secara offline. Ketentuan dalam Pasal 22 PerBPOM 14 Tahun 2024 ini juga sejalan dengan pengaturan pada Pasal 24 PerBPOM 2 Tahun 2021 tentang Pedoman Pengawasan Periklanan Obat yang mengatur larangan obat keras, narkotika dan/atau prikotropika diiklankan kepada masyarakat umum. |
17 |
Lampiran 2: DAFTAR OBAT TERTENTU YANG DIBATASI DALAM PEREDARAN SECARA DARING LANGSUNG KEPADA MASYARAKAT # Prekursor Farmasi a. sesuai yang tercantum dalam resep; atau b. paling banyak untuk kebutuhan pengobatan selama 3 (tiga) hari dalam rangka swamedikasi. # Obat keras yang termasuk OOT hanya bisa diserahkan berdasarkan resep elektronik dengan sistem tertutup yaitu resep langsung dikirim dalam Sistem Elektronik dari dokter ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan. # Obat disfungsi ereksi hanya bisa diserahkan berdasarkan resep elektronik dengan sistem tertutup yaitu resep langsung dikirim dalam Sistem Elektronik dari dokter ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan. |
1. Perlu adanya penjelasan, definisi dan contoh terkait "kosmetik isi ulang". 2. Perlu list produk yang termasuk kategori “obat tertentu yang dibatasi dalam peredaran secara daring langsung kepada masyarakat”. |
1. Sesuai dengan ketentuan Pasal 1 Peraturan BPOM No. 12 Tahun 2023 tentang Pengawasan Pembuatan dan Peredaran Kosmetik, Kosmetik Isi Ulang didefinisikan sebagai kosmetik yang dikemas kembali ke dalam wadah sesuai dengan permintaan konsumen yang dilakukan di fasilitas isi ulang kosmetik. Kosmetik yang dapat diedarkan di fasilitas isi ulang kosmetik merupakan kosmetik yang telah memiliki nomor notifikasi. 2. Daftar produk yang termasuk kategori obat tertentu yang dibatasi dalam peredarannya secara daring yaitu: a. Prekursor farmasi, contoh obat yang mengandung zat aktif berupa efedrin, pseudoefedrin, norephedrine/phenylpropanolamine, ergotamin, ergometrin, dan kalium permanganat. b. Obat keras yang termasuk OOT, contoh obat yang mengandung zat aktif dekstrometorfan, tramadol, amitriptilin, triheksifenidil, klorpromazin, haloperidol. c. Obat disfungsi ereksi, contoh obat yang mengandung zat aktif sildenafil, tadalafil, dan vardenafil. Daftar produk dapat mengacu pada https://cekbpom.pom.go.id/. |
Statistik Pengunjung
Hari ini 615
Minggu ini 6207
Bulan ini 35809
Total Pengunjung 852196
Polling
Ikuti Kami
1 500 533
Direktorat Standardisasi Obat dan NAPPZA
Gedung Batik Lantai 1
Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta
Pusat 10560 Indonesia.
Copyright © 2024 Direktorat Standardisasi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif All Rights Reserved